Friday, 25 January 2013

MAULIDURRASUL S.A.W 2013







Rumah Nabi Saw dan Sayyidah Khadijah, tempat mereka berdua tinggal selama 28 tahun

Ayatullah al Uzhma Sistani:

 Sunni Bukan Sekedar Saudara Tapi Nafas dan Jiwaku

"Umat Syiah harus berdampingan dengan umat Sunni untuk sama-sama memperjuangkan hak-hak sosial dan politiknya. Saya berkali-kali menegaskan bahwa saya tidak mengatakan bahwa Sunni itu saudara seiman saya melainkan mereka adalah nafas dan jiwa saya. Saya lebih banyak ikut mendengarkan khutbah ulama Sunni dibanding khutbah Jum'at ulama Syiah." 

 Sunni Bukan Sekedar Saudara Tapi Nafas dan Jiwaku
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Sistani ulama besar sekaligus marja taklid Syiah yang bermukim di Irak dalam salah satu pesannya menyebutkan, bahwa tidak ada perbedaan yang mendasar antara Sunni dan Syiah. Ulama besar Irak tersebut bahkan menyebutkan muslim Sunni adalah nafas dan jiwanya bukan sekedar saudara se Islam.
Adanya perbedaan pendapat dikalangan Sunni dan Syiah mengenai tarikh kelahiran Nabi Muhammad Saw menjadi dasar digagasnya "Pekan Persatuan Islam" oleh Imam Khomeini. Pekan persatuan tersebut diperingati setiap tahunnya dari tanggal 12 sampai 17 Rabiul Awal. Ulama marja taklid Syiah khususnya Pemimpin Besar Republik Islam Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamanei dan Ayatullah Sistani sangat menekankan peringatan "Pekan Persatuan Islam" harus diisi dengan berbagai kegiatan ilmiah untuk mencari titik kesamaan Sunni dan Syiah. Keduanya menyerukan kepada para pemikir, cendekiawan dan ulama-ulama Islam bahkan kepada seluruh kaum muslimin untuk lebih menggalakkan upaya persatuan umat dan menghindari segala bentuk tindakan yang dapat merusak upaya terwujudnya persatuan umat Islam tersebut.
Ayatullah al Uzhma Sistani dalam berbagai pernyataan bahkan termasuk fatwa-fatwanya menyerukan ummat islam untuk mengedepankan persatuan ummat dan menjauhi segala bentuk perselisihan antar mazhab. Beliau diantara ulama besar yang sampai saat ini tetap gigih mengupayakan terwujudnya ukhuwah Islamiyah tersebut khususnya antar warga muslim Irak yang selama bertahun-tahun terlibat dalam pertikaian sektarian.
Diantara upayanya adalah menyelenggarakan berbagai pertemuan ilmiah, seminar dan diskusi antar mazhab. Beliau berkata, "Penyelenggaraan pertemuan-pertemuan ilmiah tidak bisa dinafikan manfaatnya yang sangat besar. Lewat pertemuan-pertemuan tersebut bisa kita tegaskan bahwa antara Sunni dan Syiah tidak ada perbedaan yang mendasar yang membuat pengikut antar kedua mazhab besar ini saling berselisih dan berpecah belah. Perbedaan antara Sunni dan Syiah hanya terjadi pada tataran fikih praktis dan itu hal yang sangat lumrah."
"Umat Syiah harus berdampingan dengan umat Sunni untuk sama-sama memperjuangkan hak-hak sosial dan politiknya. Saya berkali-kali menegaskan bahwa saya tidak mengatakan bahwa Sunni itu saudara seiman saya melainkan mereka adalah nafas dan jiwa saya. Saya lebih banyak ikut mendengarkan khutbah ulama Sunni dibanding khutbah Jum'at ulama Syiah." Tegasnya.
Dipenghujung pesannya, Ayatullah Sistani melanjutkan, "Saya banyak belajar dari hasil penelitian dan fatwa-fatwa fikih ulama Sunni, kita sama menghadap keka'bah setiap shalat, sama-sama berpuasa. Karenanya saya tegaskan, saya tidak pernah membeda-bedakan sikap antara Sunni dan Syiah dan saya mendukung hak-hak keduanya."

Ahmadinejad:
 Tuhan dan Al-Qur'an Seluruh Umat Islam itu Satu

"Demi mencapai puncak kebahagiaan, manusia memerlukan dua sayap yang pada intinya adalah satu. Keduanya merupakan manifestasi dari hakikat lainnya. Sayap pertama adalah al-Quran. Al-Quran adalah kitab semesta. Kitab manusia. Kitab kebahagiaan."




 Tuhan dan Al-Qur
Menurut Kantor Berita ABNA, Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad menjelaskan bahwa Tuhan dan al-Quran seluruh umat Islam itu satu, seraya mengatakan, "Pembagian antara Sunni dan Syiah serta etnisitas, semuanya datang dari syaitan."

FNA (25/1) melaporkan, Ahmadinejad mengemukakannya pada acara penutupan periode pertama musabaqah penghapalan dan qiraah al-Quran Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Kamis petang (24/1) di gedung konferensi IRIB, Tehran.

