Ismail Haniyah:
Pembebasan Al Quds Dari Penjajahan Zionis Semakin Dekat
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Ismail Haniyah dalam pernyataan terbarunya berkenaan dengan hari aksi solidaritas Palestina se dunia mengatakan, "Aksi solidaritas dunia atas Al Quds setelah shalat Jum'at diadakan di Gaza, tuntutan aksi ini jelas, menuntut agar rezim Zionis keluar dari Al Quds, dan kami yakin hari terbebasnya Al Quds dari cengkraman penjajah semakin dekat."
Perdana Menteri Palestina tersebut selanjutnya menambahkan, "Kami mengharapkan kepada warga Arab dan dunia Islam secara keseliruhan untuk senantiasa menempatkan al Quds dan masjid al Aqsa dalam hati-hati mereka, bahwa apapun yang terjadi terhadap tempat-tempat yang disucikan umat Islamitu adalah juga urusan mereka, bukan hanya menjadi urusan bangsa Palestina saja. Rezim Israel semakin terang-terangan menampakkan keinginan mereka untuk menjadikan Baitul Muqaddas sebagai tempat peribadatan Yahudi dan menyingkirkan umat Islam dari sana, karenanya menjadi kewajiban kaum muslimin untuk mencegah dan menghalangi keinginan mereka itu.".
Ismail Haniyah, Perdana Menteri Palestina dalam pernyataannya setelah shalat Jum'at (30/3) menyebutkan hari pembebasan Palestina dari cengkraman rezim Zionis semakin dekat. Upaya Israel membuat pemukiman Yahudi di kawasan Baitul Muqaddas tidak akan mampu menyingkirkan kecintaan dan perhatian umat Islam akan kiblat pertama umat Islam tersebut.
Perdana Menteri Palestina tersebut selanjutnya menambahkan, "Kami mengharapkan kepada warga Arab dan dunia Islam secara keseliruhan untuk senantiasa menempatkan al Quds dan masjid al Aqsa dalam hati-hati mereka, bahwa apapun yang terjadi terhadap tempat-tempat yang disucikan umat Islamitu adalah juga urusan mereka, bukan hanya menjadi urusan bangsa Palestina saja. Rezim Israel semakin terang-terangan menampakkan keinginan mereka untuk menjadikan Baitul Muqaddas sebagai tempat peribadatan Yahudi dan menyingkirkan umat Islam dari sana, karenanya menjadi kewajiban kaum muslimin untuk mencegah dan menghalangi keinginan mereka itu.".
Ismail Haniyah, Perdana Menteri Palestina dalam pernyataannya setelah shalat Jum'at (30/3) menyebutkan hari pembebasan Palestina dari cengkraman rezim Zionis semakin dekat. Upaya Israel membuat pemukiman Yahudi di kawasan Baitul Muqaddas tidak akan mampu menyingkirkan kecintaan dan perhatian umat Islam akan kiblat pertama umat Islam tersebut.
|
(Ahlul Bayt News Agency) - Egyptian Foreign Minister Mohamed Kamel Amr has warned against arming Syrian rebels, saying such a move could lead to a full-blown civil war in Syria.
Amr made the remarks on Monday, calling for a peaceful solution to the situation in the country.
"We want to give a chance for UN-Arab League envoy Kofi Annan's mission to Syria to see what will come of it… I hope that there would be a non-military solution to the crisis through the Arab states' initiative,” he said.
"Arming the Syrian opposition, as Egypt sees it, will increase the rate of killings and will transform the situation in Syria as a whole to a full civil war," Amr added.
The comments came a day after representatives from Western and some Arab states met in Turkey to discuss the situation in Syria.
On Sunday, several Persian Gulf Arab states and the United States pledged 100 million dollars to provide salaries and communications equipment for Syrian rebels fighting against the government.
The countries, led by Saudi Arabia, Qatar and the United Arab Emirates, made the offer at an Istanbul conference of the “Friends of Syria”, a grouping of some 70 Western and Arab countries, which Damascus calls the "enemies of Syria”.
Syria has been experiencing unrest since mid-March 2011 and many people, including security forces, have lost their lives in the violence.
The West and the Syrian opposition accuse the government of killing the protesters. But Damascus blames ''outlaws, saboteurs and armed terrorist groups'' for the unrest, stating that it is being orchestrated from abroad.
Amr made the remarks on Monday, calling for a peaceful solution to the situation in the country.
"We want to give a chance for UN-Arab League envoy Kofi Annan's mission to Syria to see what will come of it… I hope that there would be a non-military solution to the crisis through the Arab states' initiative,” he said.
"Arming the Syrian opposition, as Egypt sees it, will increase the rate of killings and will transform the situation in Syria as a whole to a full civil war," Amr added.
The comments came a day after representatives from Western and some Arab states met in Turkey to discuss the situation in Syria.
On Sunday, several Persian Gulf Arab states and the United States pledged 100 million dollars to provide salaries and communications equipment for Syrian rebels fighting against the government.
The countries, led by Saudi Arabia, Qatar and the United Arab Emirates, made the offer at an Istanbul conference of the “Friends of Syria”, a grouping of some 70 Western and Arab countries, which Damascus calls the "enemies of Syria”.
Syria has been experiencing unrest since mid-March 2011 and many people, including security forces, have lost their lives in the violence.
The West and the Syrian opposition accuse the government of killing the protesters. But Damascus blames ''outlaws, saboteurs and armed terrorist groups'' for the unrest, stating that it is being orchestrated from abroad.
Suriah:
Organisasi Human Rights Watch Dunia Mengecam Pemberontakan di Syria
|
Menurut Kantor Berita ABNA, konspirasi fraksi Barat-Arab untuk menjatuhkan rezim Assad di Suriah masih terus berlanjut, meskipun itu telah menempuh berbagai cara. Human Rights Watch (HRW) organisasi penegakan HAM memberikan pernyataan bahwa yang bertanggungjawab atas terjadinya pembantaian warga sipil di Suriah adalah pihak oposisi Suriah. Merekalah dalang dibalik berbagai konflik berdarah yang terjadi di Suriah dan secara membabibuta telah melakukan pembantaian massal terhadap warga sipil ynag tidak bersalah dan menyebut bahwa rezim Assad yang telah melakukannya. HRW juga menuntut agar Barat menghentikan dukungannya terhadap kelompok oposisi tersebut dan menyatakan secara terbuka kejadian sebenarnya di Suriah.
HRW turut mengecam aksi brutal kelompok oposisi Suriah yang telah memicu konflik dan ketidak amanan di Suriah. Dalam sebuah pernyataan HRW, kelompok pemberontak dilaporkan telah melakukan berbagai aksi teror seperti penculikan, penyiksaan pasukan keamanan dan menghukum gantung anggota kepolisian pemerintah.
HRW menyatakan, berdasarkan wawancara dengan beberapa saksi-saksi menjelaskan bahwa kelompok pemberontak bersenjata mempunyai semangat anti Syiah dan Alawi. Selain itu, Sarah Leah Whitson, pengurus Human Rights Watch bagian kawasan Timur Tengah dan Utara Afrika berkata kelompok oposisi sepatutnya menghargai hak asasi manusia.
Berdasarkan laporan tersebut, sebuah kelompok bersenjata yang dikaitkan dengan Abu Isa telah menculik seorang pejabat pemerintah Suriah, beliau disiksa bersama dua orang lainnya sebelum akhirnya dibunuh di Idlib. Disebutkan bahwa korban-korban penculikan akan mendapatkan siksaan setrum di kursi listrik.
Sementara itu media berita setempat melaporkan dari Suriah bahwa kelompok oposisi telah melakukan serangan bom mobil di Dar'a. Berdasarkan laporan tersebut, pelaku peledakan terbunuh setelah meledakkan bom dalam mobil yang ditumpanginya bersama beberapa warga sipil dan anggota kepolisian Suriah. Ledakan tersebut juga menyebabkan bangunan disekitarnya rusak berat.
HRW turut mengecam aksi brutal kelompok oposisi Suriah yang telah memicu konflik dan ketidak amanan di Suriah. Dalam sebuah pernyataan HRW, kelompok pemberontak dilaporkan telah melakukan berbagai aksi teror seperti penculikan, penyiksaan pasukan keamanan dan menghukum gantung anggota kepolisian pemerintah.
HRW menyatakan, berdasarkan wawancara dengan beberapa saksi-saksi menjelaskan bahwa kelompok pemberontak bersenjata mempunyai semangat anti Syiah dan Alawi. Selain itu, Sarah Leah Whitson, pengurus Human Rights Watch bagian kawasan Timur Tengah dan Utara Afrika berkata kelompok oposisi sepatutnya menghargai hak asasi manusia.
Berdasarkan laporan tersebut, sebuah kelompok bersenjata yang dikaitkan dengan Abu Isa telah menculik seorang pejabat pemerintah Suriah, beliau disiksa bersama dua orang lainnya sebelum akhirnya dibunuh di Idlib. Disebutkan bahwa korban-korban penculikan akan mendapatkan siksaan setrum di kursi listrik.
Sementara itu media berita setempat melaporkan dari Suriah bahwa kelompok oposisi telah melakukan serangan bom mobil di Dar'a. Berdasarkan laporan tersebut, pelaku peledakan terbunuh setelah meledakkan bom dalam mobil yang ditumpanginya bersama beberapa warga sipil dan anggota kepolisian Suriah. Ledakan tersebut juga menyebabkan bangunan disekitarnya rusak berat.
Inggris:
Inggris Mengaku Beri Bantuan untuk Gulingkan Bashar Al-Assad
|
Menurut Kantor Berita ABNA, William Hague, menteri luar negeri Inggris akhirnya memberi pengakuan dalam pernyataan terbarunya bahwa Inggris terlibat dalam upaya penggulingan Bashar Al Assad Presiden Suriah dengan memberikan dukungan dan bantuan material kepada kelompok oposisi Suriah.
Kantor Berita Fars News menyebutkan, Hague mengajukan berbagai rencana peningkatan dukungan terhadap kelompok-kelompok bersenjata di Suriah.
Setelah konfirmasi langsung Hague atas dukungan negaranya terhadap kelompok besenjata Suriah itu, pemerintah Inggris berencana mengirim bantuan lebih banyak kepada kelompok oposisi dalam rangka membantu mereka menggulingkan pemerintahan Assad.
Hague menolak intervensi militer di Suriah namun pada saat yang sama ia mendukung pengiriman bantuan kepada kelompok-kelompok bersenjata Suriah itu berupa perlengkapan komunikasi strategis.
