Sunday 10 February 2013

PERSATUAN SYIAR SUCI,REVOLUSI ISLAM IRAN FENOMENA ILAHI


WAHDAH WAHDAH ISLAMIYYAH
Ayatullah Sayyid Ali Khamanei:
 Persatuan adalah Syiar yang Suci dan Pesan Terpenting Risalah Nabi SAW

"Jika Nabi Muhammad Saw hari ini hidup di tengah-tengah kita, beliau akan menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk bersatu dan menghindari perselisihan."
 
 Persatuan adalah Syiar yang Suci dan Pesan Terpenting Risalah Nabi SAW
Menurut Kantor Berita ABNA, Peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq (as), Selasa (29/1), diwarnai pertemuan sejumlah petinggi negara Republik Islam Iran, para tamu undangan peserta Konferensi Persatuan Islam ke-26, Duta Besar negara-negara Islam dan berbagai lapisan masyarakat dengan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei. Dalam pertemuan itu selain menyampaikan ucapan selamat atas tibanya 17 Rabiul Awwal yang merupakan hari kelahiran Rasulullah Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq (as), Rahbar juga menekankan persatuan Islam serta menyebutnya sebagai syiar yang suci dan pesan terpenting dari risalah kenabian Rasulullah Saw.

Rahbar menyinggung gelombang kebangkitan Islam yang terjadi saat ini di berbagai belahan dunia khususnya di kawasan utara Afrika seraya menyebutnya sebagai bagian dari terlaksananya janji Ilahi. "Kebijakan utama kubu arogansi dunia saat ini adalah melawan kebangkitan Islam dengan cara menciptakan pertikaian dan mengadu domba umat Islam di negara-negara Muslim. Karena itu, para tokoh agama, elit politik dan kalangan akademisi di Dunia Islam mengemban tugas yang berat untuk memberikan pencerahan akan program musuh dalam melawan umat Islam sekaligus bekerja keras untuk mewujudkan syiar persatuan Islam," kata beliau.

Bulan Rabiul Awwal, menurut Ayatollah al-Udzma Khamenei, ibarat musim semi kehidupan dengan kelahiran Rasulullah Saw dan Imam Shadiq (as) di bulan ini. Beliau menambahkan, "Merayakan milad yang agung ini tidak cukup dilakukan dengan cara menggelar pesta atau acara suka cita saja tetapi lebih dari itu, Dunia Islam harus semakin memperkuat hubungan maknawiyah, hati dan emosi dengan Nabi Muhammad Saw."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa salah satu keharusan dalam hal penghormatan kepada milad Rasulullah adalah dengan mengikuti ajaran Sang Nabi Saw. "Umat Islam harus melaksanakan apa-apa yang diajarkan Nabi Saw dalam kehidupan mereka dan mengikuti ajaran beliau untuk pendidikan individu dan sosial serta perbaikan perilaku politik di tengah masyarakat," imbuh beliau.

Rahbar menjelaskan bahwa lahirnya gerakan kebangkitan Islam saat ini telah menciptakan kondisi yang sangat baik bagi Dunia Islam untuk melaksanakan perintah dan ajaran Nabi Muhammad Saw. "Setelah berpuluh tahun Dunia Islam berada dalam himpitan dan hegemoni Barat, kini umat Islam merasakan adanya harapan untuk meraih kehormatan, kemuliaan dan kebebasan. Berkat Islam, kaum muslimin bisa mewujudkan semua impian dan cita-citanya," kata beliau.

Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung bahwa saat ini umat Islam sudah merasa kuat dan mampu melawan arogansi dan hegemoni negara-negara Barat sekaligus memaksa Barat mundur dari posisinya. Menurut beliau semua itu tercapai berkat kebangkitan Islam. Beliau menambahkan, "Kebangkitan Islam yang sudah dimulai sejak 34 tahun lalu di Iran kini meluas ke berbagai wilayah di Dunia Islam, dan ini merupakan bukti terlaksananya janji Ilahi dan menunjukkan adanya gerakan menuju kemenangan."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Sejak awal terbentuknya kebangkitan Islam, kubu arogansi berupaya keras untuk membendungnya. Akan tetapi umat Islam dengan bertawakkal kepada Allah telah membulatkan tekad untuk terus melangkah maju. Rintangan yang dibuat musuh sudah pasti tak akan mampu membendung umat Islam yang langkah demi langkah terus bergerak maju menuju kemenangan."

Seraya menjelaskan bahwa salah satu langkah musuh untuk melawan gerakan kebangkitan Islam adalah dengan menebar perselisihan dan mengadu domba umat Islam, beliau mengungkapkan, "Sejak awal kemenangan revolusi Islam, musuh sudah menjalankan skenario perselisihan. Namun Republik Islam melawannya dengan tegas dan terus mengibarkan panji persatuan Islam."

Rahbar mengatakan, "Sepanjang hidupnya, Imam Khomeini (ra) berkali-kali menekankan bahwa kita menjunjung tinggi persatuan Islam. Sepeninggal beliau, langkah itu terus berlanjut hingga hari ini."

Beliau menambahkan, "Satu-satunya cara melawan konspirasi adu domba ini adalah dengan memperkuat rasa persatuan di antara umat Islam dan solidaritas di tengah kubu-kubu, madzhab dan kelompok-kelompok yang ada di masing-masing negara Muslim."

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan bahwa perselisihan di tengah umat Islam hanya akan membuat isu Palestina terpinggirkan. Untuk itu beliau menekankan supaya melawan ambisi Amerika Serikat (AS) dan Barat. "Apa yang saat ini mulai dilakukan Barat di Afrika untuk menguasai bangsa-bangsa Afrika adalah akibat dari perselisihan di tengah umat Islam," kata beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei lebih lanjut menyebutkan beberapa kasus yang disebabkan oleh perselisihan di tengah umat Islam seperti tragedi pembunuhan massal yang terjadi di Pakistan, perang dan pembantaian di Suriah, aksi meredam suara rakyat di Bahrain, dan bentrokan internal di Mesir. Beliau menegaskan, "Dengan yakin saya katakan bahwa perselisihan apapun yang terjadi di tengah umat Islam atau konflik di tengah bangsa Muslim adalah bermain di lapangan yang sudah dipersiapkan oleh musuh."

Di bagian lain pembicaraannya, beliau mengimbau pata tokoh agama, politik, kampus dan lingkungan santri di negara-negara Islam untuk memandang persatuan sebagai masalah yang urgen dan penting. Beliau mengatakan, "Kalangan elit di Dunia Islam selain bertanggung jawab memberikan pencerahan akan skenario musuh yang sangat berbahaya dalam menebar perselisihan juga harus menghindari segala bentuk pertikaian atau tindakan provokasi. Sebab, mengobarkan api pertikaian hanya akan menjerumuskan bangsa-bangsa Muslim ke dalam lembah kesengsaraan."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut slogan ‘Persatuan Islam' sebagai syiar yang suci, seraya menandaskan, "Jika Nabi Muhammad Saw hari ini hidup di tengah-tengah kita, beliau akan menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk bersatu dan menghindari perselisihan."

Di awal pertemuan, Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam kata sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq (as) seraya menyebut Rasulullah Saw sebagai penerus dan penyempurna risalah para Nabi untuk kebahagiaan umat manusia. "Satu-satunya jalan kebahagiaan untuk umat Islam adalah dengan mengikuti jejak Nabi Muhammad Saw," katanya.

Menyinggung seruan para Nabi khususnya Nabi Muhammad Saw kepada tauhid, Ahmadinejad menandaskan, "Tujuan utama kubu arogansi dunia dan kaum zionis yang tak berbudaya adalah menjarah kekayaan dunia dan menguasainya dengan cara menebar perselisihan. Karena itu, persatuan menjadi masalah paling urgen bagi Dunia Islam bahkan bagi semua bangsa di dunia."