Menyinggung peringatan Maulud Nabi dan kelahiran Imam Ja'far as-Shadiq as, Ahmadinejad mengatakan, "Demi mencapai puncak kebahagiaan, manusia memerlukan dua sayap yang pada intinya adalah satu. Keduanya merupakan manifestasi dari hakikat lainnya. Sayap pertama adalah al-Quran. Al-Quran adalah kitab semesta. Kitab manusia. Kitab kebahagiaan."

"Semua manusia mencari kebahagiaan dan diciptakan untuk menggapai kebahagiaan serta kesempurnaan. Manusia diciptakan untuk mencapai keabadian, manusia tercipta untuk mencapai puncak tertinggi yaitu Allah Swt dan menjadi manifestasi-Nya. Akan tetapi kita memerlukan dua sayap untuk mencapainya," tambah Ahmadinejad.

Dikatakannya pula bahwa seluruh hakikat terkandung dalam al-Quran, yang merupakan kitab termulia dan paling bernilai. Al-Quran itu adalah hikmah mutlak, karena datang dari Allah Swt. Al-Quran adalah ilmu dan makrifat mutlak.

Dalam menjelaskan kedudukan al-Quran, Ahmadinejad menegaskan, "Allah sendiri telah menjelaskan bahwa al-Quran diturunkan pada hati Rasulullah Saw, karena tidak ada hati yang lebih besar, suci dan mulia seperti hati Rasulullah."

"Untuk mencapai kebahagiaan apakah al-Quran saja sudah cukup? Setiap manusia memiliki kadar pemahaman dan nalar yang berbeda. Semakin sempuna, maka semakin besar pula pemahamannya terhadap al-Quran. Dengan demikian, manusia juga memerlukan faktor lain, harus ada orang yang mampu menjelaskan al-Quran sebagaimana mestinya. Wujud pertamanya adalah Rasulullah Saw. Nabi Muhammad Saw dan al-Quran itu adalah satu hakikat," jelas Ahmadinejad. 

"Setelah Rasulullah Saw, harus ada manusia-manusia sempurna yang menafsirkan al-Quran secara sempurna pula, karena perilaku manusia yang tidak sempurna akan menciptakan perselisihan."

Lebih lanjut Ahmadinejad menegaskan, "Dewasa ini kita memerlukan persatuan, akan tetapi bagaimana persatuan itu dapat terwujud? Apa itu tali Allah? Jika al-Quran itu adalah tali Allah tersebut, maka sekarang tidak ada perbedaan di antara umat. Ini bukan berarti al-Quran tidak sempurna, melainkan kita (manusia) yang memerlukan kehadiran nyata al-Quran."



Setiausaha Agung Majma' Ahlul Bait;
 Tiada perbalahan mazhab dalam dunia Islam hari ini

Setiausaha Agung Majma' Ahlul Bait menegasakan, "Tidak ada perkara yang dinamakan perbalahan mazhab dalam dunia Islam dan mereka yang menumpahkan darah umat Islam bukanlah daripada kalangan kaum muslimin." 





Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Menjelang persidangan Antarabangsa Perpaduan Islam ke-26 yang akan dihadiri para ulama dari mazhab Syiah dan Sunni pada 27 dan 28 Januari depan, wartawan Taghribnews berkesempatan mewawancara Setiausaha Agung Majma' Ahlul Bait Muhamad Hasan Akhtari seperti berikut:

- Sepanjang kehadiran anda dalam persidangan Perpaduan Islam dalam beberapa tahun yang lalu, menurut pandangan anda, sampai ke manakah pencapaian kebudayaan, perpaduan dan pendekatan yang sudah terjadi dari peringkat ulama sehinggalah ke kepada masyarakat dan orang awam?

Kami percaya persidangan ini mempunyai kemampuan, pemikiran dan idea perpaduan serta pendekatan antara mazhab dalam Islam telah tersebar luas dan berakar umbi. Ketika kami ingin melangsungkan persidangan perpaduan pada 30 tahun dahulu, kami menghadapi banyak kesulitan. Namun hari ini masalah perpaduan menjadi suatu topik yang dibela dan dipegang orang ramai.

Kelangsungan persidangan ini mampu mengakar umbikan perpaduan hasil pengedaran tulisan, ucapan peserta dalam persidangan-persidangan ini dan buku-buku berkaitan dengan perpaduan serta integrasi yang telah ditulis dalam menghadapi perpecahan dan fitnah.

Sekarang hal perpaduan bukanlah sebuah sebuah masalah yang hanya diterangkan di kalangan beberapa ulama agama semata-mata. Hari ini kita kenal beberapa mufti yang menjelaskan betapa pentingnya perpaduan, misalannya mufti Sudan Prof. Muhammad Usman yang memberikan fatwa betapa wajib dan perlunya perpaduan antara Syiah dan Sunni. Begitu juga mufti-mufti lain termasuk juga ulama silam yang menegaskan masalah ini seperti fatwa al-Marhum Syeikh Shaltut, presiden Universiti al-Azhar dan mufti-mufti yang lain.

Hari ini juga khutbah-khutbah solat Jumaat di berbagai negara memberikan fokus terhadap perpaduan. Kebanyakan universiti telah menganjurkan forum dan panel perpaduan. Ini semua mampu membawa masalah perpaduan ke peringkat masyarakat.

