Sunday, 6 January 2013

PESAN RAHBAR




Rahbar Hadiri Arbain di Huseiniyah Imam Khomeini





Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengikuti acara peringatan Arbain Imam Husein as hari ini (Kamis, 3/1) di huseiniyah Imam Khomeini ra, di Tehran.

Mehr News melaporkan, sebagian besar peserta acara tersebut adalah para mahasiswa dan tokoh universitas. Acara dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Quran dan kemudian caramah oleh Hujjaul Islam Rafii yang menjelaskan tujuan dan filsafat kebangkitan Imam Husein di Karbala dengan menyinggung beberapa penggalan dalam ziarah Arbain.

Selanjutnya, syair dan puisi duka untuk Imam Husein as dan keluarga beliau yang tertawan pasca tragedi Karbala, dibacakan oleh Meitsam Motiei.

Acara ditutup dengan penunaian shalat zuhur berjamaah yang dipimpin oleh Ayatullah Khamenei.(IRIB Indonesia/MZ)

Rahbar: Imam Sajjad as Pejuang Islam Tak Kenal Lelah


 
Memperingati kesyahidan Imam Sajjad as, menurut sebuah riwayat, IRIB Indonesia mengutip pernyataan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengenai kehidupan hakiki Imam Sajjad as dalam memperjuangan Islam.

Beliau dalam khutbah Jumat Tehran mengatakan:

"Banyak yang berkepentingan mencitrakan Imam Sajjad as sebagai tokoh tertindas, diam, wajah menunduk dan pasif. Padahal semua ini bertentangan dengan kenyataan. Wajah hakiki Imam Sajjad as adalah karakter seorang pejuang tak kenal lelah dan tidak pernah berdamai. Dengan manajemen yang detil dan tepat, beliau mengenali semua cara lalu memilih dan melewati semua jalan demi mencapai tujuannya. Imam Sajjad as tidak pernah mengenal lelah dalam perjuangannya. Bahkan yang terjadi, musuh-musuh beliau yang keletihan.

Ketika musuh melihat mereka tidak mampu berbuat apa-apa lagi, yang dilakukan adalah meracuni beliau. Dan Imam Sajjad as setelah melewati usia penuh berkah dan penuh perjuangan akhirnya terbang menyambut keridhaan ilahi. Ini adalah ringkasan kehidupan Imam Sajjad."(1) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)


Rahbar: Konflik Suriah, Plot Musuh Lumpuhkan Muqawama



Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menegaskan kembali sikap jelas Tehran mengenai masalah Suriah yang menolak intervensi asing dalan urusan internal negara itu. Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei memperingatkan plot kekuatan arogan global dalam melumpuhkan gerakan anti-Israel dengan menargetkan Suriah.

"Realitas isu Suriah adalah front kekuatan arogan bermaksud menghilangkan link yang menghubungkan rantai muqawama di wilayah yang terletak dekat rezim Zionis," kata Rahbar dalam pertemuan dengan pejabat haji Iran pada Senin (19/11).

Ayatullah Khamenei menggarisbawahi upaya pencegahan pasokan senjata ke Suriah sebagai satu-satunya solusi mengatasi krisis negara itu.

Iran berulang kali menyuarakan penentangan terhadap setiap campur tangan asing dalam urusan internal Suriah, dan menyerukan dialog inklusif dan rekonsiliasi nasional serta pemilihan umum yang bebas sebagai kunci penyelesaian krisis di negara Arab itu.

Pertemuan antara pemerintah Suriah dan kelompok oposisi dimulai di ibukota Iran Tehran pada hari Minggu dengan tema utama "Tidak untuk Kekerasan, Ya untuk Demokrasi."

Hampir 200 peserta, termasuk ulama, pemimpin suku dan agama Suriah, perwakilan dari berbagai etnis yang berbeda, minoritas dan oposisi telah berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.

Suriah dilanda kerusuhan mematikan sejak Maret 2011 yang menewaskan warga sipil serta personil militer dan keamanan. Damaskus menyalahkan negara-negara Barat dan beberapa sekutu regional mereka yang mendorong memburuknya krisis internal Suriah. Berbagai laporan menunjukkan bahwa sejumlah besar milisi teroris bersenjata yang memerangi pemerintah Suriah adalah warga negara asing.(IRIB Indonesia/PH)

Rahbar: Barat dalam Kegelapan ketika Iran Berkembang Pesat


Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menegaskan perlunya penjelasan tentang periode perkembangan dan ledakan ilmiah di Iran, dan pengenalan tokoh-tokoh terkemuka sebagai teladan bagi generasi muda saat ini.

Hal itu disampaikan Rahbar dalam pesannya kepada peserta Seminar Internasional Qutb al-Din al-Shirazi yang digelar pada Rabu (19/12) seperti dilansir IRNA.

Ayatullah Khamenei mengatakan, dengan adanya teladan-teladan ini maka kita tidak perlu mengambil orang-orang di era kegelapan Eropa di abad pertengahan sebagai tokoh yang harus kita kenalkan.  

Beliau menambahkan, arus ilmu pengetahuan di Iran mengalami banyak contoh pemekaran dalam sebuah periode ketika hal itu tidak terjadi di Barat dan Eropa.