Di akhir pertemuan, Pemimpin Besar Revolusi Islam hadir di tengah para tamu peserta Konferensi Persatuan Islam dan berbicara dengan mereka dari dekat.
 
LABBAIK YA KHAMENE'I




راهپیمایی یوم الله 22 بهمن در تهران


Kenyataan ulama Ahlusunnah Khorasan Utara;

Revolusi Islam: Fenomenai Ilahi membasmi kezaliman

Ulama Ahlusunnah Selatan Khorasan Timur menyatakan, "Revolusi Islam Iran merupakan fenomena Ilahi yang menghapuskan raja yang korupsi sambil mengganggu perhitungan kuasa angkuh dunia manakala seluruh kezaliman di dalam Iran ditumpaskan berkat kepimpinan pengasas revolusi Islam, Imam Khomeini."
 

 
Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Ulama Ahlusunnah Khorasan Utara mengeluarkan kenyataan rasmi mereka sempena menjelang ulangtahun kemenangan Revolusi Islam Iran  ke-34, sambil menyeru kehadiran seluruh bangsa Iran dalam perarakan besar yang diadakan esok.
Antara kenyataan tersebut ialah, "Tidak syak lagi, kehadiran ramai rakyat dari berbagai lapisan masyarakat Islam Iran di dalam berbagai lapangan revolusi adalah tanda sokongan yang utuh dan sepenuh hati mereka yang berbakti kepada negara ini demi membela aspirasi dan kehendak warga Iran."
Selain itu mereka menegaskan, "Kami selaku ulama, cendiakawan dan guru-guru hauzah ilmiyah Ahlusunnah Khorasan Utara berikrar akan menyertai perarakan besar 22 Bahman (10 Februari 2013). Kami minta semua rakyat yang mulia agar menghadirkan diri bersama-sama hamba Allah yang lain dalam perarakan gilang gemilang 22 Bahman demi memperbaharui bai'at dengan pengasas Revolusi Islam Iran Ayatullah Imam Khomeini dan Rahbar. Pembelaan semua pihak terhadap kerajaan Republik Islam Iran hendaklah disampaikan kepada seluruh penghuni dunia."

Sidang media Presiden Iran dan Syeikh al-Azhar;
 Tidak ada perselisihan antara Ahlulsunnah dan Syiah

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad meminta jawatankuasa ulama senior al-Azhar bekerjasama dengan ulama Syiah dalam mendekatkan antara mazhab Syiah dan Ahlusunnah, seterusnya menjelaskan perkara ini kepada mesyarakat.
 