Sumber-sumber diplomatik menyatakan bahwa kondisi di Suriah menyerupai perang dalam negeri di Libya dan bahwa Inggris telah menyedikan sarana radio dan alat-alat komunikasi untuk kelompok oposisi Suriah agar dapat memiliki siaran radio. Upaya tersebut dibantu langsung oleh Turki dan negara-negara jiran Suriah.
Inggris juga mendukung sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa guna mengguncang pemerintahan Assad. Berdasarkan sanksi tersebut, bank sentral Suriah tidak dapat bertransaksi dengan lembaga-lembaga finansial Uni Eropa.
Selain itu, para pejabat Suriah tidak diperkenankan berkunjung ke Eropa dan seluruh aset pemerintah Suriah di benua Eropa dibekukan. Hague memprotes instabilitas di Suriah dengan menarik Duta Besar Inggris untuk Damaskus
Kantor Berita Fars News menyebutkan, Hague mengajukan berbagai rencana peningkatan dukungan terhadap kelompok-kelompok bersenjata di Suriah.
Setelah konfirmasi langsung Hague atas dukungan negaranya terhadap kelompok besenjata Suriah itu, pemerintah Inggris berencana mengirim bantuan lebih banyak kepada kelompok oposisi dalam rangka membantu mereka menggulingkan pemerintahan Assad.
Hague menolak intervensi militer di Suriah namun pada saat yang sama ia mendukung pengiriman bantuan kepada kelompok-kelompok bersenjata Suriah itu berupa perlengkapan komunikasi strategis.
Sumber-sumber diplomatik menyatakan bahwa kondisi di Suriah menyerupai perang dalam negeri di Libya dan bahwa Inggris telah menyedikan sarana radio dan alat-alat komunikasi untuk kelompok oposisi Suriah agar dapat memiliki siaran radio. Upaya tersebut dibantu langsung oleh Turki dan negara-negara jiran Suriah.
Inggris juga mendukung sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa guna mengguncang pemerintahan Assad. Berdasarkan sanksi tersebut, bank sentral Suriah tidak dapat bertransaksi dengan lembaga-lembaga finansial Uni Eropa.
Selain itu, para pejabat Suriah tidak diperkenankan berkunjung ke Eropa dan seluruh aset pemerintah Suriah di benua Eropa dibekukan. Hague memprotes instabilitas di Suriah dengan menarik Duta Besar Inggris untuk Damaskus
Syria:
|
Menurut Kantor Berita ABNA, masalah Suriah hangat dibahas dalam pertemuan Liga Arab di Baghdad kamis (29/3). Mayoritas penguasa Arab menginginkan agar secepatnya perdamaian dan kestabilan Negara terwujud di Suriah, sementara mereka sendiri mengetahui bahwa keamanan sulit tercapai dan konflik terus berlanjut karena adanya dukungan Paksi Barat-Arab dalam mendukung kelompok oposisi bahkan memberikan bantuan persenjataan kepada kelompok teroris yang membuat semakin sulitnya menemukan kata sepakat antara pemerintah Suriah dengan kelompok oposisi.
Berikut kami sajikan beberapa berita terhangat yang terjadi di Suriah:
Lima akademisi Iran yang Diculik Kelompok Teroris Akhirnya Dibebaskan
Menurut Kantor Berita Press TV, lima akademisi Iran yang diculik kelompok teroris akhirnya dibebaskan dan saat ini sedang berada di Turki. Kelimanya diculik sejak tiga bulan lalu di kota Homs.
Terbunuhnya Kolonel Suriah
Koran Al-Thawrah menurunkan berita mengenai seorang pejabat militer Suriah berpangkat Kolonel dibunuh oleh 4 pria bersenjata di wilayah Jobar, Damsyiq.
Kantor Berita Suriah (SANA) pada saat yang sama juga memberitakan mengenai nasib dua lagi kolonel Suriah dibunuh di kota Halab, kawasan bagian utara negara tersebut.
SANA juga turut melaporkan mengenai empat orang tentara dan seorang polisi yang sebelumnya telah mengalami penculikan dan penahanan oleh kelompok oposisi di Idlib telah berhasil diselamatkan pasukan keamanan Suriah dalam satu operasi penyerangan ke sarang kelompok oposisi tersebut. kelompok oposisi yang mulai terdesak dan sering mengalami kekalahan ketika berhadapan dengan pasukan keamanan pemerintah menumpahkan rasa frustasi mereka dengan melakukan pembunuhan dan pembantaian warga sipil yang tidak berdosa, dan secara manipulatif menyatakan bahwa pelaku pembunuhan warga adalah pihak keamanan Suriah.
Washington Tekan Bashar Asad
Meskipun Suriah telah menyatakan kesediaan untuk bekerjasama sebagaimana yang diserukan Liga Arab, namun Menteri Luar Negeri Amerika Serikat tetap meluapkan rasa tidak puasnya dan masih tetap bertekad mengambil tindakan terhadap Suriah.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland dalam salah satu jumpa pers dihadapan media menyatakan presiden Bashar Asad enggan bekerjasama dengan Liga Arab dan tidak peduli atas nasehat pesan damai dari mantan Sekjen PBB, Kofi Annan.
Nuland turut menyatakan kebimbangan Amerika Serikat mengenai tragedi di Suriah sambil berjanji, negaranya akan bertindak menekan Suriah.
12 Utusan Kurdi Keluar dari Kelompok Anti-Suriah
Menurut laporan Kantor Berita Khabar Yek, pertemuan dua hari kelompok oposisi Suriah di Istanbul atas nama "Rakan Suriah" dikejutkan dengan keputusan 12 perwakilan suku Kurdis keluar dari dewan perhimpunan. Laporan media Turki tersebut menyatakan perselisihan tersebut muncul akibat wakil-wakil yang hadir menuntut secara resmi pengakuan hak-hak asasi mereka di Suriah.
Bashar Asad Tampil di Baba Umar
Presiden Bashar Asad rabu (28/3) muncul di kawasan Baba Umar, Homs untuk melihat sendiri kekalahan telak pihak pemberontak. Beliau sempat berkunjung dan berdialog langsung dengan warga setempat yang telah kembali ke rumah masing-masing setelah kawasan tersebut mulai aman dan berada dalam kendali sepenuhnya di tangan pemerintah.
Presiden Suriah tersebut berjanji akan segera membangunkan semua sarana dan prasarana yang rusak dan hancur akibat perbuatan kelompok pemberontak. Beliau menekankan bahwa pihak pemerintah tidak akan berhenti dari melaksanakan tanggung jawabnya menjaga keamanan dan keselamatan warga meskipun operasi mengusir pemberontak telah mencapai keberhasilan.
Berikut kami sajikan beberapa berita terhangat yang terjadi di Suriah:
Lima akademisi Iran yang Diculik Kelompok Teroris Akhirnya Dibebaskan
Menurut Kantor Berita Press TV, lima akademisi Iran yang diculik kelompok teroris akhirnya dibebaskan dan saat ini sedang berada di Turki. Kelimanya diculik sejak tiga bulan lalu di kota Homs.
Terbunuhnya Kolonel Suriah
Koran Al-Thawrah menurunkan berita mengenai seorang pejabat militer Suriah berpangkat Kolonel dibunuh oleh 4 pria bersenjata di wilayah Jobar, Damsyiq.
Kantor Berita Suriah (SANA) pada saat yang sama juga memberitakan mengenai nasib dua lagi kolonel Suriah dibunuh di kota Halab, kawasan bagian utara negara tersebut.
SANA juga turut melaporkan mengenai empat orang tentara dan seorang polisi yang sebelumnya telah mengalami penculikan dan penahanan oleh kelompok oposisi di Idlib telah berhasil diselamatkan pasukan keamanan Suriah dalam satu operasi penyerangan ke sarang kelompok oposisi tersebut. kelompok oposisi yang mulai terdesak dan sering mengalami kekalahan ketika berhadapan dengan pasukan keamanan pemerintah menumpahkan rasa frustasi mereka dengan melakukan pembunuhan dan pembantaian warga sipil yang tidak berdosa, dan secara manipulatif menyatakan bahwa pelaku pembunuhan warga adalah pihak keamanan Suriah.
Washington Tekan Bashar Asad
Meskipun Suriah telah menyatakan kesediaan untuk bekerjasama sebagaimana yang diserukan Liga Arab, namun Menteri Luar Negeri Amerika Serikat tetap meluapkan rasa tidak puasnya dan masih tetap bertekad mengambil tindakan terhadap Suriah.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland dalam salah satu jumpa pers dihadapan media menyatakan presiden Bashar Asad enggan bekerjasama dengan Liga Arab dan tidak peduli atas nasehat pesan damai dari mantan Sekjen PBB, Kofi Annan.
Nuland turut menyatakan kebimbangan Amerika Serikat mengenai tragedi di Suriah sambil berjanji, negaranya akan bertindak menekan Suriah.
12 Utusan Kurdi Keluar dari Kelompok Anti-Suriah
Menurut laporan Kantor Berita Khabar Yek, pertemuan dua hari kelompok oposisi Suriah di Istanbul atas nama "Rakan Suriah" dikejutkan dengan keputusan 12 perwakilan suku Kurdis keluar dari dewan perhimpunan. Laporan media Turki tersebut menyatakan perselisihan tersebut muncul akibat wakil-wakil yang hadir menuntut secara resmi pengakuan hak-hak asasi mereka di Suriah.
Bashar Asad Tampil di Baba Umar
Presiden Bashar Asad rabu (28/3) muncul di kawasan Baba Umar, Homs untuk melihat sendiri kekalahan telak pihak pemberontak. Beliau sempat berkunjung dan berdialog langsung dengan warga setempat yang telah kembali ke rumah masing-masing setelah kawasan tersebut mulai aman dan berada dalam kendali sepenuhnya di tangan pemerintah.
Presiden Suriah tersebut berjanji akan segera membangunkan semua sarana dan prasarana yang rusak dan hancur akibat perbuatan kelompok pemberontak. Beliau menekankan bahwa pihak pemerintah tidak akan berhenti dari melaksanakan tanggung jawabnya menjaga keamanan dan keselamatan warga meskipun operasi mengusir pemberontak telah mencapai keberhasilan.
Suriah:
Jutaan Rakyat Suriah Dukung Rezim Bashar Al Asad
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Rakyat Suriah tumpah ruah di Damaskus dan berbagai wilayah lain Kamis (15/3) untuk memberikan dukungan mereka terhadap Bashar Asad setelah presiden tersebut mengumumkan secara resmi dimulainya reformasi, penciptaan kestabilan dan keamanan negara itu.