Saat menyinggung tentang Qutb al-Din al-Shirazi yang hidup sekitar abad ke-7 Hijriah, Ayatullah Khamenei menandaskan, pada saat itu, apa yang terjadi di Eropa,cahaya ilmu pengetahuan belum bersinar di Eropa. Sementara kepribadian yang luar biasa seperti Khajeh Nasir al-Din al-Tusi dan orang-orang seperti Quthb al-Din al-Shirazi telah ada pada waktu itu.

Seminar Internasional Qutb al-Din al-Shirazi digelar di kota Shiraz selama dua hari dan dihadiri oleh perwakilan dari sembilan negara. (IRIB Indonesia/RA)

Rahbar: Gangguan Akan Membuat Iran Semakin Kuat



Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan, gangguan dari kekuatan hegemoni global terhadap Iran tidak akan pernah berakhir dan hanya akan semakin membuat bangsa Iran lebih kuat.
"Alasan di balik plot berkesinambungan adalah bahwa kegagalan AS pada tahun 1979 [menyusul kemenangan Revolusi Islam di Iran] bukan satu-satunya kekalahan mereka di hadapan bangsa Iran, namun karena mereka juga gagal di wilayah ini, serta apa yang sekarang terjadi di Afrika Utara dan dunia Arab, dan eskalasi kebencian bangsa-bangsa terhadap AS juga termasuk di antara kegagalan mereka," kata Rahbar Rabu (31/10).
Ditujukan kepada peringatan menjelang Hari Mahasiswa Iran, pada tanggal 3 November, Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa selama 34 tahun terakhir, bangsa Iran semakin kuat dan kokoh, sementara kekuatan AS menurun.
"Salah satu dari nilai-nilai yang didukung AS adalah pemberantasan terorisme ... namun sekarang pemerintah AS bergabung dengan pasukan teroris dan bahkan mendukung Organisasi teroris Mujahidin-e Khalq (MKO) dan menghapusnya dari daftar hitam [organisasi teroris]," tekan Rahbar.

Mengacu pada klaim AS tentang dukungannya terhadap demokrasi, Ayatullah Khamenei menegaskan, "Meski semua klaimnya, dukungan penuh AS terhadap para penguasa despotik dan yang paling totaliter di kawasan dan dunia, telah diketahui semua orang."
"Prinsip lain yang mereka klaim adalah dukungan terhadap hak asasi manusia di saat langkah-langkah anti-kemanusiaan terburuk tengah terjadi dengan dukungan AS, dan rezim Zionis yang secara terang-terangan melanggar hak-hak bangsa Palestina yang tidak bersalah selama 60 tahun mendapat dukungan penuh dari AS."
Ayatullah Khamenei menilai pengabdian penuh AS terhadap Israel sebagai contoh lain dari pengingkaran pemerintah Amerika terhadap nilai dan prinsip-prinsip yang diklaimnya. "Sangat memalukan bahwa kandidat [presiden AS] harus bersaing dalam perdebatan mereka untuk membuktikan loyalitas mereka kepada rezim Zionis."
Rahbar juga menyinggung krisis ekonomi yang sedang terjadi di Amerika Serikat, dan mengatakan bahwa ketika para pejabat AS mengklaim negaranya sebagai negara terkaya di dunia, pada kenyataannya, Amerika telah menjadi negara yang paling berutang.(IRIB Indonesia/MZ)

Rahbar: Keliru Kalau Beranggapan AS Akan Berunding dengan Iran



Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan, "Pendapat bahwa AS mungkin akan datang untuk berdamai dengan Iran dan gerakan Islam merupakan sebuah kekeliruan.

Hal itu dikemukakan Selasa (11/12) oleh Rahbar dalam pertemuan dengan ratusan ulama, akademisi, cendikiawan dan peneliti yang berpartisipasi dalam Konferensi Internasional Cendikiawan Muslim dan Kebangkitan Islam, di Tehran.

"Di manapun ada Islam dan gerakan Islam, AS akan melakukan segala upaya untuk memusnahkannya."

Menyinggung kekerasan di Suriah, Rahbar mengatakan, "Mereka yang menyetir Suriah menuju perang saudara dan pembunuhan adalah pihak yang harus disalahkan."

Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa seluruh tuntutan umat Islam harus diselesaikan secara damai.

Memuji rakyat Palestina serta gerakan muqawama Hamas dan Jihad Islam, Rahbar mengatakan tidak ada yang percaya bahwa dalam perang antara Gaza dan Israel, "pihak Palestina yang menentukan persyaratan gencatan senjata."

"Musuh-musuh takut terhadap kalimat Kebangkitan Islam dan mereka berusaha tidak menggunakannya," kata Ayatullah Khamenei seraya menegaskan bahwa musuh juga takut terhadap Islam yang dipraktekkan oleh banyak orang.

Konferensi Internasional Cendikiawan Muslim dan Kebangkitan Islam dimulai di ibukota Iran, Tehran, pada hari Senin (10/12) dengan tema perluasan keadilan dan demokrasi agama.(IRIB Indonesia






ALLAHUMMA AJJIL LIWALIYYIKALFARAJ.SOLAWAT

No comments:

Post a Comment