Sekarang ini banyak negara yang mempunyai pusat Pendekatan Antara Mazhab dan persatuan ulama, seperti Persatuan Ulama Lubnan yang dianggotai ulama Syiah dan Sunni. Terdapat juga Persatuan Ukhwah yang dibentuk oleh Syiah dan Ahlusunnah di Pakistan, Afghanistan dan Syria. Perkara ini sedang meluas ke negara-negara lain.

Khatib Jum'at Teheran:
 Ajaran Islam Kental dengan Semangat Persatuan

Khatib Jum'at Teheran menyebutkan shalat berjama'ah adalah simbol adanya ajaran-ajaran persatuan dalam Islam yang sedemikian kental.

 Ajaran Islam Kental dengan Semangat Persatuan
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Muhammad Emami Kasyani, anggota Majelis Khubreghan Rahbari pada Jum'at (25/1) dalam khutbah Jum'atnya di Teheran mengucapkan selamat kepada seluruh kaum muslimin atas datangnya bulan Rabiul Awal yang dikenal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq as.
Mengapresiasi masuknya 'Pekan Persatuan Islam' Khatib Jum'at Teheran tersebut mengatakan, "Peringatan ini adalah salah satu syiar Islam untuk menunjukkan kepada dunia bahwa umat Islam adalah umat yang mendambakan persatuan di setiap tempat dan zaman."
Ulama Iran tersebut dengan menukil Hadits dari Rasulullah Saw mengenai shalat berjama'ah mengatakan, "Rasulullah Saw menyampaikan hal penting dalam salah satu hadistnya mengenai keutamaan shalat berjama'ah bahwa sewaktu shalat jama'ah dikerjakan, semua makmum berada dibelakang imam shalat dan dengan satu suara dari imam semuanya melakukan takbiratul ihram bersama-sama secara serentak. Semuanya bersama-sama serentak setelah Imam mengumandangkan takbir Allahu Akbar sembari mengangkat tangan." Khatib Jum'at Teheran tersebut menjadikan shalat berjama'ah sebagai simbol adanya ajaran-ajaran persatuan dalam Islam yang sedemikian kental.
Pada bagian lain ceramahnya, Ayatullah Emami Kasyani menekankan bahwa tidak ada satupun asas bernegara di dunia ini yang lebih baik dari asas Negara Iran. "Negara-negara di dunia saat ini meskipun mengaku diri sebagai Negara terbaik namun tidak bisa menemukan aturan dan perundang-undangan yang lebih baik sebagaimana yang diterapkan Republik Islam Iran." Tegasnya.
Beliau melanjutkan, "Keistimewaan lain yang dimiliki rakyat Iran adalah Negara Iran tidak sedikitpun terlibat dalam kezaliman Israel dan Amerika Serikat. Kemajuan Iran, teknologi Iran, gerakan generasi mudanya kearah ilmu dan kemajuan tekhnologi adalah untuk kemajuan Iran yang tidak bisa dipungkiri semua itu disebabkan keyakinan bahwa hanya Allah yang Maha Besar, yang dengan semangat Allahu Akbar itu jalannya revolusi yang mulia bisa terjaga."
Dalam lanjutan ceramahnya beliau menyinggung keberhasilan Iran menjadi penyelenggara dan tuan rumah kegiatan-kegiatan internasional khususnya Musabaqah Tilawatil Qur'an tingkat Internasional menjadi nilai plus Iran dimata internasional. "Keberhailan Iran menghadirkan para Qari terbaik dari berbagai Negara yang berbeda adalah sesuatu yang sangat luar biasa dan harus diapresiasi positif. Lewat kegiatan seperti itu dunia dapat mengetahui bahwa Al-Qur'an adalah kitab kehidupan. Kewajiban Negara-negara muslimlah memperkenalkannya ke seluruh dunia."  
Khatib Jum'at Teheran ini kemudian mengingatkan bahwa qira'at, hafalan dan tafsir Al-Qur'an harus berbarengan dengan amal yang sejalan dengan ajaran-ajaran Al-Qur'an.
Ayatullah Kashani juga menyinggung peringatan kemenangan Revolusi Islam Iran dan menekankan, "Revolusi Islam mendatangkan kemuliaan dan kemajuan di berbagai bidang bagi Iran khususnya di bidang teknologi. Adapun kebangkitan rakyat di negara-negara Arab anti-imperialisme juga bersumber dari Revolusi Islam di Iran."

Khatib shalat Jumat Tehran menjelaskan, "Pasca pemilu Revolusi Islam, Iran berubah menjadi negara pendukung umat Muslim dunia dan sekarang berbeda seperti negara-negara Arab, Republik Islam menjadi faktor muqawama melawan rezim Zionis dan imperialis."

Ayatullah Kasyani turut menyinggung Pawai Akbar 22 Bahman dalam memperingati kemenangan Revolusi Islam Iran dan menjelaskan, "22 Bahman adalah hari ketika masyarakat Iran berpartisipasi dalam pawai akbar untuk menunjukkan kekuatannya kepada dunia imperials bahwa bangsa ini senantiasa bermuqawama dan sanksi tidak akan mencegah muqawama mereka."

Berbicara tentang sanksi Barat dan munculnya masalah ekonomi di Iran, Ayatullah Kasyani mengatakan, "Solusi masalah ekonomi ini ada di tangan masyarakat Iran sendiri, dan semua pihak dapat menyelesaikan masalah ini dengan memperkokoh persatuan dan kerjasama dengan pemerintah."


