PENCINTA NABI S.A.W DAN AHLUL BAIT A.S: CONGRATULATIONS on The Birthday Anniversary of Amirul Mukminin Ali a.s

Sunday 3 June 2012

CONGRATULATIONS on The Birthday Anniversary of Amirul Mukminin Ali a.s

''Ali Ey Humaye Rahmat'' by Ustad Shahriyar presented by
Mohamad Esfahani.

News on collections about Imam Ali a.s :

Audio book on Imam Ali (AS) published

New series of audio books on the high status of Imam Ali (AS), first Shia Imam and cousin of Prophet Mohammad (PBUH) was published by the Cultural Institute of Tasnim Noor.

(Ahlul Bayt News Agency) - New series of audio books on the high status of Imam Ali (AS), first Shia Imam and cousin of Prophet Mohammad (PBUH) was published by the Cultural Institute of Tasnim Noor.

On the eve of the birth anniversary of Imam Ali (AS), “Sun of Ka’aba”, the seventh series of audiobooks marking the high status of the first Shia Imam, is published by Tasnim Noor Institution.

The collection includes narrations, anecdotes and songs about the lifestyle of Imam Ali (AS).

Some of the songs in this collection include, Ali (AS) manifest of the most elegant, Ali (AS) in Qur’an, The Target and A Student in Ali’s School.

Among some other well-known songs in this collection comprise, Does Ali Pray at all?, The Aid for the Miserable, Now Rise Ali and Lovers from the Land of Persia.

AL-FATIHAH

Iran marks the 23rd anniversary of the passing of the

late founder of the Islamic Republic, Ayatollah Seyyed

Iran marks 23rd anniversary of Imam Khomeini

Rouhollah Khomeini.

(Ahlul Bayt News Agency) - Iranians across the country and outside Iran have held mourning ceremonies to mark the departure of Imam Khomeini.

Meanwhile, a large number of people and officials are to attend a ceremony at Imam Khomeini's mausoleum in the south of the Iranian capital, Tehran.

Leader of the Islamic Revolution Ayatollah Seyyed Ali Khamenei will address the gathering on Sunday.

Imam Khomeini’s grandson, Seyyed Hassan Khomeini, will also deliver a speech during the ceremony.

Every year, millions of Iranians from across the country travel to Tehran to pay tribute to the late founder of the Islamic Republic.

Rouhollah Mousavi Khomeini, who came to be known as Imam Khomeini, was born in the small town of Khomein on September 24, 1902.

Coming from a family of scholars who for generations had devoted their lives to offering religious guidance to the hungry-for-knowledge population, young Rouhollah began his education by memorizing the holy Qur'an and was later sent to Arak (1920-21) and finally to Qom (1923) to complete his religious studies.

During the 1930's, Imam Khomeini did not engage in political activities. Instead, he dedicated his time to teaching Islamic jurisprudence in Qom.

In 1961, Ayatollah Khomeini became a Shia Source of Emulation and gradually entered the political arena. He began anti-Pahlavi activities in January, 1963, when Pahlavi monarch Mohammad-Reza Shah announced his White Revolution program of reform.

Imam Khomeini changed the lives of Iranians and inspired countless others in the world by guiding one of the greatest revolutionary movements of modern history to victory.

Ayatollah Khomeini passed away on June 3, 1989, eleven days after he was taken to hospital for an operation to stop internal bleeding in May 1989.

SOLAWAT

1 comment:

Sport10 June 2012 at 11:44
Bismillah... Saya ingin bertanya tentang Al-Quran Mushaf Ali.

Apakah ia masih ada dan boleh didapatkan?
Jika ia tiada, apakah hukum jika kita ikut Al-Quran Mushaf Uthman?

