BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Lebih lanjut, saya mengucapkan selamat datang untuk para tamu yang mulia; para alim ulama, cendekiawan, politisi, pejuang, dan pembela ajaran Islam. Pertemuan ini adalah dalam rangka berpikir dan mencarikan solusi untuk sebuah petaka terbesar yang terjadi pada abad modern ini akibat ulah kaum imperialis terhadap umat Islam. Yaitu petaka pendudukan Palestina dan tanah suci Baitul Maqdis. Pertemuan ini berlangsung saat kita sedang memperingati Maulid Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, dan terjadi pada tahun yang dinamai oleh bangsa Iran sebagai tahun Rasulullah SAW. Sebab itu, pertemuan ini harus menjadi momen untuk menyegarkan inspirasi perjuangan, persatuan, tekad, serta keyakinan kepada janji, rahmat, dan pertolongan Allah SWT. Insya Allah.
Sekarang adalah masa kebangkitan Islam dimana Palestina telah menjadi porosnya. Sekarang sudah hampir 60 tahun Palestina diduduki sehingga rakyatnya harus menjalani masa-masa yang sarat dengan petaka dan cobaan. Yaitu dari masa dimulainya perjuangan berat yang disusul dengan pengungsian, pengasingan, penghancuran rumah-rumah warga Palestina dan pembunuhan massal terhadap mereka sampai upaya mencari perlindungan kepada lembaga-lembaga internasional, transaksi politik yang sia-sia, dan pertaruhan melalui negosiasi yang tidak pernah menghasilkan kemenangan karena dimediasi oleh kekuatan-kekuatan yang justru merupakan sumber petaka dan kelangsungan derita itu. Pengalaman ini lantas membawa generasi baru bangsa Palestina yang matang dan pemberani kepada gerakan intifada yang merupakan puncak kebangkitan untuk merdeka.
Di pihak lawan juga terjadi proses dengan tahap-tahap yang berbeda; dimulai dari aksi kekejaman yang tak kenal belas kasih dan batas, pembersihan etnis, pembumihangusan, agresi militer terhadap negara-negara sekitar, pelontaran klaim atas wilayah yang membentang dari Nil hingga Furat, kemudian berlanjut dengan konspirasi politik dan ekonomi terhadap kawasan, pemanfaatan kelemahan dan pengkhianatan sejumlah politisi Dunia Islam, sampai akhirnya tiba-tiba berhadapan dengan singa-singa pejuang Palestina yang telah terbangun dari keterlelapannya dan yang tergabung dalam gelora intifada. Rangkaian peristiwa tragis yang terjadi dengan dana dan kekuatan dua rezim Inggris dan AS serta sokongan keduanya atas semua kejahatan Zionis tersebut kini justru menghasilkan guncangan, depresi, dan frustasi para gembong Zionis dalam menghadapi gelora kebangkitan Islam tersebut.
Memang, Palestina sampai sekarang masih menjadi korban dalam sebuah adegan kebengisan pihak asing yang bernama rezim Zionis terhadap warga pribumi yang dilakukan secara terbuka dan penuh rasa bangga. Namun, jika kronologi peristiwa 60 tahun ini dirunut akan terlihat sebuah realitas yang menakjubkan dan penuh ibrah. Realitas ini tak lain adalah berubahnya zona konflik serta posisi kekuatan dua front yang berlawanan. Suatu perubahan besar yang juga terjadi baik pada taraf Palestina sendiri maupun pada level Timur Tengah dan Dunia Islam. Padahal pendudukan Palestina tak lain adalah tragedi yang diproyeksikan para penguasa Barat untuk menjamin ambisi jangka panjang mereka atas Timur Tengah dan Dunia Islam.
Palestina pada dekade 1940 adalah sebuah negeri yang terletak di jantung Dunia Arab dengan kondisinya yang miskin, pemerintahannya yang lemah, rakyatnya yang buta politik, dan rezim-rezim tetangganya yang diperalat oleh imperialis. Negeri ini tiba-tiba dirampas dari tangan umat Islam oleh rezim Barat paling kaya, paling bersenjata, dan paling kejam dengan cara menggerakkan kaum Zionisnya. Setelah dirampas, Palestina diserahkan kepada sebuah kelompok yang rasis, bengis, dan teroris. Semua rezim Barat dan bahkan dua blok dunia yang berseteru ikut membantu kelompok ini. Parahnya, rezim-rezim boneka di sejumlah negara Timur Tengah, termasuk rezim Pahlevi di Iran, malah ikut memberikan pelayanan dan berpaling dari Islam dan Arabisme. Uang, senjata, teknologi, dan industri juga dipersembahkan untuk kelompok bengis itu.
Untuk kelompok tersebut, AS memposisikan dirinya sebagai bodyguard, pengacara, dan promotor. Sedangkan Uni Soviet yang biasanya menentang AS, dalam kasus ini justru kompak dengan AS. Berbagai resolusi PBB, betapapun lemah dan konservatifnya, tak pernah digubris oleh kelompok yang akhirnya dijadikan sebagai rezim buatan tersebut. Dibantu AS dan Eropa, rezim bernama Zionis itu kemudian melancarkan serangan militer ke Mesir, Suriah, Jordania, dan Libanon serta merebut beberapa wilayah dengan niat mendudukinya secara permanen. Kaum Zionis tak segan-segan bicara tentang teror, pembunuhan, perampasan, dan intimidasi. Regu-regu teroris kesohor Zionis berkuasa secara bergantian sampai tiba pada regu yang telah melakukan tragedi besar Sabra dan Shatila. Puluhan tahun rezim perampas itu bertahan di Palestina dengan wajah angker, tak kenal kompromi, ambisius, dan tak terkalahkan.