Hezbollah Secretary General: Our Responsibility Is to Inform World about Prophet Mohammad

Hezbollah Secretary General Sayyed Hasan Nasrallah, stressed that "the Islamic nation should hold its responsibility of working positively to inform the world about the great prophet Mohammad bin Abdullah (PBUH), his life, significance, religion, mission, and words," 
 Hezbollah Secretary General: Our Responsibility Is to Inform World about Prophet Mohammad
(Ahlul Bayt News Agency) - Hezbollah held Friday night a ceremony on the occasion of Prophet Mohammad's (PBUH) birthday and the week of Islamic Unity which Grand Ayatollah Ruhollah Khomeini originated.

After Koran recitation and chants praising the prophet of Islam, Hezbollah Secretary General Sayyed Hasan Nasrallah delivered a speech in which he tackled a number of regional and internal issues, after speaking about Prophet Mohammad and our duties towards him, especially during this period.

His eminence stressed that "the Islamic nation should hold its responsibility of working positively to inform the world about the great prophet Mohammad bin Abdullah (PBUH), his life, significance, religion, mission, and words," indicating that "the campaign against him is not an individual one, it is rather a student campaign that aims at offending this great man and defaming his religion and mission, and this one of the most important challenges facing the Islamic Ummah."

Sayyed Nasrallah pointed out that "we don’t mind that anyone discusses with us issues related to our ideology and religion, but offenses and curses are not accepted by anyone no matter what the religion he follows was."

Goals behind Offending Prophet Mohammad

Sayyed Nasrallah assured that "some sides that seek tension between Muslims and Christians, or Muslims with each other, were behind the offenses against prophet Mohammad," adding that "one of the challenges we face is seeing the conflicts and divisions in the Arab and Islamic region increase… however, we should be aware that these conflicts don’t have a sectarian background, but rather a political one."

Sayyed on Prophet Mohammad birthdayHis eminence stressed that most of the conflicts that took place in the region throughout history and that are still taking place have political backgrounds not sectarian ones, and they are mainly conflicts over power, giving several examples such as Bani Umayyad and Bani Abbas.

Was the Kuwait, Iraq war a sectarian one or a war over power? Similar was the conflict between Iraq and Iran, which had political reasons, and the evidence is that Shiite soldiers were fighting in the Iraqi army… but today when some politicians want to ignite tension they claim that the Iraqi, Iranian war was a sectarian one between Shiites and Sunnis," he added.

Hezbollah Secretary General emphasized that "we (the Lebanese) must try to approach this reality, because Lebanon is part of this region, and could be one of the countries that are mostly affected by the surroundings… Even though these conflicts have been present in the region all through history, but the greatest misfortune is that we don’t know how to deal with these conflicts."

In this context, his eminence warned that "we could lost control over crises, but if we face these crises responsibly, we could overcome many negativity that could fall."

From here, he hoped that "conflicts be regarded as political not religious ones… as we should avoid sectarian and religious mobilization, and be aware that some could ignite the conflict but cannot stop it or limit it to a certain country."

He also reassured the importance of "committing to dialogue because it is much better than clashing… dialogue is what we call for in all the fields, from Syria to Yemen, Tunisia, Libya, Egypt, Iraq, and Lebanon, as by clashing, we would destroy our people and country while Israel and America are watching."

Israeli Elections

Sayyed Nasrallah highlighted "the significant regression of the leading and establishing parties in the entity, and the absence a strong leading party as well as basic and central leaders… in contrast there were religious and extremist parties, which would complicate the administration and the political decision making in the entity."

" Regarding the Palestinian cause, the Palestinian refugees, and the Arab rights, this does not very between the right and the left in the Israeli entity… Gaza's only guarantee is the powerful resistance… and Lebanon's guarantee is tripartite equation, which is consisted of the army, people and resistance," he further considered.

Internally

As Sayyed Nasrallah indicated that the main issue in Lebanon now is the Parliamentary elections and the electoral law, he pointed out that "a big part of the Lebanese political scene does not include a respectful, objective dialogue, but rather curses and insults, and here it is better to exclude ourselves from such arguments."

His eminence said "the electoral law issue is a sensitive one, and every group or sect in Lebanon might regard it as a sensitive issue due to the situation in the country, as well as the fears and divisions, especially after the regional developments."

"The fears of the Christians are normal, especially after what happened in the region. When the Christians see what happened in Iraq, Syria, and Nigeria, they have the right to be afraid," he added.

Sayyed Nasrallah rejected "some leaderships' claims that the Orthodox proposal is Hezbollah's project," stressing that "we have many choices and projects for elections, and claiming that we adopted the Orthodox law to cancel the elections is absurd."

In this context, his eminence indicated that "the most dangerous weapon in elections is money," adding that "a basic official in the opposing bloc had told me that he payed three billion dollars in the 2009 elections."

In conclusion, Sayyed Nasrallah emphasized the importance of "keeping the door open for dialogue and forgetting about wagering on the situation in Syria… as the Syrian situation has reached a stage where some parts' dreams did not come true."

