INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJIUUN
Indonesia:
Komunitas Syiah Sampang Diserang
Lagi, 2 Orang terkorban syahid dan
beberapa cedera.
|
Menurut Kantor Berita ABNA, dua orang terbunuh dan lima orang lainnya terluka dalam penyerangan terhadap komunitas Syiah di Sampang, Madura, yang terjadi hari ahad (26/8).
"Dua orang meninggal, mereka bernama Hamama dan Tohir, lima orang luka-luka saat mencoba melindungi anak-anak dan wanita, saya ketakutan sekali," ujar Umi Kulsum, istri dari ustad Tajul Muluk, pemimpin Syiah Sampang demikian berita yang dilansir dari beritasatu.com.
Umi mengatakan, kejadian berasal saat pagi hari sebanyak 30 anak-anak, termasuk lima orang putra-putri Umi dan Tajul, dan lima kemenakannya, akan berangkat ke Pesantren Bangil di Malang dari Desa Nangkerenang Kecamatan Omben Sampang, Madura.
Tiba-tiba ribuan orang menghadang mobil yang membawa mereka dan mendesak mereka untuk tidak pergi.
"Saat kejadian tidak ada polisi, massa menyerang pria dewasa yang mencoba melindungi anak-anak dan wanita dengan pedang, golok dan lain-lainnya," ujar Umi.
Sampai saat ini, menurutnya, hanya ada delapan polisi dari Kepolisian Sampang yang berada di lokasi. Jenazah korbanpun belum dimakamkan.
Sebanyak empat rumah, termasuk rumah milik Umi dan Tajul sudah dibakar massa yang marah.
"Mungkin sekarang sudah lebih dari empat rumah, api sudah bergerak ke timur, tolonglah kami, suasana sangat mencekam," kata Umi.
Dalam kerusuhan tersebut, Umi terpisah dari anak-anaknya dan sampai saat ini ia tidak mengetahui keberadaan mereka.
Umi mengatakan, ia mendengar kabar rencana penyerangan tersebut beberapa hari yang lalu dan sudah dilaporkan ke pihak Kepolisian, namun tidak ada tindakan nyata untuk mencegah insiden tersebut.
Umi mengatakan ia mengenali beberapa dari penyerang tersebut sebagai rekan dari Roisul Hukama, tokoh Nahdlatul Ulama di Dusun Nangkernang, Kecamatan Omben, Sampang, sekaligus adik kandung Tajul Muluk, yang melaporkan kakaknya, ke Kepolisian Daerah Jawa Timur, atas dasar penistaan agama.
"Mau berapa nyawa lagi yang harus jadi korban sampai polisi dan pemerintah mau turun tangan? Anak-anak kami sudah lima bulan putus sekolah, suami saya dipenjara, saya hidup dalam teror," Umi berkata dengan penuh emosi.
Umi berharap Polisi Sampang tidak memihak dan segera menindak paara penyerang dan menghukum mereka dengan adil.
"Dua orang meninggal, mereka bernama Hamama dan Tohir, lima orang luka-luka saat mencoba melindungi anak-anak dan wanita, saya ketakutan sekali," ujar Umi Kulsum, istri dari ustad Tajul Muluk, pemimpin Syiah Sampang demikian berita yang dilansir dari beritasatu.com.
Umi mengatakan, kejadian berasal saat pagi hari sebanyak 30 anak-anak, termasuk lima orang putra-putri Umi dan Tajul, dan lima kemenakannya, akan berangkat ke Pesantren Bangil di Malang dari Desa Nangkerenang Kecamatan Omben Sampang, Madura.
Tiba-tiba ribuan orang menghadang mobil yang membawa mereka dan mendesak mereka untuk tidak pergi.
"Saat kejadian tidak ada polisi, massa menyerang pria dewasa yang mencoba melindungi anak-anak dan wanita dengan pedang, golok dan lain-lainnya," ujar Umi.
Sampai saat ini, menurutnya, hanya ada delapan polisi dari Kepolisian Sampang yang berada di lokasi. Jenazah korbanpun belum dimakamkan.
Sebanyak empat rumah, termasuk rumah milik Umi dan Tajul sudah dibakar massa yang marah.
"Mungkin sekarang sudah lebih dari empat rumah, api sudah bergerak ke timur, tolonglah kami, suasana sangat mencekam," kata Umi.
Dalam kerusuhan tersebut, Umi terpisah dari anak-anaknya dan sampai saat ini ia tidak mengetahui keberadaan mereka.
Umi mengatakan, ia mendengar kabar rencana penyerangan tersebut beberapa hari yang lalu dan sudah dilaporkan ke pihak Kepolisian, namun tidak ada tindakan nyata untuk mencegah insiden tersebut.