Apakah terdapat ayat - ayat di dalam Al-Quran Mushaf Uthman yang tiada di dalam Mushaf Ali?
ReplyDelete
Replies

Add comment

Fatwa-Fatwa Rasmi Universiti Al-Azhar

Fatwa-Fatwa Rasmi Universiti Al-Azhar Berkenaan Mazhab Ja`fari
(Syiah Imamiyah)

Sejak sekian lama Universiti Al-Azhar Asy-Syarif yang berada di kota Kairo-Mesir telah menjadi pusat dan kiblat pendidikan bagi masyarakat Ahlus Sunnah. Al-Azhar telah banyak mencetak para ulama dan tokoh Ahlus Sunnah yang kemudian tersebar di segala penjuru dunia, termasuk Malaysia & Indonesia. Para alumni al-Azhar dapat bersaing dengan alumni-alumni Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Sudan, Tunis, Moroko, Jordan, Qatar dan negara-negara lainnya. Inilah salah satu penyebab al-Azhar menjadi semakin berpengaruh di berbagai negara muslim dunia, sehingga seorang pemimpin al-Azhar menjadi rujukan dan panutan bagi pemimpin perguruan tingi lain di Timur Tengah.Di sini, penulis akan menunjukkan beberapa fatwa dari para petinggi al-Azhar berkenaan kebebasan beramal dengan mazhab Ja`fari, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Syiah Imamiah Itsna ‘Asyariyah. Kita akan mulai dengan fatwa dari guru besar yang memulai fatwa pembolehan tersebut.

Terjemahan Teks Fatwa Pertama Fatwa Rektor Universitas Al-Azhar, Syaikh Al-Akbar Mahmud Syaltut

Pejabat Pusat Universiti al-Azhar

Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang

Teks Fatwa yang dikeluarkan Yang Mulia Syaikh Al-Akbar Mahmud Syaltut, Rektor Universitas Al-Azhar tentang Kebolehan Mengikuti Mazhab Syiah Imamiah

Soal: Yang Mulia, sebahagian orang percaya bahawa penting bagi seorang Muslim untuk mengikuti salah satu dari empat mazhab yang terkenal agar ibadah dan muamalahnya benar secara syar’i, sementara Syiah Imamiah bukan salah satu dari empat mazhab tersebut, begitu juga Syiah Zaidiah. Apakah Yang Mulia setuju dengan pendapat ini dan melarang mengikuti mazhab Syiah Imamiyah Itsna ’Asyariyah misalnya?

Jawab:

1. Islam tidak menuntut seorang Muslim untuk mengikuti salah satu mazhab tertentu. Sebaliknya, kami katakan: setiap Muslim punya hak mengikuti salah satu mazhab yang telah diriwayatkan secara sahih dan fatwa-fatwanya telah dibukukan. Setiap orang yang mengikuti mazhab-mazhab tersebut boleh berpindah ke mazhab lain, dan bukan sebuah tindakan kriminal baginya untuk melakukan demikian.

2. Mazhab Ja’fari, yang juga dikenal sebagai Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariyyah (Syiah Dua Belas Imam) adalah mazhab yang secara agama benar untuk diikuti dalam ibadah sebagaimana mazhab Sunni lainnya.

Kaum Muslim wajib mengetahui hal ini, dan sebolehnya menghindarkan diri dari prasangka buruk terhadap mazhab tertentu mana pun, kerana agama Allah dan Syari’atnya tidak pernah dibatasi pada mazhab tertentu. Para mujtahid mereka diterima oleh Allah Yang Mahakuasa, dan dibolehkan bagi yang bukan-mujtahid untuk mengikuti mereka dan menyepakati ajaran mereka baik dalam hal ibadah maupun transaksi (muamalah).

Tertanda,

Mahmud Syaltut

Fatwa di atas dikeluarkan pada 6 Juli 1959 dari Rektor Universitas al-Azhar dan selanjutnya dipublikasikan di berbagai penerbitan di Timur Tengah yang mencakup, tetapi tidak terbatas hanya pada:

1. Surat kabar Ash-Sha’ab (Mesir), terbitan 7 Juli 1959.

2. Surat kabar Al-Kifah (Lebanon), terbitan 8 Juli 1959.

Bagian di atas juga dapat ditemui dalam buku Inquiries About Islam oleh Muhammad Jawad Chirri, Direktur Pusat Islam Amerika (Islamic Center of America), 1986, Detroit, Michigan.