Para pengunjuk rasa mengumandangkan slogan mengutuk intervensi dan campur tangan Qatar, Arab Saudi dan AS dalam urusan dalam negeri Suriah. Mereka menegaskan, rakyat Suriah tidak perlu campur tangan Negara manapun untuk menyelesaikan problem nasional mereka karena Suriah jauh lebih kuat dari yang Negara-negara itu bayangkan, justru mereka balik menyerang bahwa AS dan sekutu-sekutunyalah yang akan hancur dikemudian hari.
Selain itu, jutaan warga Suriah tersebut bukan hanya membawa dan mengibarkan bendera nasional mereka namun juga mengibarkan bendera Palestina dan Bahrain serta gambar-gambar presiden yang mereka elukan dan dukung. Adanya aksi dukungan rakyat Suriah tersebut atas kepemimpinan presiden Bashar Assad dalam menghadapi tekanan asing meruntuhkan klaim Barat dan Negara-negara Arab tetangga bahwa Asad bersikap diktator dalam mengurusi negaranya dan tidak lagi mendapat dukungan rakyatnya.
Demonstrasi pro-pemerintah juga digelar di beberapa kota lainnya di seluruh Suriah. Pawai akbar di Damaskus diadakan dua hari setelah Presiden Assad mengumumkan bahwa pemilu parlemen akan digelar pada tanggal 7 Mei. Pemilu tersebut merupakan pemilu legislatif ketiga di Suriah sejak Bashar Assad menjabat presiden pada tahun 2000.
Pemilu parlemen akan diselenggarakan di bawah konstitusi baru yang disetujui oleh mayoritas pemilih Suriah dalam referendum 26 Februari lalu. Pada tanggal 28 Februari, Presiden Assad mendukung konstitusi baru sebagai bagian dari reformasi yang dijanjikannya.
Konstitusi baru menghapus Pasal 8 yang menyatakan bahwa Partai Baath sebagai pemimpin negara dan masyarakat. Selain itu, Undang-undang Dasar baru juga menetapkan sistem multipartai di Suriah dan membatasi jabatan presiden sampai dua periode, di mana satu periodenya tujuh tahun.
Pemilu parlemen yang akan digelar pada tanggal 7 Mei nanti juga akan menjadi pemilu parlemen pertama di bawah sistem multipartai baru.
Suriah telah mengalami kerusuhan sejak pertengahan Maret 2011. Pada tanggal 20 Februari, Presiden Assad mengatakan bahwa beberapa negara asing telah memicu gejolak di Suriah dengan mendukung dan mendanai kelompok teroris bersenjata untuk melawan pemerintah.
Para pengunjuk rasa mengumandangkan slogan mengutuk intervensi dan campur tangan Qatar, Arab Saudi dan AS dalam urusan dalam negeri Suriah. Mereka menegaskan, rakyat Suriah tidak perlu campur tangan Negara manapun untuk menyelesaikan problem nasional mereka karena Suriah jauh lebih kuat dari yang Negara-negara itu bayangkan, justru mereka balik menyerang bahwa AS dan sekutu-sekutunyalah yang akan hancur dikemudian hari.
Selain itu, jutaan warga Suriah tersebut bukan hanya membawa dan mengibarkan bendera nasional mereka namun juga mengibarkan bendera Palestina dan Bahrain serta gambar-gambar presiden yang mereka elukan dan dukung. Adanya aksi dukungan rakyat Suriah tersebut atas kepemimpinan presiden Bashar Assad dalam menghadapi tekanan asing meruntuhkan klaim Barat dan Negara-negara Arab tetangga bahwa Asad bersikap diktator dalam mengurusi negaranya dan tidak lagi mendapat dukungan rakyatnya.
Demonstrasi pro-pemerintah juga digelar di beberapa kota lainnya di seluruh Suriah. Pawai akbar di Damaskus diadakan dua hari setelah Presiden Assad mengumumkan bahwa pemilu parlemen akan digelar pada tanggal 7 Mei. Pemilu tersebut merupakan pemilu legislatif ketiga di Suriah sejak Bashar Assad menjabat presiden pada tahun 2000.
Pemilu parlemen akan diselenggarakan di bawah konstitusi baru yang disetujui oleh mayoritas pemilih Suriah dalam referendum 26 Februari lalu. Pada tanggal 28 Februari, Presiden Assad mendukung konstitusi baru sebagai bagian dari reformasi yang dijanjikannya.
Konstitusi baru menghapus Pasal 8 yang menyatakan bahwa Partai Baath sebagai pemimpin negara dan masyarakat. Selain itu, Undang-undang Dasar baru juga menetapkan sistem multipartai di Suriah dan membatasi jabatan presiden sampai dua periode, di mana satu periodenya tujuh tahun.
Pemilu parlemen yang akan digelar pada tanggal 7 Mei nanti juga akan menjadi pemilu parlemen pertama di bawah sistem multipartai baru.
Suriah telah mengalami kerusuhan sejak pertengahan Maret 2011. Pada tanggal 20 Februari, Presiden Assad mengatakan bahwa beberapa negara asing telah memicu gejolak di Suriah dengan mendukung dan mendanai kelompok teroris bersenjata untuk melawan pemerintah.
|
(Ahlul Bayt News Agency) - During the inauguration ceremony of Sayyeda Zeinab (AS) complex in Southern Suburbs of the Lebanese capital of Beirut Friday, Sayyed Nasrallah stated that “the situation in Syria requires a political solution which Hezbollah was calling for since the first day of the crisis.
"UN envoy Kofi Annan’s act in Syria was not based on the Arab League initiative, which means that the option of foreign military intervention in Syria was clearly no longer an issue,” his eminence said.
Sayyed Nasrallah added that only a political solution could resolve the crisis in Syria.
“The political solution is based on two things: dialogue between the regime and the opposition, and reforms.”
“Anything else is neither in the interest of Syria and its people nor in the interest of Palestine. It would be only in Israel’s interest and in the interests of those who want to push the region towards total chaos, which is sought by the Americans,” he warned.
His eminence noted that "there is a decline in the international situation affected the by the status on ground, where the armed opposition is unable to bring down the regime."
“The bid to overthrow the Syrian regime militarily has failed and has significant costs,” he said.
His eminence also ruled out any “foreign military intervention” in the country, saying the U.S. is “weaker than being able” to engage in a military action against Syria given that “they were defeated in Iraq and are facing a dire situation in Afghanistan.”
Moving to the revolution in Bahrain, Sayyed Nasrallah pointed out that “it is normal for Syria to receive regional and international attention, where three summits were held yesterday while the world’s high-influence countries sat on the table, but it is abnormal and rather condemned that the issue of Bahrain is being overlooked.”
“What’s happening in Bahrain is a national tragedy, as there are hundreds of people who are demonstrating and people who are demanding a peaceful solution are being killed every day,” Nasrallah said, accusing the Bahraini regime of “hiring mercenaries” and firing “poisonous gases” against “homes, women and children.”
“This is a type of premeditated murder (with lethal gas bombs),” Sayyed Nasrallah said, adding "this ignorance increases the injustice, but will not affect the morale and determination of the Bahraini people who suffer this situation since the start of their revolutiond."
On Land Day, his eminence noted that it is one of Palestine’s and al-Quds (Jerusalem) days.
“This commemoration has a great significance for it expresses the adherence to Right, Cause, Land and Holy Sites.”
Sayyed Nasrallah believed that Israel is mocking the Arab world and Arab summits with its tendency to seize more pieces of West Bank territory, noting that Palestine remained the first priority due to many factors, particularly the factor of resistance “which kept this cause alive till today.”
“All attempts to root out the Palestinian cause had been failed, despite spending millions of dollars for that purpose,” he stressed, even though "occupiers and conspires want the Palestinian people and our nation to forget Palestine and to give up to this de facto."
His eminence made clear that “the nation does not shoulder responsibility even though it is able to achieve victories. It has significant potential to easily retrieve Palestine and al-Quds.”
Sayyed Nasrallah expressed believes that the future of our region is the future of resistance ideology.
Turning to local affairs, Hezbollah Secretary General said that the government must “work night and day” and in a “serious” manner even if its survival depended on the political factors and the developments in Syria, calling on some parties to “reevaluate” their calculations “given that the general course of things in Syria has become clear.”
“It is true that there are some details and problems and that the security situation needs some time (to return to normalcy) in Syria … but the inclination is clear and thus there’s no need for futile bets,” his eminence said during his televised speech.
“This reevaluation would leave an impact on the internal situations in Lebanon,” he added.
Sayyed Nasrallah stressed that “the government’s survival is in the interest of the country’s security and stability,” calling on the government to be “productive.”
He noted that the rival camp’s “bets on the government’s failure are futile,” adding that “politics topple and make governments in Lebanon.”
“This government must make achievements and must work night and day, even if there is a vote of confidence tomorrow,” he went on to say.
“Politically speaking, the government will survive and that is not because Hezbollah wants it to survive. This is untrue. The political factors and the events in Syria are going in that direction and this is what indicates that the government will stay,” Sayyed Nasrallah added.
His eminence called on the government to shoulder its responsibilities to tackle people’s livelihood issues, concerning “their security, dignity, finances and health.”
Syria: Armed Terrorist Groups Commit Another Massacre in Homs
|
(Ahlul Bayt News Agency) - Armed terrorist groups on Monday committed a new massacre against a number of citizens who were abducted earlier by the terrorists.
The terrorists killed the citizens in a farm at Deir Balba Quarter, the farm was used as a center for torturing and killing citizens.
Authorities found, in the farm, mutilated bodies of the martyrs and sharp tools which were used to torture, kill and mutilate the abducted persons in addition to raw materials used to make explosive devices.
The terrorists killed the citizens in a farm at Deir Balba Quarter, the farm was used as a center for torturing and killing citizens.
Authorities found, in the farm, mutilated bodies of the martyrs and sharp tools which were used to torture, kill and mutilate the abducted persons in addition to raw materials used to make explosive devices.
Persian Gulf Countries Sending Secret Messages to Syrian President: We’re not against You
|
(Ahlul Bayt News Agency) - A prominent Saudi figure explained to his Syrian interlocutors that "there is royal disquiet from some of Foreign Minister Saud al-Faisal's statements."
"King Abdullah did not want from the beginning to get involved in Syria, even if he wanted -as many Arabs do- to put a fast end to the military operations in Syria," the source claimed.