Umi mengatakan ia mengenali beberapa dari penyerang tersebut sebagai rekan dari Roisul Hukama, tokoh Nahdlatul Ulama di Dusun Nangkernang, Kecamatan Omben, Sampang, sekaligus adik kandung Tajul Muluk, yang melaporkan kakaknya, ke Kepolisian Daerah Jawa Timur, atas dasar penistaan agama.
"Mau berapa nyawa lagi yang harus jadi korban sampai polisi dan pemerintah mau turun tangan? Anak-anak kami sudah lima bulan putus sekolah, suami saya dipenjara, saya hidup dalam teror," Umi berkata dengan penuh emosi.
Umi berharap Polisi Sampang tidak memihak dan segera menindak paara penyerang dan menghukum mereka dengan adil.
Two Shia Followers Reportedly Martyred in
Sampang
|
(Ahlul Bayt News Agency) - Kulsum, the wife of incarcerated Shia leader Tajul Muluk, said that one Shia follower, identified as Hamamah, 39, was stabbed to death, and according to reports from human right activists on the scene, another man, identified as Tohir, was also martyred.
“Hamamah died after he was stabbed, while all I know is that Tohir was dying. I haven’t heard if he eventually died because I am now separated from the others,” Kulsum told us.
Kulsum added that seven people were severely injured and at least 10 homes set ablaze by the anti-Shia group.
At the time of interview, Kulsum and some 40 followers were inside an elementary school building east off the Nangkernang village where the Shia community live.
“I don’t know the whereabouts of the other members. There were around 500 of us. We were hased so we ran for our lives,” Kulsum said.
Nia Syarifudin of the Bhinneka Tunggal Ika National Alliance Forum (ANBTI) claimed that the incident was triggered by the anti-Shia group, who tried to stop a number of Shia students en route to their boarding school in Bangil, East Java, after spending their Idul Fitri holidays at home, on Sunday morning.
“They later reported the threat to the police, and the anti-Shia group responded by coming to the Shia village and setting it ablaze,” Nia said.
Kulsum’s husband, Tajul Muluk, was sentenced by the Sampang District court on July 12, after presiding judge Purnomo Amin Tjahjo declared him.
"سامبانج" في جاوة الشرقية؛
اشتشهاد اثنين من الشيعة الأندونیسيين على يد وهابيين
|
وفقاً لما أفادته وكالة أهل البيت(ع) للأنباء ـ ابنا ـ فقد قتل متشددون وهابيون الیوم الأحد، مواطنین من الشيعة في منطقة "سامبانج" الأندونیسية، وأحرقوا عدداً من المنازل لأتباع أهل البيت عليهم السلام.
وقد أفادت «السيدة كلثوم» زوجة «الشيخ تاج الملوك» (وهو رجل دين شيعي مسجون) لصحيفة "جاكارتا بوست" بـ: إن أحد الشهيدين تعرض لضربات سكين، ولم تعلم كيفية استشهاد الرجل الآخر. وأضافت بأن سبعة من الشيعة جرحوا بشدة في هذا الهجوم، وأحرق 10 منازل على الأقل.
وأضافت هذه السيدة: إن أهالي هذه المنطقة الشيعية يبلع عددهم 500 نسمة غادروا منازلهم إثر هذه الهجمة الإرهابية.
جدير بالذكر أن شيعة أندنوسيا تعرضوا في شهر محرم الماضي إلى هجمات بسبب إقامة مراسم العزاء الحسيني من قبل متطرفين وهابيين مما ألجأهم الى ترك منازلهم في قرى "نانكونانك" و"كريم كايم" في منطقة "اومبن" و "سامبانج".
وبدلاً من أن تحاكم السلطات الأندنوسية المتطرفين على جرائمهم بحق الشيعة قامت بمحاکمة رجل الدين الشيعي الشيخ تاج الملوك والحکم علیه للسجن بمدة خمس سنوات!
Minggu, 26 Agustus 2012 - 18:23:51 WIB
Satu Tewas dan Lima Luka dalam Bentrokan Sampang
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Kriminal
Komhukum (Sampang) - Warga Islam Syiah di Nanggernang, Sampang, Madura, Jawa Timur, kembali diserang sekelompok orang pada Minggu (26/08) menyebabkan satu orang pengikut aliran itu tewas dan lima orang lainnya terluka.
"Dari enam orang itu, satu orang diantaranya tewas," kata Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Sampang, Kompol Alfian Nurizal.
Menurut dia, lima korban yang terluka terdiri atas empat orang dari kelompok Syiah dan seorang lainnya dari kelompok penyerang.
Peristiwa yang menurut warga terjadi sekitar pukul 10.00 WIB dan menurut versi polisi pukul 11.00 WIB itu bermula saat keluarga pimpinan Islam Syiah, Ustadz Tajul Muluk, hendak mengunjungi Tajul Muluk yang dipenjara di Lapas Sampang karena kasus penistaan agama.