Di pihak lain, setelah menderita kelemahan, perpecahan, dan kegagalan dalam berbagai upaya tanggung di tahun-tahun pertama, satu persatu orang-orang Palestina teruji oleh pengalaman. Mereka ramai-ramai keluar dari paham-paham yang berbasiskan rasisme, nasionalisme, marxisme dan paham-paham lain yang sudah terbukti gagal dalam ujian. Mereka lantas memilih komitmen penuh kepada paham berbasiskan agama, dan rakyat Palestina memang bangsa yang loyal kepada agama. Dengan perjuangan para mujahid, titik-titik terangpun bermunculan di cakrawala yang tadinya gelap gulita. Benih-benih harapan mulai tumbuh. Bersamaan dengan ini, mentari "revolusi Islam" tiba-tiba terbit dari ufuk timur; sebuah revolusi Ilahi yang mengibarkan kepedulian kepada Palestina dengan mengedepan pengabdian kepada Allah dan syariat Islam.
Sejak itu, arah perkembangan Palestina berubah. Sekarang arahnya menuju kepada proses kehancuran rezim perampas serta keruntuhan dominasi mutlak AS di Timur Tengah; dominasi kekuatan yang sudah sekian lama ikut andil dalam aksi kejahatan rezim perampas. Berbagai kelompok jihad yang beriman penuh kepada Islam di Palestina dan Libanon tampil dengan prima dan membentuk generasi pejuang yang ikhlas sekaligus tegas. Jihad dan syahadah hidup kembali dan kekuatan hakiki yaitu, kekuatan sebuah bangsa yang memelihara tekad dan semangat pengorbanan menemukan posisinya di tengah konstalasi persoalan Palestina dan Timteng. Darah suci para pemuda pendamba syahadah serta keberadaan para pejuang yang selalu siap berkorban akan dapat memporak-porandakan semua asumsi para penguasa materialis dunia dan akan membuka medan laga baru dimana darah akan dapat mengalahkan pedang.
Sekarang, setelah 60 tahun tragedi pendudukan, front kebenaran terus menggalang kekuatan dengan harapan-harapan baru dan dengan motivasi iman yang telah banyak menyerap generasi-generasi baru. Mereka di Libanon dan Palestina akan terus menimpakan kekalahan militer dan politik terhadap musuh. Dengan semangat jihadnya, mereka sedang menuju kemenangan yang nyata. Firman Allah SWT kini seakan ditujukan kepada mereka;
عَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَذِهِ وَكَفَّ أَيْدِيَ النَّاسِ عَنكُمْ وَلِتَكُونَ آيَةً لِّلْمُؤْمِنِينَ وَيَهْدِيَكُمْ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا . وَأُخْرَى لَمْ تَقْدِرُوا عَلَيْهَا قَدْ أَحَاطَ اللَّهُ بِهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا.
"Allah menjanjikan kepada kalian harta rampasan yang banyak yang dapat kalian ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untuk kalian dan Dia menahan tangan manusia dari kalian dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mu'min dan agar Dia menunjuki kalian kepada jalan yang lurus. Dan yang lain yang kalian belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS.48.21)
Sebaliknya, front kebatilan setelah sekian kali terpukul mundur dan kehilangan harapan-harapan ilusifnya sedang menderita perpecahan, keraguan, dan depresi. Sedangkan pendukung utamanya, AS, di Timur Tengah terjerat dalam kemelut yang tak akan ada habisnya serta menjadi sasaran kebencian bangsa-bangsa kawasan ini dan bahkan dunia. Semboyan "Dari Nil hingga Furat" kini sudah tereduksi menjadi sebatas slogan keamanan, itupun hanya dalam lingkaran tembok yang mereka bangun untuk mengurung diri mereka sendiri, dan untuk menghadapi kebangkitan Palestina. Mereka sudah tidak menemukan cara lain kecuali mengerahkan tank, bom, teror, penjara, dan buldoser. Mereka kembali kepada cara yang mereka gunakan pada beberapa dekade silam dan yang justru telah dan akan terus menempa bangsa Palestina menjadi kekuatan baja seperti sekarang.
Saudara dan saudari sekalian, bangsa Palestina kini sedang berada di tengah medan jihad yang berat dan berjangka panjang. Ini bukan semata-mata jihad Palestina, melainkan merupakan bagian dari jihad paling terkemuka dalam jihad Dunia Islam melawan para agresor, pembunuh, dan perampok. Dunia Islam telah bangkit. Slogan pemerintahan Islam telah menduduki posisi terdepan di mata para pemuda, akademisi, dan cendekiawan di negara-negara Islam. Republik Islam Iran yang memelihara dan mempraktikkan paham demokrasi agama kian hari kian solid dan maju. Ajaran Islam yang murni dan bersih dari rekayasa, penyimpangan, dan kejumudan seperti telah diperkenalkan oleh Imam Khomeini sudah menjalar dan mengakar ke pentas politik berbagai negara di timur hingga barat Dunia Islam.
Di saat yang sama, pahitnya racun Liberal Demokrasi Barat yang dijajakan AS sebagai obat mujarab sudah sangat memuakkan bangsa-bangsa Muslim. Apa yang terjadi di Irak, Afganistan, Libanon, Guantanamo, Abu Ghraib, dan kamp-kamp rahasia lainnya, terutama kota-kota di Jalur Gaza dan Tepi Barat, sudah menguak jargon kebebasan dan HAM Barat yang selama ini dipropagandakan pemerintah AS dengan tanpa rasa malu. Di mata Dunia Islam, Liberal Demokrasi Barat kini sama bobroknya dengan Sosialisme dan Komunisme yang dulu dijajakan oleh blok Timur. Umat Islam menghendaki kebebasan, kehormatan, kemajuan, dan keagungan di bawah naungan Islam. Umat Islam sudah terlampau jenuh terhadap dominasi asing dan imperialis yang sudah berjalan 200 tahun. Mereka sudah bosan dengan kemiskinan, kehinaan, dan keterbelakangan yang selama ini telah dipaksakan terhadap mereka.