In addition the paper revealed that "Bahrain had sent recently positive messages to Damascus, including a desire to help in calming the Syrian situation," pointing out that "security lines extend from Manama to Damascus all the way to Tehran."
In parallel, the royal family in Kuwait sent a message to Damascus in which it hailed all the initiatives of the late President Hafez al-Assad during the Iraqi invasion to Kuwait.
"The Islamic Movement pressure didn't prevent some of those in power to say that al-Assad's toppling is no more a choice," Kuwaiti sources told "as-Safir".
Moreover, the paper added that "the UAE started to think seriously of facilitating the mediation between the Syrian regime and the internal Syrian opposition inside."
"We are aware of the impossibility of toppling the Syrian regime, and we want to actually stop the bloodshed," UAE's sources stressed to "as-Safir" highlighting that "there must be a serious dialogue between the al-Assad's regime and the internal opposition of the interior, because that will give important signals."
"We are ready to play this role," the sources concluded.
"King Abdullah did not want from the beginning to get involved in Syria, even if he wanted -as many Arabs do- to put a fast end to the military operations in Syria," the source claimed.
In addition the paper revealed that "Bahrain had sent recently positive messages to Damascus, including a desire to help in calming the Syrian situation," pointing out that "security lines extend from Manama to Damascus all the way to Tehran."
In parallel, the royal family in Kuwait sent a message to Damascus in which it hailed all the initiatives of the late President Hafez al-Assad during the Iraqi invasion to Kuwait.
"The Islamic Movement pressure didn't prevent some of those in power to say that al-Assad's toppling is no more a choice," Kuwaiti sources told "as-Safir".
Moreover, the paper added that "the UAE started to think seriously of facilitating the mediation between the Syrian regime and the internal Syrian opposition inside."
"We are aware of the impossibility of toppling the Syrian regime, and we want to actually stop the bloodshed," UAE's sources stressed to "as-Safir" highlighting that "there must be a serious dialogue between the al-Assad's regime and the internal opposition of the interior, because that will give important signals."
"We are ready to play this role," the sources concluded.
Krisis Suriah :
Konspirasi Busuk Saudi Arabia, Qatar dan Antek-antek Zionis
|
Menarik mencermati perkataan wakil Menteri Luar Negeri Iran urusan Arab dan Afrika, Hossein Amir-Abdollahian, dalam sebuah wawancara (8/3) yang dimuat di Islam Times beberapa hari lalu, ketika itu ia mengatakan bahwa Iran tidak akan pernah mengizinkan Amerika Serikat mengambil keuntungan dari krisis yang melanda Suriah. Iran juga tidak akan membiarkan AS mengganggu keseimbangan kekuasaan di wilayah tersebut.
Fokus tulisan ini bukan untuk mendedah hasil wawancara itu (diperlukan tulisan tersendiri untuk membahasnya), tapi akan membahas krisis bikinan paksa yang terjadi di suriah dan konspirasi busuk yang sebenarnya terjadi untuk melengserkan paksa pemerintahan al Asad. Dengan perlahan, terutama setelah semua upaya menggulingkan pemerintahan suriah dukungan rakyat gagal dilakukan, krisis Suriah membuka mata dunia dan mempertontonkan kebusukan musuh-musuh suriah sebenarnya.
1. Amerika, Israel dan NATO
Hampir semua kerusuhan, peperangan dan teror yang terjadi khususnya di Timur Tengah, dalangnya adalah Amerika-Israel dengan menggunakan NATO sebagai ujung tombaknya. Arab spring yang terjadi di dunia Arab sebenarnya konspirasi mereka meskipun tidak semuanya sejalan dengan skenario yang sudah mereka persiapkan. Dikarenakan bangkitnya kesadaran rakyat dan rindunya mereka dengan kebebasan dan kemulian Islam yang selama ini terpendam dalam kubangan lumpur dosa para pemimpin boneka Amerika dan budak Israel.
Suriah adalah diantara negara yang berusaha dikudeta secara halus dengan cara menggunakan segelintir oposisi binaan CIA yang sudah dipersiapkan, baik dana maupun persenjataan. Perusuh-perusuh binaan ini adalah para teroris yang tidak segan membunuh sipil dan anak-anak kecil sekalipun. Barat menamakan mereka “aktivis”.
Amerika – Israel begitu bernafsu menggulingkan pemerintahan sah Damaskus dan menggunakan segalam macam cara termasuk veto PBB, dikarenakan dukungan penuh dan tanpa henti Suriah terhadap trio muqowamah; Iran, Hamas dan Hizbullah. Inilah inti sebenarnya kengotototan Washington. Di samping itu, karena Damaskus begitu mesra dengan musuh Amerika, Rusia dan Cina. Sehingga banyak analis perang mengatakan kalau krisis suriah sebenarnya perang antara Amerika vs Rusia Cina. Bahkan kalau seandainya perang jadi digelar akan terjadi perang dunia ketiga.
Maka tidak heran, jika Amerika-Israel tidak segegabah menurunkan NATO. Sebagaimana kasus Libya yang secara langsung dan prontal mengobarkan perang. Disamping sudah kehabisan modal juga terlalu beresiko kalau mengobarkan perang baru, maka konspirasi Amerika-Israel dengan mempersenjatai teroris dan NATO secara tidak langsung.
Dalam sebuah operasi yang dilakukan pemerintah Suriah di kota Homs terungkap bahwa agen Mossad, CIA dan Blackwater terlibat dalam kekerasan militer di Suriah.
Bukti keterlibatan itu terkuak saat pihak militer Suriah menangkap 700 orang bersenjata dan mereka adalah warga Arab, Israel, dan Amerika yang menggunakan senjata buatan Eropa . Tulis Media Rusia, Rabu (7/3) Al-manar juga melaporkan bahwa Pasukan keamanan Suriah mendapat bukti yang kuat atas keterlibatan militer Barat 'dalam konflik internal Suriah,
Ahli urusan strategis Suriah, Salim Harba mengatakan, "Orang-orang bersenjata yang ditangkap adalah warga Negara Arab, Irak, dan Libanon. Di antara mereka adalah juga agen intelijen Qatar dan non-Arab pejuang dari Afghanistan, Turki, dan beberapa negara Eropa seperti Perancis, "
Harba juga mengatakan bahwa kantor koordinasi opoisi yang berada di Qatar adalah disponsori oleh Amerika. Selain itu, Kebocoran informasi yang diperolah dari perusahaan intelijen Stratfor juga menunjukkan tentara NATO yang menyamar sudah berada di berbagai tempat di Suriah sejak lama.
2. Liga Arab, Saudi, Qatar dan Turki
Dalam krisis yang terjadi di Suriah, Liga Arab sudah kehilangan legitimasinya. Sejatinya, Suriah yang nota bene merupakan anggota Liga Arab dan berhak mendapat perlindungan, justru menjadi korban kebijakan pengayomnya. Dari awal sejak krisis Suriah terjadi, negara-negara liga Arab justru mengembargo pemerintahan Asad dan menguncilkan Damaskus. Dan liga Arab pulalah yang memaksa krisis Suriah menjadi urusan internasional dengan melibatkan PBB.
Liga Arab menjadi kaki tangan dan corong Amerika-Israel, maka Saudi dan Qatarlah yang mewakili kepentingan mereka, karena mereka punya kepentingan dan urusan yang sama. Disamping unjuk gigi supaya dianggap sebagai negara berpengaruh di kawasan, Saudi dan Qatar juga berupaya menjegal Iran yang dianggap mempunyai pengararuh besar di kawasan.
Menyingkirkan peran Iran terkait krisis Suriah adalah hal penting buat mereka.
Aliran dana dan persenjataan kepada oposisi dan teroris bayaran dari Saudi dan Qatar mengalir deras, dengan melibatkan Turki diperbatasan negaranya. Pelatihan-pelatihan perang kepada oposisi oleh CIA jauh-jauh hari juga sudah dilakukan di Turki.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani dalam pertemuan para menlu Liga Arab di Kairo, Sabtu, 10/03/, begitu bernafsu supaya secepatnya menyerang Suriah.
"Saatnya tiba untuk melaksanakan usul mengirim pasukan Arab dan internasional ke Suriah," kata Sheikh .
Menteri Informasi Suriah, Adnan Mahmud mengatakan, Arab Saudi dan Qatar mendukung "geng teroris bersenjata" beroperasi di Suriah dan mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas insiden pembunuhan di negara ini.
"Beberapa negara mendukung geng teroris bersenjata, seperti Arab Saudi dan Qatar, teroris adalah kaki tangan mereka, dan menargetkan warga Suriah ... mereka harus bertanggung jawab atas pertumpahan darah," kata Mahmoud.
Sheikh Mohammad Alaedin Madhi (16/3), seorang ulama senior Mesir mengatakan, Arab Saudi dan Qatar terang-terangan campur tangan dalam urusan internal negara-negara Muslim lainnya dan menyebut dua negara tersebut sebagai 'pelayan Israel' karena sedang melaksanakan rencana Israel-AS di Suriah.
"Pertama, apakah ada demokrasi di Qatar dan Arab Saudi? Saya tidak berpikir begitu. Mereka sudah mengganggu di Libya. Mereka juga sudah membunuh orang ratusan kali lebih dari yang Gaddafi lakukan di Libya. Mereka (Qatar dan Saudi) tidak ada hubungannya dengan Islam." Kata ulama tersebut dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Press TV di ibukota Mesir, Kairo.
Bahkan utusan PBB-Liga Arab, Kofi Annan ketika berusaha mencari solusi damai atas kerusuhan Suriah dengan cara mendesak supaya menghentikan kekerasan, justru Kelompok-kelompok bersenjata di Suriah binaan Saudi dan Qatar menolak proposal itu.
Mantan Sekjen PBB ini memperingatkan setiap intervensi militer di Suriah dan setiap kesalahan perhitungan tentang Suriah akan berdampak mengerikan bagi kawasan. Dan konspirasi busuk yang berdampak mengerikan di Suriah saat ini justru sedang berlangsung.