Dalam perjalanan, mobil yang dikendarai keluarga Ustadz Tajul Muluk dicegat sekelompok pengendara motor yang mengolok-olok keluarga itu sebagai penganut ajaran sesat. Akibat gangguan dari kelompok bersepeda motor itu, keluarga Tajul mengurungkan rencana berkunjung ke Lapas Sampang.
Akan tetapi aksi kelompok orang bersepeda motor tersebut tidak sampai disitu saja. Para pengendara motor itu terus membuntuti keluarga Ustadz Tajul hingga ke rumah mereka di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. "Saat itulah terjadi bentrok antara kedua belah pihak," tutur Alfian Nurizal.
Bentrok antara kelompok bersepeda motor dengan keluarga kelompok Islam Syiah itu membuat warga lain yang selama ini tidak suka dengan penganut aliran itu berdatangan. Massa bersenjata tajam mendatangi perkampungan warga Syiah di Dusun Nanggernang dan membakar sebagian rumah pengikut aliran itu.
Sekitar seribu warga bersenjata tajam mengepung pengikut kelompok Islam Syiah. Petugas dari kepolisian Polres Sampang berupaya menghentikan aksi itu dengan menurunkan petugas gabungan dan meminta bantuan TNI.
Kasus penyerangan kelompok Islam Syiah di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, kali ini merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir ini. Aksi serupa juga terjadi pada akhir Desember 2011. Ketika itu rumah pimpinan Islam Syiah, mushalla dan madrasah kelompok Syiah diserang oleh massa. Sebanyak 200 pengikut Islam Syiah terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. (K-4/EIO)
"Dari enam orang itu, satu orang diantaranya tewas," kata Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Sampang, Kompol Alfian Nurizal.
Menurut dia, lima korban yang terluka terdiri atas empat orang dari kelompok Syiah dan seorang lainnya dari kelompok penyerang.
Peristiwa yang menurut warga terjadi sekitar pukul 10.00 WIB dan menurut versi polisi pukul 11.00 WIB itu bermula saat keluarga pimpinan Islam Syiah, Ustadz Tajul Muluk, hendak mengunjungi Tajul Muluk yang dipenjara di Lapas Sampang karena kasus penistaan agama.
Dalam perjalanan, mobil yang dikendarai keluarga Ustadz Tajul Muluk dicegat sekelompok pengendara motor yang mengolok-olok keluarga itu sebagai penganut ajaran sesat. Akibat gangguan dari kelompok bersepeda motor itu, keluarga Tajul mengurungkan rencana berkunjung ke Lapas Sampang.
Akan tetapi aksi kelompok orang bersepeda motor tersebut tidak sampai disitu saja. Para pengendara motor itu terus membuntuti keluarga Ustadz Tajul hingga ke rumah mereka di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. "Saat itulah terjadi bentrok antara kedua belah pihak," tutur Alfian Nurizal.
Bentrok antara kelompok bersepeda motor dengan keluarga kelompok Islam Syiah itu membuat warga lain yang selama ini tidak suka dengan penganut aliran itu berdatangan. Massa bersenjata tajam mendatangi perkampungan warga Syiah di Dusun Nanggernang dan membakar sebagian rumah pengikut aliran itu.
Sekitar seribu warga bersenjata tajam mengepung pengikut kelompok Islam Syiah. Petugas dari kepolisian Polres Sampang berupaya menghentikan aksi itu dengan menurunkan petugas gabungan dan meminta bantuan TNI.
Kasus penyerangan kelompok Islam Syiah di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, kali ini merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir ini. Aksi serupa juga terjadi pada akhir Desember 2011. Ketika itu rumah pimpinan Islam Syiah, mushalla dan madrasah kelompok Syiah diserang oleh massa. Sebanyak 200 pengikut Islam Syiah terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. (K-4/EIO)
Kontributor : K4
NOTA : KERAJAAN REPUBLIK INDONESIA DIHARAP
SEGERA CAMPURTANGAN SELESAI
KAN MASALAH SAMPANG DENGAN SAKSAMA DAN
PELAKUNYA DIAMBIL TINDAKAN TEGAS
MASYARAKAT DUNIA MENGECAM PENGANIAYAAN
DAN PERBUATAN YANG MEMALUKAN DI BULAN
SYAWAL YANG MULIA.
THE ENTIRE WORLD CONDEMNING THIS BARBARIAN AND NON HUMANITARIAN
ACTION AND WRONG DOING HOPING THAT INDONESIAN GOVERNMENT
SERIOUSLY PUNISH THOSE WHO GET INVOLVED IN THE CRIME AND MURDER.
ALLAHUMMAJ ALNI FI DIR IKAL HASEENAH ALLATI TAJ ALU FI HAA MAN TURIID
ALLAHUMMA AJJIL LIWALIYYIKALFARAJ WAJ ALNA MIN ANSAARIHI WA
A'WAANIH
SOLAWAT
No comments:
Post a Comment