 Tidak ada perselisihan antara Ahlulsunnah dan Syiah
Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Presiden Iran dalam sidang media bersama Syeikh al-Azhar semalam menceritakan hasil kemajuan  dalam perhubungan antara Mesir-Iran dan dialog beliau bersama Dr. Muhammad Morsi.
Tambah Mahmoud Ahmadinejad, pandangan Iran-Mesir adalah identik. Beliau juga menyatakan harapan agar lawatannya ini bakal mencetuskan kekuatan baru bagi mengukuhkan hubungan antara kedua-dua negara. Selain itu pendirian rakyat kedua-dua negara ini bakal mewujudkan keamanan di rantau tersebut dan seluruh dunia.
Syeikh al-Azhar pula menyambut kedatangan beliau dengan mesra sambil menyatakan pihaknya menolak sebarang prasangka buruk terhadap Iran.
Presiden Iran Dr. Ahmad Tayyib turut memuji peranan al-Azhar selama seribu tahun yang lampau dab berkata, "Betapa pentingnya kita bekerjasama dalam perpaduan Islam, sementara itu ulama di Najaf memang sudah bersedia menjawab sebarang permasalahan yang ingin diajukan Syeikh al-Azhar."
Selain itu Ahmadinejad turut menyeru kerjasama ulama al-Azhar dengan ulama Syiah untuk mencapai matlamat pendekatan antara mazhab Ahlusunnah dan Syiah sambil menerangkannya kepada masyarakat. Beliau turut menegaskan bahawa tiada perbezaan antara Syiah dan Sunni.
Ahmadinejad; Barangsiapa yang menghina sahabat Nabi, maka dia adalah ejen asing
Dr. Mahmoud Ahmadinejad berkata, "Saya dapat merasakan bahawa diri saya duduk di kalangan ulama besar yang mempunyai pemikiran tentang hakikat perjalanan dan ajaran Nabi (s.a.w), perdamaian dan keamanan untuk seluruh manusia."
Dalam menjawab perkara berkaitan dengan perselisihan mazhab yang dibangkitkan oleh beberapa ulama al-Azhar, Mahmoud Ahmadinejad berkata, "Apa yang penting sekarang ialah hendaklah kita memberikan definisi yang jelas tentang perpaduan, kesetiakawanan, misi bersama. Perkara ini mempunyai kriteria yang amat penting di mana ia aladah peluang untuk tidak membiarkan perbezaan furu' itu terpendam begitu sahaja."
Sambil menerangkan terdapat beberapa masalah, kelemahan dan bantahan untuk mewujudkan perselisihan di kalangan umat Islam, Dr. Ahmadinejad berkata, "Apa yang perlu diambil berat oleh para ulama ialah berusaha menyingkirkan permasalahan-permasalahan masyakat sehingga ke wilayah pendalaman.
"Untuk sampai ke arah wahdat Ilahi, hendaklah kita benar-benar perkenalkan misi bersama dan kita perlu tahu haluan perpaduan menuju ke arah mana."
"Saya percaya perpaduan hendaklah dilakukan dalam rangka melaksanakan kewajipan agama, memperbaharui keadaan semasa masyarakat dan mencerahkan masa depan. Kita pasti segera sampai ke arah perpaduan dengan memberikan fokus terhadap misi dan tanggungjawab masa depan."
Presiden menceritakan bahawa Nabi (s.a.w) dibangkitkan untuk memperbaharui dunia, menghidupkan kemanusiaan, meletakkan tauhid di kalangan masyarakat dan membasmi kezaliman supaya manusia terselamat dari kejahilan dan khurafat, selain mengubah perseteruan kepada persaudaraan. Tambah Presiden Iran lagi, "Kita perlu berganding tangan dalam usaha merealisasikan semua misi bersama kita hari ini.
"Tidak seorangpun yang boleh mendakwa hakikat kehidupan Nabi (s.a.w) terealisasi dalam kehidupannya, sehinggakan kitab Allah di tangan umat Islam menjadi usang dan hakikat agama tidak menjadi realiti dalam kehidupan manusia. Ini disebabkan sekiranya kita memahami agama dengan betul maka keadaan umat di zaman sekarang tidaklah menjadi seperti ini.
Presiden Iran mengingatkan betapa pentingnya bekerjasama sehingga kita mengenali dengan lebih dekat tentang Nabi (s.a.w) dan kitab Allah. Tegas beliau lagi, "Nabi (s.a.w) merupakan penutup para nabi yang menawarkan agama sempurna kepada manusia, dan kita percaya bahawa agama Islam bukanlah sekadar untuk kaum muslimin semata-mata, bahkan ianya untuk seluruh manusia. Nabi Islam (s.a.w) disebut sebagai rahmat untuk seluruh alam, baginda datang untuk menyelamatkan manusia."
Tambahnya lagi, "Meskipun begitu memang ada insan jahil yang hadir di tengah-tengah masyarakat dan berusaha membuat provokasi untuk perselisihan di kalangan umat Islam."
Presiden menerangkan, "Kerana itu hakikat agama belum terealisasi dan menjadi aturan dalam masyarakat. Selain itu keadaan masyarakat manusia bertambah buruk, ini menyebabkan misi bersama kita menjadi amat berat."
"Saya amat menghormati ulama dan pensyarah Universiti al-Azhar, saya tahu seluruh usia mereka habiskan untuk mempromosikan ajaran Nabi (s.a.w). Saya percaya hakikat Nabi (s.a.w) terlalu besar sehinggga tidak seorangpun berhak mengutamakan dirinya daripada orang lain dan terlalu bersikap fanatik.
"Hendaklah kita saling bantu membantu dan berusaha memperkenalkan Nabi (s.a.w) dan peraturan kepada umat manusia."
Dr. Ahmadinejad menegaskan bahawa keperihatinan terhadap perpaduan lebih besar tanggungjawabnya berbanding menyingkirkan perselisihan mazhab di antara Sunni dan Syiah. Kata beliau lagi, "Semua umat Islam hendaklah bersatu seperti biasa dengan satu Tuhan, Nabi, kitab dan kiblat yang sama-sama mereka miliki yang mana mereka hendaklah mengetahui nikmat ini di samping memanfaatkan sabda-sabda Nabi (s.a.w) untuk membaiki dunia. Ini disebabkan kuasa angkuh dunia memusuhi semua umat Islam samada Syiah atau Sunni, dengan memperkenalkan Islam sebagai agama keganasan. Selain memusuhi agama dan kitab Allah, mereka tidak mahu umat Islam seperti bangsa Iran dan Mesir menjadi kuat di dunia dan memperkenalkan nama Nabi (s.a.w) ke seluruh alam semesta."
 