3. Al Jazira, Al Arabiya Dan Media-Media Corong Amerika-Israel
Untuk memuluskan konspirasi yang mereka rancang di Suriah, Amerika, Israel, Turki, Saudi dan Qatar menggunakan media-media mainstream sebagai corong kebijakan busuk mereka. Media yang sejatinya sebagai penerang dan alat warta kebenaran dan berkeadilan, ditangan musuh-musuh Suriah menjadi senjata mematikan untuk mempengaruhi opini publik dunia. Media masa mereka menjadi alat pembenaran arogansi. Barat mengedepankan jargon kebebasan bereksperi, tapi itu hanya untuk musuh mereka dan demi kepentingan mereka sendiri. Sangat disayangkan, media-media nasional di Indonesia menelan mentah-mentah pemberitaan bohong itu (baca editorial Islam Times, Kompas Ngawur (Lagi) Soal Pemberitaan Suriah)
Pekerja media di Al Arabiya milik Saudi Arabia dan Al Jazeera milik Qatar, karena kemanusian dan independensinya terusik ketika harus memanifulasi pemberitaan yang bertentangan dengan fakta, ahirnya ramai-ramai mengundurkan diri (baca editorial Islam Times, Al-Jazeera akan Gulung Tikar?) dan berita Tertangkap Basah: CNN Palsukan Video Kerusuhan Suriah)
Duta Suriah untuk PBB Bashar al-Jaafari mengatakan, seorang wartawan dari Kantor Berita Qatar, jaringan TV Al-Jazeera, di London, memberikan catatan kepadanya dan mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Qatar menginstruksikan kepada jaringan Al-Jazeera untuk meningkatkan jam tayang liputan media Al-Jazera terkait kerusuhan pesanan di Suriah, sebelum pertemuan Dewan Keamanan pada tanggal 4 Februari lalu.
Ia pun mengkritik saluran televisi berita, Al Arabiya Saudi dan Al Jazeera milik Qatar, yang didirikan semata untuk "melayani kepentingan Israel."
4. Wahabi, al Qoida dan Fatwa Ulama Saudi
Kospirasi yang lebih busuk lagi dalam krisis politik bikinan di Suriah adalah menyatunya antara Fatwa ulama Saudi untuk membenarkan tindakan pemerintahannya mengintervensi Suriah dan seruan pemimpin al Qoida pengganti Osama kepada para pengikutnya untuk mendukung pemberontak dan kesemuanya sejalan dengan keinginan Amerika dan Israel.
Mufti Agung Arab Saudi dan Ketua Ulama Senior Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah Al-Sheikh, berfatwa bahwa mendukung Tentara pemberontak di Suriah dan membuatnya lebih kuat seiring dengan semakin lemahnya rezim Suriah adalah bentuk jihad di jalan Allah.
Mufti Wahabi panutan kelompok takfiri tersebut mengatakan bahwa segala hal yang bisa memperkuat Tentara Bebas Suriah dan memperlemah rezim Suriah diperbolehkan oleh Syariah (hukum agama).
"Upaya melemahkan rezim Suriah, adalah cara berjuang untuk Allah" tandasnya.
Pemimpin Al-Qaedah, Ayman Al- Zawahiri dalam sebuah rekaman video berdurasi delapan menit dengan judul Onwards, Lions of Syria di sebuah situs, menyerukan para pengikutnya yang berada di Turki, Irak, Yordania dan Libanon untuk mendukung para pemberontak Suriah.
“Rakyat Suriah masih terus berduka setiap hari, sedangkan Bashar al-Assad tidak kunjung tergoyahkan," ujar al-Zawahiri seperti dikutip Reuters Minggu, (12/2).
Dia pun menyeru pengikut Wahabi supaya membantu saudara-saudaranya di Suriah dengan semua yang mereka bisa, hidupnya, uangnya, serta informasi yang dimiliki.
Sebagaimana diberitakan, Deputi kementerian dalam negeri Irak mengatakan kepada AFP, hari Sabtu (11/02) bahwa orang-orang al Qoida dengan senjata lengkap bergerak dari Irak menuju Suriah. Di Irak mereka meneror orang-orang Syiah dan menimbulkan kekacauan, setelah sebagian tentara Amerika ditarik dari Irak, sekarang di Suriah memerangi pasukan keamanan Suriah demi melancarkan agenda Amerika-Israel, saudi-Qatar.
Disadari atau sengaja, konspirasi ulama Wahabi dan seruan pemimpin al Qaida itu sebenarnya dalam rangka melemahkan perjuangan rakyat Palestina dan demi mendukung eksistensi Zionis di kawasan. Bohong belaka mereka memerangi Amerika dan Israel sedangkan yang memperkuat perlawanan di Palestina adalah Basar al Asad di Suriah.
Amerika, Israel, Saudi, Qatar, Turki, al Qaida adalah setali tiga uang, sama-sama berkonspirasi menimbulkan kekacauan di Suriah demi menggulingkan pemerintah dukungan rakyat pendukung perlawanan Palestina.
Siapa yang akan menang? Kemenangan milik Suriah yang bertahan dan berani melawan dengan dukungan segenap rakyatnya. [IslamTimes/sa]
Fokus tulisan ini bukan untuk mendedah hasil wawancara itu (diperlukan tulisan tersendiri untuk membahasnya), tapi akan membahas krisis bikinan paksa yang terjadi di suriah dan konspirasi busuk yang sebenarnya terjadi untuk melengserkan paksa pemerintahan al Asad. Dengan perlahan, terutama setelah semua upaya menggulingkan pemerintahan suriah dukungan rakyat gagal dilakukan, krisis Suriah membuka mata dunia dan mempertontonkan kebusukan musuh-musuh suriah sebenarnya.
1. Amerika, Israel dan NATO
Hampir semua kerusuhan, peperangan dan teror yang terjadi khususnya di Timur Tengah, dalangnya adalah Amerika-Israel dengan menggunakan NATO sebagai ujung tombaknya. Arab spring yang terjadi di dunia Arab sebenarnya konspirasi mereka meskipun tidak semuanya sejalan dengan skenario yang sudah mereka persiapkan. Dikarenakan bangkitnya kesadaran rakyat dan rindunya mereka dengan kebebasan dan kemulian Islam yang selama ini terpendam dalam kubangan lumpur dosa para pemimpin boneka Amerika dan budak Israel.
Suriah adalah diantara negara yang berusaha dikudeta secara halus dengan cara menggunakan segelintir oposisi binaan CIA yang sudah dipersiapkan, baik dana maupun persenjataan. Perusuh-perusuh binaan ini adalah para teroris yang tidak segan membunuh sipil dan anak-anak kecil sekalipun. Barat menamakan mereka “aktivis”.
Amerika – Israel begitu bernafsu menggulingkan pemerintahan sah Damaskus dan menggunakan segalam macam cara termasuk veto PBB, dikarenakan dukungan penuh dan tanpa henti Suriah terhadap trio muqowamah; Iran, Hamas dan Hizbullah. Inilah inti sebenarnya kengotototan Washington. Di samping itu, karena Damaskus begitu mesra dengan musuh Amerika, Rusia dan Cina. Sehingga banyak analis perang mengatakan kalau krisis suriah sebenarnya perang antara Amerika vs Rusia Cina. Bahkan kalau seandainya perang jadi digelar akan terjadi perang dunia ketiga.
Maka tidak heran, jika Amerika-Israel tidak segegabah menurunkan NATO. Sebagaimana kasus Libya yang secara langsung dan prontal mengobarkan perang. Disamping sudah kehabisan modal juga terlalu beresiko kalau mengobarkan perang baru, maka konspirasi Amerika-Israel dengan mempersenjatai teroris dan NATO secara tidak langsung.
Dalam sebuah operasi yang dilakukan pemerintah Suriah di kota Homs terungkap bahwa agen Mossad, CIA dan Blackwater terlibat dalam kekerasan militer di Suriah.
Bukti keterlibatan itu terkuak saat pihak militer Suriah menangkap 700 orang bersenjata dan mereka adalah warga Arab, Israel, dan Amerika yang menggunakan senjata buatan Eropa . Tulis Media Rusia, Rabu (7/3) Al-manar juga melaporkan bahwa Pasukan keamanan Suriah mendapat bukti yang kuat atas keterlibatan militer Barat 'dalam konflik internal Suriah,
Ahli urusan strategis Suriah, Salim Harba mengatakan, "Orang-orang bersenjata yang ditangkap adalah warga Negara Arab, Irak, dan Libanon. Di antara mereka adalah juga agen intelijen Qatar dan non-Arab pejuang dari Afghanistan, Turki, dan beberapa negara Eropa seperti Perancis, "
Harba juga mengatakan bahwa kantor koordinasi opoisi yang berada di Qatar adalah disponsori oleh Amerika. Selain itu, Kebocoran informasi yang diperolah dari perusahaan intelijen Stratfor juga menunjukkan tentara NATO yang menyamar sudah berada di berbagai tempat di Suriah sejak lama.
2. Liga Arab, Saudi, Qatar dan Turki
Dalam krisis yang terjadi di Suriah, Liga Arab sudah kehilangan legitimasinya. Sejatinya, Suriah yang nota bene merupakan anggota Liga Arab dan berhak mendapat perlindungan, justru menjadi korban kebijakan pengayomnya. Dari awal sejak krisis Suriah terjadi, negara-negara liga Arab justru mengembargo pemerintahan Asad dan menguncilkan Damaskus. Dan liga Arab pulalah yang memaksa krisis Suriah menjadi urusan internasional dengan melibatkan PBB.
Liga Arab menjadi kaki tangan dan corong Amerika-Israel, maka Saudi dan Qatarlah yang mewakili kepentingan mereka, karena mereka punya kepentingan dan urusan yang sama. Disamping unjuk gigi supaya dianggap sebagai negara berpengaruh di kawasan, Saudi dan Qatar juga berupaya menjegal Iran yang dianggap mempunyai pengararuh besar di kawasan.
Menyingkirkan peran Iran terkait krisis Suriah adalah hal penting buat mereka.
Aliran dana dan persenjataan kepada oposisi dan teroris bayaran dari Saudi dan Qatar mengalir deras, dengan melibatkan Turki diperbatasan negaranya. Pelatihan-pelatihan perang kepada oposisi oleh CIA jauh-jauh hari juga sudah dilakukan di Turki.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani dalam pertemuan para menlu Liga Arab di Kairo, Sabtu, 10/03/, begitu bernafsu supaya secepatnya menyerang Suriah.
"Saatnya tiba untuk melaksanakan usul mengirim pasukan Arab dan internasional ke Suriah," kata Sheikh .
Menteri Informasi Suriah, Adnan Mahmud mengatakan, Arab Saudi dan Qatar mendukung "geng teroris bersenjata" beroperasi di Suriah dan mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas insiden pembunuhan di negara ini.
"Beberapa negara mendukung geng teroris bersenjata, seperti Arab Saudi dan Qatar, teroris adalah kaki tangan mereka, dan menargetkan warga Suriah ... mereka harus bertanggung jawab atas pertumpahan darah," kata Mahmoud.