Kita berhak dan mampu membalikkan penghinaan dan kecongkakan para imperialis kepada mereka sendiri. Ini merupakan itikad bangsa-bangsa kita dan generasi Dunia Islam sekarang, dari Asia Timur hingga jantung Afrika. Namun, ini juga merupakan medan jihad yang rumit, variatif, sulit, dan berjangka panjang. Dan tidak berlebihan seandainya Palestina kita pandang sebagai simbol jihad ini. Masyarakat di Dunia Islam sekarang harus memandang kemelut Palestina sebagai bagian dari masalahnya sendiri. Ini adalah kunci bersandi untuk membuka pintu-pintu kemenangan umat Islam. Palestina harus dikembalikan kepada bangsa Palestina sendiri. Palestina harus dikelola oleh satu pemerintahan yang dipilih oleh seluruh rakyat Palestina sendiri.
Sepak terjang Inggris, AS, dan Zionis selama 50 tahun untuk menghapus nama Palestina dari peta dunia dan meleburkan bangsa Palestina ke dalam bangsa-bangsa lain sama sekali tidak membuahkan hasil. Tekanan, penindasan, dan kekerasan malah membuahkan hasil yang sebaliknya. Bangsa Palestina sekarang lebih hidup, lebih berani, dan lebih berguna daripada para pendahulunya pada 60 tahun silam. Proses yang terjadi di bawah naungan iman, jihad, dan intifada ini harus berlanjut demi terealisasinya janji Allah SWT dalam firman-Nya;
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ.
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang kafir sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS.24.55)
Dalam skala lebih luas, Dunia Islam juga dapat menggapai dua tujuan. Pertama, bebas dari hegemoni, tekanan, dan campurtangan kaum imperialis. Kedua, hidup di bawah naungan Islam. Namun, ini jelas bergantung pada jihad dalam bentuk lain yaitu, jihad ilmu, politik, dan moral. Bangsa Iran sudah mengenyam pengalaman demikian sepanjang 27 tahun silam serta merasakan manisnya buah yang dihasilkannya. Jihad suci ini berasaskan iman, kerakyatan, dan keilmuan dimana karakteristiknya ialah bahwa setiap langkah yang berpijak pada asas tersebut maka langkah berikutnya pasti akan lebih mantap, dan setiap tahapnya pasti memudahkan proses penempuhan tahap selanjutnya.
Dalam jihad Palestina dan jihad Dunia Islam, keberhasilan bergantung mutlak pada prinsip yang dijadikan pijakan. Karena itu, musuh selalu mengincar prinsip kita sebagai sasaran tembak. Mereka mengumbar tipu daya, insentif, dan intimidasi agar prinsip terabaikan. Tereduksinya prinsip hanya akan menyebabkan Dunia Islam kehilangan pedoman dan lantas berjalan sesuai kaidah-kaidah yang didiktekan musuh. Tak jarang, sebagian orang kita sendiri, karena menuruti kemauan musuh, malah ikut mendesak kita agar menanggalkan prinsip yang kita pegang dengan dalih bahwa ini hanya sekedar strategi. Entah karena tidak mengerti, atau memang karena ambisi dan berkhianat, atau apapun motivasinya, mereka adalah perwujudan dari firman Allah SWT;
فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَن تُصِيبَنَا دَآئِرَةٌ فَعَسَى اللّهُ أَن يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِّنْ عِندِهِ فَيُصْبِحُواْ عَلَى مَا أَسَرُّواْ فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ.
"Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya bersegera mendekati mereka, seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan, atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka."(QS.5.52)
Padahal mereka itu sebenarnya tidak mendapat keuntungan apapun dari tindakannya melayani kepentingan musuh. AS dan Barat berulangkali membuktikan sikap tidak kenal belas kasihnya kepada siapapun, termasuk kepada orang-orang yang sudah menyerah. Mereka menganggap para pelayan kepentingan Barat sebagai barang konsumsi yang jika sudah habis masa berlakunya akan dibuang jauh-jauh.
Ada pula orang-orang yang suka membesar-besarkan kekuatan musuh agar para penuntut kebenaran takut berhadapan dengan musuh. Cara berpikir rancu seperti ini jelas salah sekaligus berbahaya dengan alasan sebagai berikut;
Pertama, musuh yang tidak diladeni oleh orang yang berakal sehat adalah musuh yang tidak sampai mengusik martabat, kebutuhan hidup, dan eksistensi orang tersebut. Adapun musuh yang sampai mengusik hal-hal itu, maka akal sehat mengatakan harus dilawan. Sebab, kerugian yang pasti diderita korban karena menyerah tak lain adalah kerugian yang baru bersifat mungkin akan diderita korban karena melawan, plus keterhinaan.
Kaum arogan dunia yang sekarang dikepalai dan dijurubicarai Presiden AS telah melontarkan ancaman secara terbuka terhadap Dunia Islam. Presiden AS tak segan-segan mengangkat isu Perang Salib. Jaringan Zionisme dan dinas-dinas rahasia AS dan Inggris mengobok-obok seluruh penjuru Dunia Islam. Dengan dana dan applause mereka, media Barat tak segan-segan menghina kesucian Islam, termasuk kesucian pribadi Nabi Besar Muhammad SAW. Mereka memasarkan ribuan film, game, dan lain sebagainya yang memvisualisasikan penghinaan terhadap Islam dan umat Muslim. Belum lagi tindak kejahatan mereka di negara-negara Islam, pembantaian mereka terhadap orang-orang Palestina, Irak, dan Afghanistan serta campur tangan mereka di negara-negara Islam untuk menjamin kepentingan politik dan ekonomi ilegal mereka. Menyerah kepada musuh jenis ini sama sekali bertentangan dengan hukum akal sehat. Perlawananlah yang diperintahkan oleh logika dan syariat.