 Tehran Friday Prayer Leader Urges Muslim Nations to Maintain Unity

Tehran's provisional Friday Prayers Leader Ayatollah Mohammad Ali Movahedi Kermani blamed internal rifts and disputes for the existing problems in the Muslim states, and asked Islamic nations to maintain unity. 

 Tehran Friday Prayer Leader Urges Muslim Nations to Maintain Unity
(Ahlul Bayt News Agency) - Addressing a large and fervent congregation of worshippers here in Tehran on Friday, Ayatollah Movahedi Kermani stressed the importance of preserving Muslim unity and said the main issue in countries such as Egypt, Syria and Iraq is internal disputes.

He pointed out that enemies seek to turn Muslims against each other but if Muslims are united they should have no fears or concerns.

As regards development in Syria, Ayatollah Movahedi Kermani said the the Israeli regime and their allies are turning to negotiation due to failure in Syria.

The Iranian cleric noted that the Syrian situation has reached a good stage saying, Iran's diplomacy has been influential in resolving the issue.

Syria has been experiencing unrest since March 2011 with organized attacks by well-armed gangs against Syrian police forces and border guards being reported across the country.

Hundreds of people, including members of the security forces, have been killed, when some protest rallies turned into armed clashes.

The government blames outlaws, saboteurs, and armed terrorist groups for the deaths, stressing that the unrest is being orchestrated from abroad.

The US and its western and regional allies have long sought to topple Assad and his ruling system. Media reports said that the Syrian rebels and terrorist groups have received significantly more and better weapons in recent weeks, a crime paid for by the Persian Gulf Arab states and coordinated by the United States.

The US daily, Washington Post, reported in May that the Syrian rebels and terrorist groups battling the President Bashar al-Assad's government have received significantly more and better weapons in recent weeks, a crime paid for by the Persian Gulf Arab states and coordinated by the United States.

The newspaper, quoting opposition activists and US and foreign officials, reported that Obama administration officials emphasized the administration has expanded contacts with opposition military forces to provide the Persian Gulf nations with assessments of rebel credibility and command-and-control infrastructure.

Opposition activists who several months ago said the rebels were running out of ammunition said in May that the flow of weapons - most bought on the black market in neighboring countries or from elements of the Syrian military in the past - has significantly increased after a decision by Saudi Arabia, Qatar and other Persian Gulf states to provide millions of dollars in funding each month.  

SOLAWAT

No comments:

Post a Comment