Ucapan Sayid Hasan Nasrullah sempena minggu perpaduan

 Ucapan Sayid Hasan Nasrullah sempena minggu perpaduan

لبنان ؛
 «السيد نصر الله»: ما حصل في الاساءة للرسول (ص) تقف وراءه جهات تريد ايقاع الفتنة

أكد «السيد حسن نصر الله» ان "ما حصل في الاساءة للرسول (ص) تقف وراءه جهات تريد ايقاع الفتنة بين المسلمين والمسيحيين وبين المسلمين انفسهم". واضاف ان "هذا الامر قائم سواء على المستوى الطائفي بين المسلمين والمسيحيين او يمكن ان يأخذ بعدا مذهبيا كشيعة وسنة". 


ابنا: شدد الامين العام لحزب الله «السيد حسن نصر الله» على ان ضرورة ان تتحمل الامة الاسلامية مسؤوليتها بالعمل الايجابي وتعريف العالم كله بالرسول الاعظم محمد بن عبد الله (ص) وسيرته وميزاته ودينه ودعوته وكلامته.
ولفت الى ان "هناك حملة مدروسة ومشبوهة للاساءة لهذا الانسان العظيم والطعن في دينه ودعوته وهذا من اهم التحديات التي تواجه الامة الاسلامية".
واشار السيد نصر الله في كلمة له عبر شاشة خلال الاحتفال الذي اقامه حزب الله بمناسبة ولادة رسول الله محمد (ص) واسبوع الوحدة الاسلامية في مجمع سيد الشهداء (ع) في الضاحية الجنوبية للعاصمة اللبنانية بيروت الى ان "هناك امورا تنسب الى رسول الله (ص) ظلما وعدوانا ويجب ان توضح هذه الامور ويجب ان يتم تعريف العالم بهذه الشخصية الاستثنائية"، واضاف "نحن لا نمانع ان يناقشنا احد في عقيدتنا وفي ديننا وليس لدينا مشكلة في ذلك ولكن الاساءة والشتيمة لا يقبلها احد من اي دين بالتأكيد يجب ان نعبر عن غضبنا".
وحول خلفيات الاساءة الى الرسول (ص)، اكد السيد نصر الله ان "ما حصل في الاساءة للرسول (ص) تقف وراءه جهات تريد ايقاع الفتنة بين المسلمين والمسيحيين وبين المسلمين انفسهم". ولفت الى ان "من التحديات الكبرى في المشهد العام عندما ننظر الى منطقتنا نجد ارتفاع وتيرة الصدامات والانقسامات في كثير من دول العالمين العربي والاسلامي"، واضاف ان "هذا الامر قائم سواء على المستوى الطائفي بين المسلمين والمسيحيين او يمكن ان يأخذ بعدا مذهبيا كشيعة وسنة"، واوضح ان "طبيعة الصراعات القائمة الآن تتجاوز العنوان الطائفي او المذهبي فالتحديات القائمة الآن في المنطقة لا يمكن اختصارها بمشكلة طائفية او مذهبية".
ودعا السيد نصرالله انه "يجب ان نحاول مقاربة هذا الواقع لأن لبنان جزء من هذه المنطقة وقد يكون البلد الاكثر تأثرا بما يجري في محيطه علما ان الصراعات كانت موجودة طوال التاريخ لكن المصيبة الأهم ان لا نعرف كيف نتعاطى مع هذه الازمات"، ونبه من ان "الخطر نفقد امام الازمات زمام المبادرة اما اذا واجهنا هذه الازمات بشكل مسؤول يمكن ان نتجاوز الكثير من السلبيات التي يمكن ان تقع".
وراى السيد نصر الله انه "حتى في البلاد التي فيها تعدد اتباع اديان او مذاهب ليس دائما الصراع مذهبي وطائفي فأغلب الصراعات والحروب هي ذات خلفية واهداف سياسية ترتبط بالسلطة والسيطرة ولا علاقة لها بالدين ولا بالشيعة والسنة ولا بالاسلام والمسيحية"، وذكّر انه "من اكبر الحروب في تاريخ المسلمين بين بنو امية وبنو عباس لا علاقة للشيعة والسنة والدين بها؟ بل كانت حروب على السلطة"، واضاف ان "اخطر الحروب التي حصلت في منطقتنا قبل عدة سنوات هي حرب «صدام حسين» على الكويت، فهل هي حرب دينية؟ ام هي حرب سلطة وسيطرة على الارض؟".
وتابع ان "الكثير من الحروب التي جرت النزاعات الموجودة الآن عمقها سياسي ولا علاقة لها بالمذاهب والاديان ففي الحرب التي شنها صدام حسين على ايران لم يستطع اعطاء الحرب بعدا مذهبيا لأن جزءا كبيرا من ضباط وعناصر الجيش العراقي كانوا شيعة"، لافتا الى ان "بعض الانظمة العربية التي لا تسأل عن فلسطين حوّلت النزاع مع ايران الى سني - شيعي".
وطالب السيد نصر الله أن "تبقى النظرة الى اي نزاع سياسية لا دينية ويجب ان نتجنب التعبئة المذهبية والدينية ويجب ان نكون حذرين فالبعض قد يستطيعون اخراج المارد من القمقم ولكن لا يستطيعون اعادته اليه لذلك يجب حصر المشكلة في حدودها واي مشكلة في بلد معين نحصرها هناك ولا نربط الامور بعضها ببعض"، وشدد على "ضرورة الالتزام بالحوار وسعة الصدر لانه افضل من المسارعة الى الصدام وحتى حيث يكون هناك صداما يجب العودة الى الحوار والحل"، موضحا ان "الحوار هو ما ندعو اليه في كل الساحات من سورية الى اليمن وتونس وليبيا ومصر والعراق ولبنان حتى لا يذهب احدنا الى الصدام فالحوار افضل من الذهاب الى الصدام الذي ندمر فيه شعوبنا وبلادنا واسرائيل واميركا تتفرجان"، واعتبر انه "لا يمكن لاحد ان يدمر بلده لأجل حقوق او اصلاحات لانه يجب ان تبقى دولة لنطالبها بحقوق واصلاحات وهذا لا يمكن ان يحصل دون حوار ونقاش ولتكن اي مواجهة سلمية ومسؤولية النخب اليوم كبيرة جدا في عالمنا العربي لان الناس يصغون الى هؤلاء ومسؤوليتهم الدنيوية اكبر من اي وقت".
وحول الانتخابات الاسرائيلية التي جرت مؤخرا، لفت السيد نصرالله الى انه "يسجل تراجع للاحزاب القائدة والمؤسسة في الكيان وغياب حزب قائد قوي وغياب قيادات اساسية ومركزية وكذلك ثبات الاحزاب الدينية المتطرفة وازدياد عدد الاحزاب وهذا يعقد الادارة واتخاذ القرار السياسي هناك ومجمل ما يجري يعبر عن ازمة حقيقة داخل الكيان"، واضاف انه "فيما يتعلق بالقضية الفلسطينية واللاجئين الفلسطينيين والحقوق العربية وبالاطماع الاسرائيلية والتهديد الاسرائيلي لشعوب المنطقة فاليمين واليسار في كيان العدو كلهم مثل بعض والتاريخ يقول لنا ان اغلب الحروب شنت بحكومات يسار فالرؤية والعداء والاطماع الإسرائيلية لا تتغير ولا يجوز ان نراهن على شيء".
وفي الشأن اللبناني، قال السيد نصر الله إن "الموضوع الذي يحوز اهمية كبيرة جدا هو موضوع الانتخابات النيابية والقانون الذي سيتعمد"، ورأى انه "جزءا كبيرا من المشهد السياسي اللبناني ليس فيه نقاش موضوعي ومحترم بل كيل من الشتائم والسباب وهنا من الجيد النأي بالنفس عن السجالات التي تنزل الى هذا المستوى"، واشار الى ان "موضوع قانون الانتخاب حساس ولعل كل القوى السياسية في لبنان وكل الطوائف اللبنانية تنظر لقانون الانتخاب بحساسية نتيجة الظروف التي مر بها البلد والمخاوف والانقسامات الحادة وساعد على ذلك ما يجري في المنطقة".
وحول ذكرى ولادة الرسول (ص) واسبوع الوحدة الاسلامية، بارك السيد نصر الله "للامة الاسلامية جمعاء بولادة رسول الله محمد بن عبد الله (ص) سيد الخلق اجمعين، كما بارك للامة هذه الايام التي اعلنت منذ ايام «الامام الخميني (قده)» اسبوعا للوحدة الاسلامية للتقارب بين المسلمين والسير سويا الى الله، كما بارك للمسلمين ولادة حفيد رسول الله (ص) الامام جعفر الصادق(ع)".