Kedua, membesar-membesarkan kekuatan musuh adalah salah satu trik musuh itu sendiri. Insentif uang ataupun tekanan politik dan militer serta banyaknya peralatan tempur modern hanya akan menciutkan nyali pemerintah-pemerintah yang tidak berbasiskan kerakyatan. Kemenangan militer atas rezim seperti rezim Saddam yang jelas tidak didukung oleh rakyatnya dan tidak pula memiliki tentara yang beriman tentu bukan bukti sebuah keperkasaan. AS tidak mampu mengalahkan rakyat Irak. Bangsa Irak bukan saja telah mengungkap kebohongan klaim AS tentang demokrasi, tetapi juga telah mempermalukan pamor AS sebagai kekuatan absolut yang tak terkalahkan. Bangsa dan pemerintah yang bertumpu pada rakyat serta berbekal keimanan kepada Allah dan percaya diri tidak mungkin akan kalah. Jihad memang berat, tetapi pasti akan membuahkan kemenangan sekaligus meruntuhkan mitos-mitos bahwa musuh tidak dapat dikalahkan. Ini sudah sering terbukti, baik sekarang maupun dahulu, dan tetap akan terbukti. Insya Allah.
Rangkaian konspirasi AS terhadap Iran, Irak, Suriah, dan Libanon dengan tujuan menjadikan Rezim Zionis Israel sebagai maskot Timur Tengah tidak akan menghasilkan apapun kecuali petaka untuk para penguasa AS sendiri. Kalau saja AS secara kebetulan tiba-tiba menuruti akal sehat dan hati nurani, maka Washington harus mengakhiri petualangannya di Irak dan menyerahkan urusan pemerintahan Irak kepada rakyat negara ini sendiri, menghormati pemerintah Palestina dan mengendalikan mitra jahatnya yang bernama Zionis Israel, membebaskan orang-orang tak bersalah di Guantanamo, Abu Ghraib, dan penjara-penjara terselubung lainnya, menghentikan aksi makarnya terhadap Suriah, Libanon, dan Republik Islam Iran, dan tidak perlu lagi membiarkan kebodohannya menyulut keonaran di kawasan sensitif Timur Tengah dan Teluk Persia.
Di bagian akhir, kami berpesan kepada bangsa Palestina yang pemberani dan pejuang bahwa jihad, ketabahan, dan perjuangan Anda sangatlah cemerlang dan mengangkat martabat Dunia Islam. Anda telah menjadi bangsa teladan. Betapapun beratnya, ujian besar ini tidak akan sampai mematahkan tulang punggung Anda. Darah suci para syuhada Anda telah memperteguh tekad dan resistensi Anda. Kekejaman, kebengisan, pembantaian, perusakan, dan aksi penyanderaan yang dilancarkan musuh tidak dapat menghalau perlawanan Anda. Anda sekarang justru semakin perkasa.
Darah para syuhada besar semisal Syeikh Ahmad Yasin, Fathi Syaqaqi, Ar-Rantisi, serta para syuhada di kalangan pemuda Anda telah berhasil mengalahkan pedang, dan dengan daya dan kekuatan Ilahi akan terus merebut kemenangan. Kami di Republik Islam Iran dan seluruh umat Islam dan para penjunjung kebebasan di muka bumi ikut merasakan penderitaan yang Anda rasakan. Syuhada Anda adalah syuhada kami, derita dan duka Anda adalah derita dan duka kami, dan kemenangan Anda adalah kemenangan kami.
Tak seperti dunia Barat yang tertipu, umat Islam yang besar tidak akan diam tanpa menaruh kepedulian kepada Anda, dan tidak akan pula berjabat tangan dengan musuh Anda. Siapa saja yang berbuat demikian, maka dia memusuhi Anda, dan umat Islam tidak bertanggungjawab atas dosa besar ini. Umat Islam wajib menolong dan membantu Anda dengan segenap kemampuan agar Anda tetap dapat melanjutkan jalan perjuangan suci ini.
Percayalah kepada janji Allah SWT. Pasrahkan kepada Allah SWT segala penderitaan yang Anda rasakan akibat gencarnya pembantaian dan penyiksaan yang mendera Anda setiap hari. Jadilah seperti pemuka syuhada, Imam Husain bin Ali as, yang -ketika bayi mungilnya yang berada dalam pelukannya gugur syahid ditembus panah beracun- mengucapkan;
انَّمَا يُهَوِّنُ الْخَطْبُ عَلَىَّ اِنَّهُ ِبعَيْنِ اللَّهِ
"Sesungguhnya yang meringankan penderitaan ini hanyalah kesaksian Allah atas peristiwa ini."
Dan ketahuilah bahwa Allah SWT berjanji untuk menganugerahkan kemenangan final kepada kaum mukmin dan para mujahid yang bersabar.
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلاً لاَّ مُبَدِّلِ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Telah sempurna kalimat Tuhanmu sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui."