Sheikh Mohammad Alaedin Madhi (16/3), seorang ulama senior Mesir mengatakan, Arab Saudi dan Qatar terang-terangan campur tangan dalam urusan internal negara-negara Muslim lainnya dan menyebut dua negara tersebut sebagai 'pelayan Israel' karena sedang melaksanakan rencana Israel-AS di Suriah.
"Pertama, apakah ada demokrasi di Qatar dan Arab Saudi? Saya tidak berpikir begitu. Mereka sudah mengganggu di Libya. Mereka juga sudah membunuh orang ratusan kali lebih dari yang Gaddafi lakukan di Libya. Mereka (Qatar dan Saudi) tidak ada hubungannya dengan Islam." Kata ulama tersebut dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Press TV di ibukota Mesir, Kairo.
Bahkan utusan PBB-Liga Arab, Kofi Annan ketika berusaha mencari solusi damai atas kerusuhan Suriah dengan cara mendesak supaya menghentikan kekerasan, justru Kelompok-kelompok bersenjata di Suriah binaan Saudi dan Qatar menolak proposal itu.
Mantan Sekjen PBB ini memperingatkan setiap intervensi militer di Suriah dan setiap kesalahan perhitungan tentang Suriah akan berdampak mengerikan bagi kawasan. Dan konspirasi busuk yang berdampak mengerikan di Suriah saat ini justru sedang berlangsung.
3. Al Jazira, Al Arabiya Dan Media-Media Corong Amerika-Israel
Untuk memuluskan konspirasi yang mereka rancang di Suriah, Amerika, Israel, Turki, Saudi dan Qatar menggunakan media-media mainstream sebagai corong kebijakan busuk mereka. Media yang sejatinya sebagai penerang dan alat warta kebenaran dan berkeadilan, ditangan musuh-musuh Suriah menjadi senjata mematikan untuk mempengaruhi opini publik dunia. Media masa mereka menjadi alat pembenaran arogansi. Barat mengedepankan jargon kebebasan bereksperi, tapi itu hanya untuk musuh mereka dan demi kepentingan mereka sendiri. Sangat disayangkan, media-media nasional di Indonesia menelan mentah-mentah pemberitaan bohong itu (baca editorial Islam Times, Kompas Ngawur (Lagi) Soal Pemberitaan Suriah)
Pekerja media di Al Arabiya milik Saudi Arabia dan Al Jazeera milik Qatar, karena kemanusian dan independensinya terusik ketika harus memanifulasi pemberitaan yang bertentangan dengan fakta, ahirnya ramai-ramai mengundurkan diri (baca editorial Islam Times, Al-Jazeera akan Gulung Tikar?) dan berita Tertangkap Basah: CNN Palsukan Video Kerusuhan Suriah)
Duta Suriah untuk PBB Bashar al-Jaafari mengatakan, seorang wartawan dari Kantor Berita Qatar, jaringan TV Al-Jazeera, di London, memberikan catatan kepadanya dan mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Qatar menginstruksikan kepada jaringan Al-Jazeera untuk meningkatkan jam tayang liputan media Al-Jazera terkait kerusuhan pesanan di Suriah, sebelum pertemuan Dewan Keamanan pada tanggal 4 Februari lalu.
Ia pun mengkritik saluran televisi berita, Al Arabiya Saudi dan Al Jazeera milik Qatar, yang didirikan semata untuk "melayani kepentingan Israel."
4. Wahabi, al Qoida dan Fatwa Ulama Saudi
Kospirasi yang lebih busuk lagi dalam krisis politik bikinan di Suriah adalah menyatunya antara Fatwa ulama Saudi untuk membenarkan tindakan pemerintahannya mengintervensi Suriah dan seruan pemimpin al Qoida pengganti Osama kepada para pengikutnya untuk mendukung pemberontak dan kesemuanya sejalan dengan keinginan Amerika dan Israel.
Mufti Agung Arab Saudi dan Ketua Ulama Senior Sheikh Abdul Aziz bin Abdullah Al-Sheikh, berfatwa bahwa mendukung Tentara pemberontak di Suriah dan membuatnya lebih kuat seiring dengan semakin lemahnya rezim Suriah adalah bentuk jihad di jalan Allah.
Mufti Wahabi panutan kelompok takfiri tersebut mengatakan bahwa segala hal yang bisa memperkuat Tentara Bebas Suriah dan memperlemah rezim Suriah diperbolehkan oleh Syariah (hukum agama).
"Upaya melemahkan rezim Suriah, adalah cara berjuang untuk Allah" tandasnya.
Pemimpin Al-Qaedah, Ayman Al- Zawahiri dalam sebuah rekaman video berdurasi delapan menit dengan judul Onwards, Lions of Syria di sebuah situs, menyerukan para pengikutnya yang berada di Turki, Irak, Yordania dan Libanon untuk mendukung para pemberontak Suriah.
“Rakyat Suriah masih terus berduka setiap hari, sedangkan Bashar al-Assad tidak kunjung tergoyahkan," ujar al-Zawahiri seperti dikutip Reuters Minggu, (12/2).
Dia pun menyeru pengikut Wahabi supaya membantu saudara-saudaranya di Suriah dengan semua yang mereka bisa, hidupnya, uangnya, serta informasi yang dimiliki.
Sebagaimana diberitakan, Deputi kementerian dalam negeri Irak mengatakan kepada AFP, hari Sabtu (11/02) bahwa orang-orang al Qoida dengan senjata lengkap bergerak dari Irak menuju Suriah. Di Irak mereka meneror orang-orang Syiah dan menimbulkan kekacauan, setelah sebagian tentara Amerika ditarik dari Irak, sekarang di Suriah memerangi pasukan keamanan Suriah demi melancarkan agenda Amerika-Israel, saudi-Qatar.
Disadari atau sengaja, konspirasi ulama Wahabi dan seruan pemimpin al Qaida itu sebenarnya dalam rangka melemahkan perjuangan rakyat Palestina dan demi mendukung eksistensi Zionis di kawasan. Bohong belaka mereka memerangi Amerika dan Israel sedangkan yang memperkuat perlawanan di Palestina adalah Basar al Asad di Suriah.
Amerika, Israel, Saudi, Qatar, Turki, al Qaida adalah setali tiga uang, sama-sama berkonspirasi menimbulkan kekacauan di Suriah demi menggulingkan pemerintah dukungan rakyat pendukung perlawanan Palestina.
Siapa yang akan menang? Kemenangan milik Suriah yang bertahan dan berani melawan dengan dukungan segenap rakyatnya. [IslamTimes/sa]
مؤتمر اسطنبول فاشل وسوريا تسيطر على الموقف
اكد خبير سوري ان مؤتمر اسطنبول لمجموعة ما يسمى باصدقاء سوريا الذي يعقد اليوم في مدينة اسطنبول التركية لن يحقق نتيجة وسيكون عاجزا امام الدولة السورية التي تفرض سيطرتها على المزيد من الاراضي السورية وتضرب الارهاب في معاقله، متهما السعودية بالحقد على سوريا بسبب موقفها المساند للمقاومة في حرب تموز 2006، وغيرها.
2012/04/01 16:23
قال مسؤولون أمريكيون إن الإدارة ستقدم أجهزة متخصصة للمعارضة السورية لمساعدتها في التنظيم والتواصل مع الخارج بعيداً عن رقابة النظام السوري.
|
Iran stresses support for resistance, Syrian nation
|
(Ahlul Bayt News Agency) - Amir-Abdollahian met with Hezbollah Secretary General Hassan Nasrallah as discussing the situation of Lebanon and some regional and international developments.
He hailed the evident role of resistance and stressed Iran's all-out support for resistance and Syria's nation as referring to enemy's plots against resistance.
Amir-Abdollahian called implementation of reforms through Syrian President Bashar al-Assad's best political strategy in the country.
He added Syria has successfully weathered crisis and that regional enemy's plots which aimed to weaken resistance have failed.
Deputy Foreign Minister also expressed concern on Bahrain's situation and apparent breach of human rights in the country and criticized the continuation of military strategy which has damaged the sovereignty and independency of the country.
آخرین تحولات سوریه(14)/ روح حاکم بر نشست استانبول، درماندگی بود
|
به گزارش خبرگزاری اهل بیت (ع) ـ ابنا ـ به اعتراف همه تحلیلگران مسائل منطقه برگزاری کنفرانس موسوم به دوستان سوریه دستاورد ملموسی برای مخالفان و محور عربی ـ غربی نداشت .
آنچه در پیش رو دارید گزارشی است از تحولات 24 گذشته صحنه سیاسی سوریه:
ــ نخستین واکنش ایران به نشست استانبول
معاون وزیر امورخارجه کشورمان برگزاری دومین نشست موسوم به دوستان سوریه را بیانگر سردرگمی و عناد برخی طرفها در قبال سوریه دانست.
"حسین امیرعبداللهیان" گفت: اکنون که سوریه با موفقیت در مسیر اصلاحات، مقاومت و سازندگی و رفاه مردم پیش می رود، و درحالیکه طرح اصلاحات بشار اسد و تلاشهای "کوفی عنان" نماینده دبیرکل سازمان ملل به خوبی جریان دارد؛ برگزاری اجلاس دوم به اصطلاح دوستان سوریه امری بیهوده، و نشانگر سردرگمی عده ای، و عناد عده ای دیگر در قبال سوریه می باشد.
امیر عبداللهیان در ادامه، مقامات کشورهای اسلامی و عربی را به حفظ هوشیاری بصیرت و مقابله با توطئه های دشمنان منطقه دعوت کرد.
ــ روح حاکم بر نشست استانبول استیصال و درماندگی بود
یک روزنامه آلمانی نشست موسوم به دوستان سوریه در استانبول را نماد چند دستگی جامعه بین المللی در قبال سوریه دانسته و تصریح کرد که استیصال و درماندگی در نشست به چشم می خورد.
روزنامه "هامبورگر ابند بلات" در مطلبی نوشت: تا به حال استراتژی مشترکی در قبال سوریه از طرف جامعه بین المللی دیده نشده است؛ جبهه عربی نیز مرتبا در قبال این مسئله از هم فاصله گرفته و جدا می شود.
نویسنده در ادامه به نشست استانبول در ترکیه اشاره کرده و نوشت: سالن کنفرانس بزرگی که ترکیه به منظور برگزاری این اجلاس آماده کرده بود پر از دیپلماتها و وزرای کشورهای مختلف بود ؛اما زمزمه هایی که معمولا قبل از شروع اولین سخنرانی در یک کنفرانس بین المللی وجود دارد، شنیده نمی شد. جو سنگینی در کنفرانس موسوم به دوستان سوریه حاکم بود. استیصال و درماندگی در حل بحران سوریه به چشم می خورد.