Pengukuhan hubungan bilateral;
 Duta Iran serah surat wasikah kepada Agong


Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Duta Republik Islam Iran menyerahkan surat wasikah kepada Duli Yang Maha Mulia Yang Dipertuan Agong Sultan Abdul Halim Muazam Shah.

Setelah upacara penyerahan surat wasikah, duta Iran Muhammad Jalal Firuzniya diperkenankan bertemu dengan baginda Sultan untuk membincangkan hubungan antara kedua-dua negara.



Dalam pertemuan tersebut, duta Iran menerangkan betapa pentingnya hubungan kedua-dua negara terutamanya selaku dua negara Islam.

Beliau menambah, "Oleh kerana Iran mempunyai peranan yang besar di Timur Tengah, begitu juga Malaysia mempunyai peranan di Asia Tenggara, maka kedua-dua negara ini mempunyai hubungan yang boleh diberikan perhatian terutamanya dalam bidang politik, ekonomi dan kebudayaan."

Yang Dipertuan Agong turut menceritakan hubungan baik dua hala yang perlu diperluaskan lagi seperti kerjasama yang ada di arena antarabangsa misalannya OIC, NAM dan PBB.

Tunku Sultan Abdul Halim berharap kehadiran duta Iran yang baru ini bakal menyaksikan lebih banyak kerjasama dalam berbagai dimensi.


Presiden PUM diundang ke Persidangan Perpaduan Islam

Datuk Abdul Halim diundang ke Persidangan Perpaduan Islam yang diadakan di Tehran minggu depan. 


Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Presiden Persatuan Ulama Malaysia (PUM) dalam pertemuan bersama Konsul Kebudayaan Kedutaan Republik Islam Iran menyatakan persetujuan beliau untuk menghadiri Persidangan Perpaduan Islam yang diadakan pada 27 dan 28 Januari nanti.