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu [IT/Khamanei]
Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sebelum dimulai, kami meminta peserta konferensi ini untuk membacakan surah Al-Fatihah sebagai hadiah bagi arwah para syuhada yang gugur di bumi Palestina dalam beberapa hari terakhir ini.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
الحمدللَّه ربّ العالمين و الصّلاة و السّلام على الرّسول الاعظم الامين و على اله الطاهرين و صحبه المنتجبين
Sebelum dimulai, kami meminta peserta konferensi ini untuk membacakan surah Al-Fatihah sebagai hadiah bagi arwah para syuhada yang gugur di bumi Palestina dalam beberapa hari terakhir ini.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمـَنِ الرَّحِيمِ
الحمدللَّه ربّ العالمين و الصّلاة و السّلام على الرّسول الاعظم الامين و على اله الطاهرين و صحبه المنتجبين
Lebih lanjut, saya mengucapkan selamat datang untuk para tamu yang mulia; para alim ulama, cendekiawan, politisi, pejuang, dan pembela ajaran Islam. Pertemuan ini adalah dalam rangka berpikir dan mencarikan solusi untuk sebuah petaka terbesar yang terjadi pada abad modern ini akibat ulah kaum imperialis terhadap umat Islam. Yaitu petaka pendudukan Palestina dan tanah suci Baitul Maqdis. Pertemuan ini berlangsung saat kita sedang memperingati Maulid Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, dan terjadi pada tahun yang dinamai oleh bangsa Iran sebagai tahun Rasulullah SAW. Sebab itu, pertemuan ini harus menjadi momen untuk menyegarkan inspirasi perjuangan, persatuan, tekad, serta keyakinan kepada janji, rahmat, dan pertolongan Allah SWT. Insya Allah.
Sekarang adalah masa kebangkitan Islam dimana Palestina telah menjadi porosnya. Sekarang sudah hampir 60 tahun Palestina diduduki sehingga rakyatnya harus menjalani masa-masa yang sarat dengan petaka dan cobaan. Yaitu dari masa dimulainya perjuangan berat yang disusul dengan pengungsian, pengasingan, penghancuran rumah-rumah warga Palestina dan pembunuhan massal terhadap mereka sampai upaya mencari perlindungan kepada lembaga-lembaga internasional, transaksi politik yang sia-sia, dan pertaruhan melalui negosiasi yang tidak pernah menghasilkan kemenangan karena dimediasi oleh kekuatan-kekuatan yang justru merupakan sumber petaka dan kelangsungan derita itu. Pengalaman ini lantas membawa generasi baru bangsa Palestina yang matang dan pemberani kepada gerakan intifada yang merupakan puncak kebangkitan untuk merdeka.
Di pihak lawan juga terjadi proses dengan tahap-tahap yang berbeda; dimulai dari aksi kekejaman yang tak kenal belas kasih dan batas, pembersihan etnis, pembumihangusan, agresi militer terhadap negara-negara sekitar, pelontaran klaim atas wilayah yang membentang dari Nil hingga Furat, kemudian berlanjut dengan konspirasi politik dan ekonomi terhadap kawasan, pemanfaatan kelemahan dan pengkhianatan sejumlah politisi Dunia Islam, sampai akhirnya tiba-tiba berhadapan dengan singa-singa pejuang Palestina yang telah terbangun dari keterlelapannya dan yang tergabung dalam gelora intifada. Rangkaian peristiwa tragis yang terjadi dengan dana dan kekuatan dua rezim Inggris dan AS serta sokongan keduanya atas semua kejahatan Zionis tersebut kini justru menghasilkan guncangan, depresi, dan frustasi para gembong Zionis dalam menghadapi gelora kebangkitan Islam tersebut.
Memang, Palestina sampai sekarang masih menjadi korban dalam sebuah adegan kebengisan pihak asing yang bernama rezim Zionis terhadap warga pribumi yang dilakukan secara terbuka dan penuh rasa bangga. Namun, jika kronologi peristiwa 60 tahun ini dirunut akan terlihat sebuah realitas yang menakjubkan dan penuh ibrah. Realitas ini tak lain adalah berubahnya zona konflik serta posisi kekuatan dua front yang berlawanan. Suatu perubahan besar yang juga terjadi baik pada taraf Palestina sendiri maupun pada level Timur Tengah dan Dunia Islam. Padahal pendudukan Palestina tak lain adalah tragedi yang diproyeksikan para penguasa Barat untuk menjamin ambisi jangka panjang mereka atas Timur Tengah dan Dunia Islam.
Palestina pada dekade 1940 adalah sebuah negeri yang terletak di jantung Dunia Arab dengan kondisinya yang miskin, pemerintahannya yang lemah, rakyatnya yang buta politik, dan rezim-rezim tetangganya yang diperalat oleh imperialis. Negeri ini tiba-tiba dirampas dari tangan umat Islam oleh rezim Barat paling kaya, paling bersenjata, dan paling kejam dengan cara menggerakkan kaum Zionisnya. Setelah dirampas, Palestina diserahkan kepada sebuah kelompok yang rasis, bengis, dan teroris. Semua rezim Barat dan bahkan dua blok dunia yang berseteru ikut membantu kelompok ini. Parahnya, rezim-rezim boneka di sejumlah negara Timur Tengah, termasuk rezim Pahlevi di Iran, malah ikut memberikan pelayanan dan berpaling dari Islam dan Arabisme. Uang, senjata, teknologi, dan industri juga dipersembahkan untuk kelompok bengis itu.
Untuk kelompok tersebut, AS memposisikan dirinya sebagai bodyguard, pengacara, dan promotor. Sedangkan Uni Soviet yang biasanya menentang AS, dalam kasus ini justru kompak dengan AS. Berbagai resolusi PBB, betapapun lemah dan konservatifnya, tak pernah digubris oleh kelompok yang akhirnya dijadikan sebagai rezim buatan tersebut. Dibantu AS dan Eropa, rezim bernama Zionis itu kemudian melancarkan serangan militer ke Mesir, Suriah, Jordania, dan Libanon serta merebut beberapa wilayah dengan niat mendudukinya secara permanen. Kaum Zionis tak segan-segan bicara tentang teror, pembunuhan, perampasan, dan intimidasi. Regu-regu teroris kesohor Zionis berkuasa secara bergantian sampai tiba pada regu yang telah melakukan tragedi besar Sabra dan Shatila. Puluhan tahun rezim perampas itu bertahan di Palestina dengan wajah angker, tak kenal kompromi, ambisius, dan tak terkalahkan.