ــ رایزنی پنهان اعراب با دمشق
شبکه المنار گزارش داد: برخی اطلاعات از ارسال نامه هایی از سوی برخی رهبران کشورهای عربی به دمشق حکایت دارد.
این شبکه افزود: بنابر این اطلاعات یک منبع سعودی برجسته از ناخرسندی مقامات عالی رتبه از اظهارات سعود الفیصل وزیر خارجه این کشور و اینکه پادشاه از ابتدا دوست نداشته است تا این اندازه در سوریه دخالت کند، حکایت دارد.
این شبکه بیان کرد: بحرین اخیرا نامه ای مثبت به دمشق فرستاده است و مسئوول اماراتی نیز از آمادگی کشورش برای ایفای نقش میانجی میان مقامات سوری و مخالفان آن خبر داده است.
این شبکه همچنین گزارش داد: چند روز قبل از برگزاری نشست موسوم به دوستان سوریه امیر کویت، رئیس دولت امارات متحده عربی، حاکم دبی، پادشاه بحرین و سلطان عمان درتماسهایی با کاخ ریاست جمهوری سوریه اعلام کرده اند که خواهان قطع ارتباط با سوریه نیستند.
از سوی دیگر یک منبع آگاه گزارش داد: مقامات ترکیه قصد دارد درباره مبادله افسران و نظامیان فراری سوری با افسران بازداشت خود در سوریه گفتگو کند.
این منبع اعلام کرد: رایزنی های در سطوح عالی در آینده نزدیک میان سوریه و ترکیه برای تحویل افسران و نظامیان فراری از جمله "ریاض الاسعد" فرمانده ارتش موسوم به آزاد سوریه به دمشق انجام خواهد شد.
این منبع بیان کرد: گروههای مسلح ضربات دردناکی در "سراقب" و "جبل الزاویه" متحمل شده اند و عملیات قوی نیروهای سوریه سبب شده که گروههای مسلح سلاح خود را بر زمین بگذارند.
ــ عربستان و قطر در پس پرده جنایتها در سوریه
دبير پارلمان سوريه گفت: حمايت عربستان سعودي و قطر از گروه هاي مسلح سوريه به كشتار شمار بسیاری از مردم اين كشور منجر شده است.
"خالد عبود" درباره اجلاس يكشنبه 13 فروردین موسوم به دوستان سوريه در استانبول اظهار داشت: نمي توان اجلاس استانبول و حوادث منطقه را از يكديگر جدا كرد اما اين اجلاس ، مطلب جديدي نداشت و تكرار ادبيات گذشته بود.
ــ تركيه از تسليح مخالفان سوريه بپرهيزد
عضو كميسيون امنيت ملي و سياست خارجي مجلس شوراي اسلامي ایران ، تركيه را از مسلح كردن مخالفان در سوريه برحذر داشت و افزود: ضربه زدن به سوريه كه حامي مقاومت است، حمايت از صهيونيست ها به شمار مي رود.
"محمد كريم عابدي" با اشاره به اين كه مردم تركيه با حضور نيروهاي آمريكايي در پايگاه انجرليك در خاك اين كشور مخالفند، از استقرار سامانه موشكي واشنگتن در تركيه انتقاد كرد.
ــ مخالفان مسلح سوریه از شیخ نشین ها دلار می گیرند
رییس گروه موسوم به شورای ملی سوریه از اختصاص میلیونها دلار از سوی کشورهای عربی حاشیه خلیج فارس بعنوان حقوق ماهانه برای عناصر مسلح در سوریه خبر داد.
"برهان غلیون" در نشست موسوم به "دوستان سوریه" در استانبول تأکید کرد، علاوه بر پرداخت حقوق ماهانه به عناصر مسلح، برخی کشورهای عربی پولهایی را برای پرداخت به نظامیانی که از ارتش سوریه جدا می شوند، اختصاص داده اند.غلیون افزود: شورای ملی مسئولیت پرداخت حقوق ثابت به عناصر مسلح را برعهده می گیرد.
ناظران معتقدند هدف از این وعده مالی، ترغیب مخالفان برای اتحاد با یکدیگر و همچنین تشویق نظامیان برای جداشدن از ارتش سوریه است.
عربستان و قطر که همواره خواستار تسلیح مخالفان در سوریه هستند، دیروز دراین نشست بازهم بر ارسال هرگونه کمک برای مخالفان پافشاری کردند.
ــ هیات سازمان ملل راهی دمشق می شود
منابع آگاه سوریه از سفر هیئت سازمان ملل متحد به دمشق با هدف اجرای طرح کوفی عنان درباره سوریه طی 48 ساعت آینده خبر دادند.
یک منبع آگاه در وزارت خارجه سوریه در گفتگو با روزنامه الوطن اعلام کرد هیئتی از نیروهای حافظ صلح سازمان ملل متحد طی دو روز آتی برای اجرای طرح کوفی عنان درباره حل بحران سوریه و اعزام ناظران بین المللی به این کشور راهی دمشق خواهند شد.
این منبع خاطرنشان کرد: هیئت سازمان ملل متحد درباره نحوه ماموریت ناظران بین المللی و تعداد آنها در سوریه مذاکره خواهد کرد.
در همین حال الیوم السابع به نقل از برخی منابع آگاه در دبیرخانه سازمان ملل متحد گزارش داد که شمار ناظران اعزامی به سوریه بالغ بر 50 تا 200 نفر خواهد بود که این ناظران غیر مسلح هستند.
ــ حمايت قطر وعربستان ازكشتار مردم سوريه
"محمد ضرار جمو" رييس واحد سياسي اتحاديه عرب هاي بيگانه ساكن سوريه، حمايت مالي قطر و عربستان سعودي از كشتار مردم در كشورهاي عربي به ويژه در سوريه را مورد انتقاد قرار داد و آن را اوج تندروي عنوان كرد.
وی كنفرانس استانبول تحت عنوان به اصطلاح دوستان سوريه (دشمنان سوريه) را نشستي مانند ساير كنفرانس هاي مشابه دانست و گفت: هدف از اين كنفرانس هم توطئه چيني عليه سوريه است.
وي افزود: دشمنان سوريه قادر نيستند نتيجه اي عملي را در اينگونه كنفرانس ها عليه سوريه رقم بزنند و در حد حرف و نوشته باقي خواهد ماند.
ــ عملیات موفقیت آمیز ارتش سوریه در حمص
نیروهای ارتش در عملیاتی موفقیت آمیز در منطقه "القرابیص" شهر حمص 66 ربوده شده را از دست عناصر مسلح آزاد کردند.
بر اساس گزارش های رسیده ، یگانهای ارتش سوریه در عملیاتی در منطقه "خربه حاس" در شهر ادلب هشت تن از عناصر مسلح ازجمله "ایاد احمد الیوسف" از افراد تحت تعقیب را به هلاکت رساندند.
ــ موافقت گروهک تروریستی «ارتش آزاد سوریه» با طرح کوفی عنان
گروهکهای تروریستی سوریه که نام ارتش آزاد سوریه را بر خود نهادهاند، از طرح فرستاده سازمان ملل در امور سوریه استقبال کردند.
" قاسم سعد الدین" سخنگوی فرماندهی مشترک گروههای تروریستی در سوریه موسوم به ارتش آزاد سوریه اعلام کرد که مخالفان مسلح از طرح کوفی عنان برای حل بحران سوریه حمایت میکنند.
سعد الدین در گفتوگو با خبرگزاری فرانسه اعلام کرد: ما از طرح سازمان ملل و اتحادیه عرب حمایت میکنیم.کوفی عنان فرستاده مشترک سازمان ملل و اتحادیه عرب در امور سوریه است که تاکنون یک بار به سوریه، ترکیه و قطر سفر کرده است و قرار است به ایران نیز سفر کند.
ــ کشتی جنگی روسی رهسپار سواحل سوریه شد
یک منبع نظامی روسی از حرکت یک کشتی جنگی کشورش به سوی آبهای ساحلی سوریه خبر داد.
به نوشته روزنامه القدس العربی، منبع نظامی روسی اعلام کرد: کشتی" اسمیتلیفی" وابسته به ناوگان دریاه سیاه روسیه پایگاه "سوا ستوپول" را به سوی دریای مدیترانه ترک کرده است.
این کشتی سواستوپول را پایان هفته گذشته ترک کرده و در بندر طرطوس سوریه پهلو خواهد گرفت.
ــ انگلیس نظام سوریه را به تجهیز تسلیحاتی مخالفان تهدید کرد
وزیر خارجه انگلیس در موضعی تهدیدآمیز مدعی شد که اگر نظام اسد طرح صلح سازمان ملل و اتحادیه عرب را اجرایی نکند، تجهیز تسلیحاتی مخالفان سوری از سوی برخی کشورها و نه لندن در دستور کار قرار خواهد کرد.
"ویلیام هیگ" وزیر امور خارجه انگلیس در اظهاراتی صریح و تهدید آمیز اعلام کرد که "بشار اسد" رئیس جمهوری سوریه یا باید از طرح صلح 6 مرحله ای سازمان ملل و اتحادیه عرب اطاعت کند و یا اینکه سایر کشورها به تجهیز تسلیحاتی مخالفان سوری خواهند پرداخت.
وزیر امور خارجه انگلیس اعلام کرد: حقیقت این است که برخی از دولت ها، البته به جز انگلیس، در صورت ناکام ماندن اجرای طرح صلح به تجهیز تسلیحاتی دشمنان اسد روی خواهند آورد.
هیگ گفت: آنچه برخی کشورها اعلام می کنند این است که اگر روند صلح "کوفی عنان" دبیرکل سابق سازمان ملل در سوریه کارآیی نداشته باشد، این کشورها مجبور خواهند شد که به فکر تجهیز مخالفان سوری باشند؛ حداقل این چیزی است که من از موضع آنها دریافته ام و فکر می کنم که حقیقت نیز همین است.
وزیر خارجه انگلیس در ادامه اظهارات تهدید آمیز خود با اشاره به اینکه لندن ملزم به رعایت تحریم های تسلیحاتی اتحادیه اروپا علیه سوریه است و تنها به تامین تجهیزات غیرکشنده مخالفان سوری خواهد پرداخت، در ادامه گفت که سایر کشورها موضع متفاوتی در قبال سوریه دارند.