Dalam pertemuan bersejarah ini, Dr. Ziaee mengucapkan selamat datang kepada Syeikh Abdul Halim dan isteri beliau atas kunjungan mereka terhadap Konsul Kebudayaan Kedutaan Republik Islam Iran. Beliau menganggap beberapa kunjungan Presiden PUM seblum ini sebagai tanda positif dalam melanjutkan kerjasama antara pihak konsul dan persatuan Ulama itu.

Presiden PUM turut menceritakan kenangan beliau bersama tiga duta Iran sebelum ini yang berbicara tentang peranan ulama dalam perpaduan umat. 

Dr. Ziaee mengucapkan terima kasih atas persetujuan Syeikh Abdul Halim untuk menyertai Persidangan Perpaduan Islam yang akan diadakan di Tehran minggu depan.

Di akhir pertemuan ini, Konsul Kebudayaan berkenan menghadiahkan sebuah karya seni kaligrafi hasil tangan seniman Iran, Mehman Nurazi kepada Syeikh Abul Halim dan isterinya sebagai tanda kenangan.


 Konsul Kebudayaan dan pemimpin PAS bincang masalah Timur Tengah





Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Konsul Kebudayaan Republik Islam Iran Dr. Ali Akbar Ziya'i telah mengadakan pertemuan dengan pemimpin Parti Islam Semalaysia (Pas) Datuk Seri Abdul Hadi Awang untuk membincangkan masalah Timur Tengah pada hari Selasa lalu.

Menurut Agensi Berita Mehr, Dr. Ali Akbar juga selaku wakil Presiden Lembaga Pendekatan Antara Mazhab Ayatullah Mohsen Araki turut mengemukakan undangan kepada presiden Pas untuk menyertai Persidangan Perpaduan Islam bersamaan dengan hari ulangtahun kelahiran Nabi Muhammad (s.a.w).

Dalam pertemuan yang diadakan di kompleks Pas Kuala Lumpur ini, Dr. Ali Akbar mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Datuk Seri Abdul Hadi Awang atas kerjasama beliau dalam pendekatan antara mazhab Islam.

Sambil mengucapkan terima kasih atas jemputan itu, Datuk Seri Abdul Hadi Awang berkata, "Persidangan begini menyebabkan umat Islam lebih saling mendekati."

Selain itu, kedua-dua pihak turut membincangkan masalah dunia Islam dari perspektif budaya, masyarakat dan kemelut terbaru di Timur Tengah. Mereka berdua sepakat bahawa penyelesaiannya adalah mendekatkan pandangan para cendiakawan dan pemimpin politik dunia Islam.

Berasaskan laporan ini, masing-masing bersetuju untuk mengeratkan lagi kerjasama antara kedua-dua pihak.


Abdul Ghani Syamsudin;
 Integriti mazhab punca kekuatan dunia Islam

Pengerusi Sekretariat Himpunan Ulama Rantau Asia (Shura) Abdul Ghani Shamsuddin berkata integriti mazhab-mazhab punca kekuatan dan kemajuan dunia Islam. 







Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Pengerusi Sekretariat Himpunan Ulama Rantau Asia (Shura) Abdul Ghani Shamsuddin berkata integriti mazhab-mazhab menjadi asas kekuatan dan kemajuan dunia Islam.

Beliau berkata demikian dalam pertemuan bersama Konsul Kebudayaan Kedutaan Republik Islam Iran pada hari Jumaat lalu. Sambil menceritakan kenangan dalam pertemuan dan dialognya bersama Ayatullah Ali Tashkhiri suatu ketika dahulu, beliau menyatakan rasa bersyukur atas kegigihan pengerusi Lembaga Pendekatan Antara Mazhab tersebut dalam mendekatkan persaudaraan sesama Islam. Kata beliau lagi, gerakan pemecah belah umat Islam hari ini terjadi akibat kemasukan unsur kuasa angkuh dunia sedangkan perkara ini bertentangan dengan pandangan umat Islam di Malaysia.

Tegas beliau lagi, "Mazhab Ahlusunnah yang empat, Syiah Imamiyah Ithna Asyari, Zaidiyah, Ibadhiyah dan Zhahiriyah telah diiktiraf secara rasmi sebagai umat Islam, tidak ada sesiapapun yang berhak mengkafirkan atau menghina mereka.

Sambil menyatakan betapa pentingnya dialog dan bertukar pendapat di kalangan umat Islam, beliau berkata, "Memperbaharui tanggapan yang salah merupakan sebuah kewajipan di dalam agama.

"Iran merupakan negara yang bersetuju dalam perkara ini, dan ulama Iran menentang sebarang kuasa yang cuba mempengaruhi masyarakat," ujar beliau.

Pihak Konsul Kebudayaan turut menerangkan beberapa kemelut terkini yang wujud di dalam berbagai negara seperti Syria dan Mesir, begitu juga usaha musuh dalam mencetuskan perpecahan di kalangan masyarakat. Oleh itu perpaduan umat, usaha mencapai matlamat bersama dan memanfaatkan persamaan yang selaras dengan kedudukan masyarakat, politik, kebudayaan dunia Islam sudah menjadi suatu kewajipan.

Dr. Ali Akbar Ziya'i berkata, "Republik Islam Iran sudah bersedia untuk menganjurkan persidangan bersama bagi mendekatkan pandangan dan pemikiran antara kedua-dua belah pihak."