Di pihak lain, setelah menderita kelemahan, perpecahan, dan kegagalan dalam berbagai upaya tanggung di tahun-tahun pertama, satu persatu orang-orang Palestina teruji oleh pengalaman. Mereka ramai-ramai keluar dari paham-paham yang berbasiskan rasisme, nasionalisme, marxisme dan paham-paham lain yang sudah terbukti gagal dalam ujian. Mereka lantas memilih komitmen penuh kepada paham berbasiskan agama, dan rakyat Palestina memang bangsa yang loyal kepada agama. Dengan perjuangan para mujahid, titik-titik terangpun bermunculan di cakrawala yang tadinya gelap gulita. Benih-benih harapan mulai tumbuh. Bersamaan dengan ini, mentari "revolusi Islam" tiba-tiba terbit dari ufuk timur; sebuah revolusi Ilahi yang mengibarkan kepedulian kepada Palestina dengan mengedepan pengabdian kepada Allah dan syariat Islam.
Sejak itu, arah perkembangan Palestina berubah. Sekarang arahnya menuju kepada proses kehancuran rezim perampas serta keruntuhan dominasi mutlak AS di Timur Tengah; dominasi kekuatan yang sudah sekian lama ikut andil dalam aksi kejahatan rezim perampas. Berbagai kelompok jihad yang beriman penuh kepada Islam di Palestina dan Libanon tampil dengan prima dan membentuk generasi pejuang yang ikhlas sekaligus tegas. Jihad dan syahadah hidup kembali dan kekuatan hakiki yaitu, kekuatan sebuah bangsa yang memelihara tekad dan semangat pengorbanan menemukan posisinya di tengah konstalasi persoalan Palestina dan Timteng. Darah suci para pemuda pendamba syahadah serta keberadaan para pejuang yang selalu siap berkorban akan dapat memporak-porandakan semua asumsi para penguasa materialis dunia dan akan membuka medan laga baru dimana darah akan dapat mengalahkan pedang.
Sekarang, setelah 60 tahun tragedi pendudukan, front kebenaran terus menggalang kekuatan dengan harapan-harapan baru dan dengan motivasi iman yang telah banyak menyerap generasi-generasi baru. Mereka di Libanon dan Palestina akan terus menimpakan kekalahan militer dan politik terhadap musuh. Dengan semangat jihadnya, mereka sedang menuju kemenangan yang nyata. Firman Allah SWT kini seakan ditujukan kepada mereka;
عَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَذِهِ وَكَفَّ أَيْدِيَ النَّاسِ عَنكُمْ وَلِتَكُونَ آيَةً لِّلْمُؤْمِنِينَ وَيَهْدِيَكُمْ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا . وَأُخْرَى لَمْ تَقْدِرُوا عَلَيْهَا قَدْ أَحَاطَ اللَّهُ بِهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا.
"Allah menjanjikan kepada kalian harta rampasan yang banyak yang dapat kalian ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untuk kalian dan Dia menahan tangan manusia dari kalian dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mu'min dan agar Dia menunjuki kalian kepada jalan yang lurus. Dan yang lain yang kalian belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS.48.21)
Sebaliknya, front kebatilan setelah sekian kali terpukul mundur dan kehilangan harapan-harapan ilusifnya sedang menderita perpecahan, keraguan, dan depresi. Sedangkan pendukung utamanya, AS, di Timur Tengah terjerat dalam kemelut yang tak akan ada habisnya serta menjadi sasaran kebencian bangsa-bangsa kawasan ini dan bahkan dunia. Semboyan "Dari Nil hingga Furat" kini sudah tereduksi menjadi sebatas slogan keamanan, itupun hanya dalam lingkaran tembok yang mereka bangun untuk mengurung diri mereka sendiri, dan untuk menghadapi kebangkitan Palestina. Mereka sudah tidak menemukan cara lain kecuali mengerahkan tank, bom, teror, penjara, dan buldoser. Mereka kembali kepada cara yang mereka gunakan pada beberapa dekade silam dan yang justru telah dan akan terus menempa bangsa Palestina menjadi kekuatan baja seperti sekarang.
Saudara dan saudari sekalian, bangsa Palestina kini sedang berada di tengah medan jihad yang berat dan berjangka panjang. Ini bukan semata-mata jihad Palestina, melainkan merupakan bagian dari jihad paling terkemuka dalam jihad Dunia Islam melawan para agresor, pembunuh, dan perampok. Dunia Islam telah bangkit. Slogan pemerintahan Islam telah menduduki posisi terdepan di mata para pemuda, akademisi, dan cendekiawan di negara-negara Islam. Republik Islam Iran yang memelihara dan mempraktikkan paham demokrasi agama kian hari kian solid dan maju. Ajaran Islam yang murni dan bersih dari rekayasa, penyimpangan, dan kejumudan seperti telah diperkenalkan oleh Imam Khomeini sudah menjalar dan mengakar ke pentas politik berbagai negara di timur hingga barat Dunia Islam.