ــ مداخله نظامی در سوریه منطقه را به آتش می کشد
وزیر امور خارجه آلمان در نشست استانبول هرگونه مداخله نظامی در سوریه را رد کرده و درباره وقوع انفجار منطقه در صورت در پیش گرفتن چنین راهکاری هشدار داد.
به نوشته روزنامه "تاگس اشپیگل"، "گویدو وستروله" وزیر امور خارجه آلمان در نشست موسوم به دوستان سوریه در استانبول اظهار داشت که این بجا و مناسب است که ما به جای تاکید کردن بر راهکار نظامی در قبال سوریه به دنبال یک راه حل سیاسی بگردیم. طرح کوفی عنان شانس موفقیت دارد.
ــ شكست دشمنان سوريه در تجزيه ارتش
يكي از انديشمندان عرب گفت: سوريه بر اوضاع تسلط دارد و دشمنان آن درتجزيه ارتش شكست خورده اند.
"اشرف بيومي" تصريح كرد: گزارش هاي اطلاعاتي فرانسه، امريكا و رژيم صهيونيستي همه تاكيدي بر اين نكته است كه مساله مداخله نظامي بيگانگان در سوريه به تاريخ پيوسته است.
بيومي درعين حال اظهار داشت: با وجود موفقيت دولت سوريه در خنثي كردن طرح ايجاد مناطق حايل و مداخله نظامي بيگانگان، توطئه هاي خطرناك عليه سوريه همچنان ادامه دارد.
وي خاطرنشان كرد: توطئه هاي اقتصادي، تبليغاتي ،امنيتي و عمليات پراكنده تروريستي عليه سوريه ادامه دارد.
بيومي ايجاد اختلافات طايفه اي در سوريه و ساير ملت هاي عرب را يكي از شيوه هاي دشمنان براي تسلط بر منطقه عنوان كرد. وي افزود: در شرايط كنوني مردم سوريه بايد بارسنگين ملت عرب را به دوش بكشند.
بيومي در خصوص دعوت براي پايان دادن به خشونت ها در سوريه گفت: روشن است كه اگر سوريه از تروريست ها غفلت و آنها را رها كند تا به كشتار و تخريب ادامه دهند درماموريت ملي خود كوتاهي كرده بنابراين پايان دادن به خشونت ها بايد با تلاش دو طرف باشد.
ــ کنفرانس یکجانبه استانبول درپی حل بحران سوریه نبود
وزارت خارجه روسیه در بیانیه ای اعلام کرد که کنفرانس استانبول درباره سوریه به دنبال حل بحران این کشور نبود.
ــ انفجاری تروریستی در نزدیکی یک مرکز پلیس در دمشق
یک بسته منفجره در نزدیکی یک مرکز پلیس در دمشق، منفجر شد اما تلفات جانی بر جای نگذاشت.
خبرنگار شبکه خبری روسیا الیوم اعلام کرد که یک بسته انفجاری 5 کیلوگرمی امروز در حی المرجه دمشق منفجر شد.
این شبکه خبری افزود: این انفجار بدون تلفات جانی بود اما خسارت مادی زیادی بر جای گذاشت چرا که در نزدیکی یک مرکز پلیس و فروشگاههای تجاری منفجر شد.
ــ دیدار مخالفان بشار اسد با اردوغان در استانبول
برخی از سران گروههای معارض سوری که در ترکیه مستقر شدهاند، در حاشیه دومین نشست خود در استانبول تحت عنوان گروه دوستان سوریه، با نخست وزیر ترکیه دیدار و گفتگو کردند.
ــ کانادا به جمع حامیان مخالفان سوری پیوست
وزیر خارجه کانادا در نشست استانبول اعلام کرد که کشورش یک میلیون دلار برای حمایت از مخالفان سوری اختصاص داده است.
"جان بیرد" وزیر خارجه کانادا در جریان کنفرانس استانبول موسوم به دوستان سوریه اعلام کرد که کشورش ۱ میلیون دلار برای حمایت از معارضان سوری اختصاص داده است.
بر اساس این گزارش، بیرد همچنین گفت که کشورش مبلغی مازاد معادل ۷.۵ میلیون دلاری برای مسایل بشر دوستانه هزینه خواهد کرد. وی در عین حال از دولت سوریه خواست تا امکان ارسال کمکهای انساندوستانه را بدون هیچ مانعی فراهم کند.
ــ اذعان وزیر خارجه آمریکا به تأمین تجهیزات ارتباطی مخالفان سوریه
اندکی پس از موافقت سوریه با طرح صلح کوفی عنان، وزیر خارجه آمریکا با بیان اینکه اسد دیگر بهانهای برای تعویق اجرای طرح صلح ندارد، اذعان کرد که کشورش در حال تامین تجهیزات ارتباطاتی مخالفان دمشق است.
ــ تقدیر فعالان سیاسی سوریه از مواضع جمهوری اسلامی ایران
اعضاء حزب الاصلاح الوطنی سوریه در دیدار با "محمد رضا رئوف شیبانی" سفیر کشورمان در دمشق ضمن ستایش از مواضع شجاعانه جمهوری اسلامی ایران در مقابله با توطئههای دشمنان امت اسلامی بر ضرورت مقاومت در کلیه سطوح تا تحقق پیروزی کامل تاکید کردند.
ــ کنفرانس ضد سوری در ترکیه برای بازگرداندن بخشی آز آبروی آمریکا بود
"محیالدین محمد" یک تحلیلگر سیاسی اعلام کرد که برگزاری کنفرانس ضدسوری در ترکیه برای بازگرداندن بخشی از آبروی آمریکا بود.
وی اعلام کرد: این کنفرانس در تناقض آشکار با مواضع آمریکا برگزار شد؛ زیرا که آمریکا با طرح کوفی عنان (فرستاده سازمان ملل در امور سوریه) موافقت کرد اما از سوی دیگر در این نشست حاضر شد.
محیالدین محمد تاکید کرد: آمریکا حتی وقت و فرصت کافی به طرح عنان نداده است تا به نتیجه برسد.
این تحلیلگر عرب تاکید کرد: این کنفرانس تظاهری بود برای بازگرداندن بخشی از آبروی آمریکا که این روزها دچار ورشکستگی سیاسی شده است.
ــ روند قاچاق سلاح از لبنان به سوریه در حال افزایش است
وزیر دفاع لبنان با اذعان به وجود قاچاق سلاح از مرزهای لبنان به سوریه اعلام کردند که این روند در حال افزایش است.
"فایز غصن" وزیر دفاع لبنان اذعان کرد که قاچاق سلاح از لبنان به سوریه همواره با وجود مبارزه ارتش لبنان در حد توانش با این پدیده ادامه دارد، این در حالی است که ارتش لبنان تمام تلاش خود را برای مهار عملیات قاچاق بر اساس امکانات و توان خود به کار می گیرد و با جدیت و بدون تبعیض با این موضوع تعامل می کند.
غصن ابراز داشت که تعداد قاچاقچیان نیز در حال افزایش است و این چیزی است که ما آن را در دادگاه های نظامی نیز می بینیم، چرا که تعداد بازداشتی ها از میان قاچاقچیان به صورت بی سابقه ای افزایش یافته است.
ــ بودجه 12 میلیون دلاری واشنگتن برای کمک به مخالفان سوری
دومین نشست گروه دوستان سوریه در شرایطی برگزار شد که کلینتون گفت که با اختصاص بودجهای 12 میلیون دلاری، کمکهایی را که تحت عنوان کمک به مردم سوریه به مخالفان این کشور میرساند، دو برابر میکند.
ــ تظاهرات علیه کنفرانس ضدسوری
در تظاهرات مردم ترکیه در اعتراض به کنفرانس ضدسوری «دوستان سوریه»، 7 نفر به دست پلیس مجروح شدند.
این تظاهرات با حمایت جوانان ترکیه از اتحادیه جوانان ترک و شماری از اتباع سوریه مقیم شهر استانبول برگزار شد.
سانا اعلام کرد که پلیس ترکیه برای پراکنده کردن جمع معترضان از گاز اشکآور استفاده کرد و برخی از معترضان را هدف ضرب و جرح قرار داد به طوری که هفت نفر مجروح، و به بیمارستان منتقل شدند.
در این میان برخی دچار شکستگی و برخی دچار حالت خفگی بر اثر استنشاق گازهای اشکآور شدند.
شرکتکنندگان در این تظاهرات، پرچم و تصاویری از بشار اسد رئیس جمهوری سوریه را برافراشتند و با سر دادن شعارهایی ملی، هرگونه دخالت خارجی در سوریه را رد کردند و علیه کنفرانس ضدسوری دوستان سوریه شعار دادند و آن را محکوم کردند.
حقوق ماهانه برای افراد مسلح سوریه از خزانه کشورهای عربی
|
به گزارش خبرگزاری اهل بیت (ع) ـ ابنا ـ "برهان غلیون" در نشست موسوم به "دوستان سوریه" در استانبول تأکید کرد:علاوه بر پرداخت حقوق ماهانه به عناصر مسلح، برخی کشورهای عربی پولهایی را برای پرداخت به نظامیانی که از ارتش سوریه جدا می شوند، اختصاص دادهاند.
نشست ضدسوری "دوستان سوریه" روز گذشته ـ 13 فروردین ما ه ـ در ترکیه برگزار شد اما شرکت کنندگان در این نشست باز هم به دلیل اختلافات، به توافق مهمی دست نیافتند.
غلیون افزود: شورای ملی مسئولیت پرداخت حقوق ثابت به عناصر مسلح را برعهده می گیرد.
ناظران معتقدند هدف از این وعده مالی، ترغیب مخالفان برای اتحاد با یکدیگر و همچنین تشویق نظامیان برای جداشدن از ارتش سوریه است.
عربستان و قطر که همواره خواستار تسلیح مخالفان در سوریه هستند، دیروز دراین نشست باز هم بر ارسال هرگونه کمک برای مخالفان پافشاری کردند.
Syrian regime will not fall: Iraq PM
Syrian President Bashar al-Assad's regime will not fall and attempts to overthrow it by force will aggravate the crisis in the region, Iraqi Prime Minister Nuri al-Maliki said on Sunday.
2012/04/01 18:25
|
Enemies of Syria pledge $100mn to pay salaries to Syrian rebels
Several Persian Gulf Arab states and the United States have pledged 100 million dollars to provide salaries and communications equipment for Syrian rebels fighting against the government.
SOLAWAT
|
No comments:
Post a Comment