Di saat yang sama, pahitnya racun Liberal Demokrasi Barat yang dijajakan AS sebagai obat mujarab sudah sangat memuakkan bangsa-bangsa Muslim. Apa yang terjadi di Irak, Afganistan, Libanon, Guantanamo, Abu Ghraib, dan kamp-kamp rahasia lainnya, terutama kota-kota di Jalur Gaza dan Tepi Barat, sudah menguak jargon kebebasan dan HAM Barat yang selama ini dipropagandakan pemerintah AS dengan tanpa rasa malu. Di mata Dunia Islam, Liberal Demokrasi Barat kini sama bobroknya dengan Sosialisme dan Komunisme yang dulu dijajakan oleh blok Timur. Umat Islam menghendaki kebebasan, kehormatan, kemajuan, dan keagungan di bawah naungan Islam. Umat Islam sudah terlampau jenuh terhadap dominasi asing dan imperialis yang sudah berjalan 200 tahun. Mereka sudah bosan dengan kemiskinan, kehinaan, dan keterbelakangan yang selama ini telah dipaksakan terhadap mereka.
Kita berhak dan mampu membalikkan penghinaan dan kecongkakan para imperialis kepada mereka sendiri. Ini merupakan itikad bangsa-bangsa kita dan generasi Dunia Islam sekarang, dari Asia Timur hingga jantung Afrika. Namun, ini juga merupakan medan jihad yang rumit, variatif, sulit, dan berjangka panjang. Dan tidak berlebihan seandainya Palestina kita pandang sebagai simbol jihad ini. Masyarakat di Dunia Islam sekarang harus memandang kemelut Palestina sebagai bagian dari masalahnya sendiri. Ini adalah kunci bersandi untuk membuka pintu-pintu kemenangan umat Islam. Palestina harus dikembalikan kepada bangsa Palestina sendiri. Palestina harus dikelola oleh satu pemerintahan yang dipilih oleh seluruh rakyat Palestina sendiri.
Sepak terjang Inggris, AS, dan Zionis selama 50 tahun untuk menghapus nama Palestina dari peta dunia dan meleburkan bangsa Palestina ke dalam bangsa-bangsa lain sama sekali tidak membuahkan hasil. Tekanan, penindasan, dan kekerasan malah membuahkan hasil yang sebaliknya. Bangsa Palestina sekarang lebih hidup, lebih berani, dan lebih berguna daripada para pendahulunya pada 60 tahun silam. Proses yang terjadi di bawah naungan iman, jihad, dan intifada ini harus berlanjut demi terealisasinya janji Allah SWT dalam firman-Nya;
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ.
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang kafir sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS.24.55)
Dalam skala lebih luas, Dunia Islam juga dapat menggapai dua tujuan. Pertama, bebas dari hegemoni, tekanan, dan campurtangan kaum imperialis. Kedua, hidup di bawah naungan Islam. Namun, ini jelas bergantung pada jihad dalam bentuk lain yaitu, jihad ilmu, politik, dan moral. Bangsa Iran sudah mengenyam pengalaman demikian sepanjang 27 tahun silam serta merasakan manisnya buah yang dihasilkannya. Jihad suci ini berasaskan iman, kerakyatan, dan keilmuan dimana karakteristiknya ialah bahwa setiap langkah yang berpijak pada asas tersebut maka langkah berikutnya pasti akan lebih mantap, dan setiap tahapnya pasti memudahkan proses penempuhan tahap selanjutnya.
Dalam jihad Palestina dan jihad Dunia Islam, keberhasilan bergantung mutlak pada prinsip yang dijadikan pijakan. Karena itu, musuh selalu mengincar prinsip kita sebagai sasaran tembak. Mereka mengumbar tipu daya, insentif, dan intimidasi agar prinsip terabaikan. Tereduksinya prinsip hanya akan menyebabkan Dunia Islam kehilangan pedoman dan lantas berjalan sesuai kaidah-kaidah yang didiktekan musuh. Tak jarang, sebagian orang kita sendiri, karena menuruti kemauan musuh, malah ikut mendesak kita agar menanggalkan prinsip yang kita pegang dengan dalih bahwa ini hanya sekedar strategi. Entah karena tidak mengerti, atau memang karena ambisi dan berkhianat, atau apapun motivasinya, mereka adalah perwujudan dari firman Allah SWT;
فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَن تُصِيبَنَا دَآئِرَةٌ فَعَسَى اللّهُ أَن يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِّنْ عِندِهِ فَيُصْبِحُواْ عَلَى مَا أَسَرُّواْ فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ.
"Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya bersegera mendekati mereka, seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan, atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka."(QS.5.52)
Padahal mereka itu sebenarnya tidak mendapat keuntungan apapun dari tindakannya melayani kepentingan musuh. AS dan Barat berulangkali membuktikan sikap tidak kenal belas kasihnya kepada siapapun, termasuk kepada orang-orang yang sudah menyerah. Mereka menganggap para pelayan kepentingan Barat sebagai barang konsumsi yang jika sudah habis masa berlakunya akan dibuang jauh-jauh.
Ada pula orang-orang yang suka membesar-besarkan kekuatan musuh agar para penuntut kebenaran takut berhadapan dengan musuh. Cara berpikir rancu seperti ini jelas salah sekaligus berbahaya dengan alasan sebagai berikut;
Pertama, musuh yang tidak diladeni oleh orang yang berakal sehat adalah musuh yang tidak sampai mengusik martabat, kebutuhan hidup, dan eksistensi orang tersebut. Adapun musuh yang sampai mengusik hal-hal itu, maka akal sehat mengatakan harus dilawan. Sebab, kerugian yang pasti diderita korban karena menyerah tak lain adalah kerugian yang baru bersifat mungkin akan diderita korban karena melawan, plus keterhinaan.
Kaum arogan dunia yang sekarang dikepalai dan dijurubicarai Presiden AS telah melontarkan ancaman secara terbuka terhadap Dunia Islam. Presiden AS tak segan-segan mengangkat isu Perang Salib. Jaringan Zionisme dan dinas-dinas rahasia AS dan Inggris mengobok-obok seluruh penjuru Dunia Islam. Dengan dana dan applause mereka, media Barat tak segan-segan menghina kesucian Islam, termasuk kesucian pribadi Nabi Besar Muhammad SAW. Mereka memasarkan ribuan film, game, dan lain sebagainya yang memvisualisasikan penghinaan terhadap Islam dan umat Muslim. Belum lagi tindak kejahatan mereka di negara-negara Islam, pembantaian mereka terhadap orang-orang Palestina, Irak, dan Afghanistan serta campur tangan mereka di negara-negara Islam untuk menjamin kepentingan politik dan ekonomi ilegal mereka. Menyerah kepada musuh jenis ini sama sekali bertentangan dengan hukum akal sehat. Perlawananlah yang diperintahkan oleh logika dan syariat.
Kedua, membesar-membesarkan kekuatan musuh adalah salah satu trik musuh itu sendiri. Insentif uang ataupun tekanan politik dan militer serta banyaknya peralatan tempur modern hanya akan menciutkan nyali pemerintah-pemerintah yang tidak berbasiskan kerakyatan. Kemenangan militer atas rezim seperti rezim Saddam yang jelas tidak didukung oleh rakyatnya dan tidak pula memiliki tentara yang beriman tentu bukan bukti sebuah keperkasaan. AS tidak mampu mengalahkan rakyat Irak. Bangsa Irak bukan saja telah mengungkap kebohongan klaim AS tentang demokrasi, tetapi juga telah mempermalukan pamor AS sebagai kekuatan absolut yang tak terkalahkan. Bangsa dan pemerintah yang bertumpu pada rakyat serta berbekal keimanan kepada Allah dan percaya diri tidak mungkin akan kalah. Jihad memang berat, tetapi pasti akan membuahkan kemenangan sekaligus meruntuhkan mitos-mitos bahwa musuh tidak dapat dikalahkan. Ini sudah sering terbukti, baik sekarang maupun dahulu, dan tetap akan terbukti. Insya Allah.
Rangkaian konspirasi AS terhadap Iran, Irak, Suriah, dan Libanon dengan tujuan menjadikan Rezim Zionis Israel sebagai maskot Timur Tengah tidak akan menghasilkan apapun kecuali petaka untuk para penguasa AS sendiri. Kalau saja AS secara kebetulan tiba-tiba menuruti akal sehat dan hati nurani, maka Washington harus mengakhiri petualangannya di Irak dan menyerahkan urusan pemerintahan Irak kepada rakyat negara ini sendiri, menghormati pemerintah Palestina dan mengendalikan mitra jahatnya yang bernama Zionis Israel, membebaskan orang-orang tak bersalah di Guantanamo, Abu Ghraib, dan penjara-penjara terselubung lainnya, menghentikan aksi makarnya terhadap Suriah, Libanon, dan Republik Islam Iran, dan tidak perlu lagi membiarkan kebodohannya menyulut keonaran di kawasan sensitif Timur Tengah dan Teluk Persia.
Di bagian akhir, kami berpesan kepada bangsa Palestina yang pemberani dan pejuang bahwa jihad, ketabahan, dan perjuangan Anda sangatlah cemerlang dan mengangkat martabat Dunia Islam. Anda telah menjadi bangsa teladan. Betapapun beratnya, ujian besar ini tidak akan sampai mematahkan tulang punggung Anda. Darah suci para syuhada Anda telah memperteguh tekad dan resistensi Anda. Kekejaman, kebengisan, pembantaian, perusakan, dan aksi penyanderaan yang dilancarkan musuh tidak dapat menghalau perlawanan Anda. Anda sekarang justru semakin perkasa.
Darah para syuhada besar semisal Syeikh Ahmad Yasin, Fathi Syaqaqi, Ar-Rantisi, serta para syuhada di kalangan pemuda Anda telah berhasil mengalahkan pedang, dan dengan daya dan kekuatan Ilahi akan terus merebut kemenangan. Kami di Republik Islam Iran dan seluruh umat Islam dan para penjunjung kebebasan di muka bumi ikut merasakan penderitaan yang Anda rasakan. Syuhada Anda adalah syuhada kami, derita dan duka Anda adalah derita dan duka kami, dan kemenangan Anda adalah kemenangan kami.
Tak seperti dunia Barat yang tertipu, umat Islam yang besar tidak akan diam tanpa menaruh kepedulian kepada Anda, dan tidak akan pula berjabat tangan dengan musuh Anda. Siapa saja yang berbuat demikian, maka dia memusuhi Anda, dan umat Islam tidak bertanggungjawab atas dosa besar ini. Umat Islam wajib menolong dan membantu Anda dengan segenap kemampuan agar Anda tetap dapat melanjutkan jalan perjuangan suci ini.
Percayalah kepada janji Allah SWT. Pasrahkan kepada Allah SWT segala penderitaan yang Anda rasakan akibat gencarnya pembantaian dan penyiksaan yang mendera Anda setiap hari. Jadilah seperti pemuka syuhada, Imam Husain bin Ali as, yang -ketika bayi mungilnya yang berada dalam pelukannya gugur syahid ditembus panah beracun- mengucapkan;
انَّمَا يُهَوِّنُ الْخَطْبُ عَلَىَّ اِنَّهُ ِبعَيْنِ اللَّهِ
"Sesungguhnya yang meringankan penderitaan ini hanyalah kesaksian Allah atas peristiwa ini."
Dan ketahuilah bahwa Allah SWT berjanji untuk menganugerahkan kemenangan final kepada kaum mukmin dan para mujahid yang bersabar.
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلاً لاَّ مُبَدِّلِ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Telah sempurna kalimat Tuhanmu sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui."
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu [IT/Khamanei]
No comments:
Post a Comment