Baginya menubuhkan sebuah NGO untuk menggalakkan budaya pendekatan antara mazhab atas dasar keperluan kerjasama dan interaksi untuk mewujudkan perpaduan dalam dunia Islam merupakan suatu keperluan.


Di akhir pertemuan Pengerusi Shura mengalu-alukan sebarang kerjasama dalam perkara ini sambil menganggap membela umat Islam dari mana-mana mazhab merupakan sebuah kewajipan. 

"Matlamat Barat ialah menghalang Iran dari memperolehi haknya dan para ulama dunia Islam hendaklah tidak berputus asa dalam memperkasakan Islam dan ummatnya," tutur beliau.
Penasihat Mahathir;
 Masa terbaik Iran mengeluarkan Israel dari PBB

 Masa terbaik Iran mengeluarkan Israel dari PBB
Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Sambil menceritakan sikap tidak jujur regim Zionis terhadap resolusi PBB, bekas penasihat politik Tun Dr. Mahathir menyatakan bahawa Iran mempunyai peluang untuk menyingkirkan Israel dari pertubuhan dunia itu selama memimpin NAM.

Matthias Chang menambah, "Regim Zionis secara terang-terangan tidak menghiraukan resolusi PBB dengan mencabuli seluruh deklarasi ini. Keanggotaannya di PBB perlu dijustifikasikan sekali lagi."

"Regim Zionis berulang kali melanggar ketetapan PBB dengan mengancam Iran serta mencampuri urusan dalam negara-negara lain seperti Syria.

"Kepimpinan Iran ke atas NAM merupakan peluang untuk bertindak keras terhadap regim Zionis, sekarang adalah masa terbaik untuk melaksanakannya.

"Israel tidak sekadar mengenepikan ketetapan dan resolusi PBB, bahkan melakukan jenayah terhadap penduduk Palestin, Zionis perlu bertanggungjawab atas perbuatannya," tutur beliau.

Protes diskriminasi visa;
 Syeikh al-Azhar batal perjalanan ke Arab Saudi

Syeikh al-Azhar Mesir membatalkan perjalanannya ke Arab Saudi untuk memprotes diskriminasi kerajaan tersebut dalam pengeluaran visa.

 Syeikh al-Azhar batal perjalanan ke Arab Saudi
Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Syeikh al-Azhar Dr. Ahmad Tayyib yang sebelum ini sudah bersetuju untuk menghadiri Majlis Anugerah Antarabangsa Raja Malik Faisol telah membatalkan perjalanannya.

Sebab pembatalan di saat-saat akhir ini berpunca apabila terdapat diskriminasi antara visa beliau dan rombongannya. Berasaskan laporan ini hanya visa Syeikh al-Azhar sahaja didaftarkan dengan kelas satu sementara yang lain mendapat visa kelas biasa.

Layanan kerajaan yang berfahaman Wahabi tersebut dianggap sebagai penghinaan terhadap jawatankuasa pimpinan Dr. Ahmad Tayyid, ulama besar dunia Ahlusunnah. Dengan ini pihak Syeikh al-Azhar memaklumkan penundaan sebarang perjalanan ke negara Arab Saudi.

Mantan Menteri Besar Kedah;
 Konflik Sunni dan Syiah disuburkan oleh musuh-musuh Islam

Tan Sri Dato' Seri Sanusi Junid menjelaskan bahawa, "Rata-rata negara Islam bergolak kerana konflik antara Sunni dan Syiah yang dibesar-besarkan dan disuburkan oleh musuh-musuh Islam." Berikut adalah hasil tulisan tangan beliau berjudul ANTARA SUNNI & SYI'AH dalam menjawab tulisan " Syi’ah Berkembang NKRI Terancam" yang disiarkan dalam majalah Suara Hidayatullah. 

 Konflik Sunni dan Syiah disuburkan oleh musuh-musuh Islam
 ANTARA SUNNI & SYI'AH 

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Tajuk penulisan saya pada kali ini ialah 'Antara Sunni & Syiah'. 
Tajuk ini saya gunakan kerana saya tertarik kepada satu karangan mengenai tajuk ini dalam Majalah SUARA HIDAYATULLAH dalam perjalanan dari Jakarta ke Kuala Lumpur beberapa waktu yang lalu.
Saya telah menulis 9 masukan dalam blog ini yang berkaitan dengan peperangan. Lihatlah di bawah tajuk
1. 'War Criminal Conference' pada 26 Oktober, 2009
2. 'Yahudi Kuasai Dunia Melalui NGO' pada 25 Disember, 2009
3. 'Dari Buku - Jewish Manchester' oleh Bill Williams pada 7 April, 2010
4. 'Yahudi Zionis Dayus' pada 2 Jun, 2010
5. 'Menuju Pembebasan Palestin' pada 16 Jun, 2010
6. 'Islam - Sikap Ummatnya' pada 2 Jun, 2011
7. 'Palestin - Tindakan Yang Diiringi Do'a' pada 21 September, 2011
8. 'Thou Shall Not Kill' pada 3 Mei, 2012
9. Extracts of Writings and Speeches on War and Propaganda pada 9 Oktober, 2012
Semua penulisan ini sedikit sebanyak menceritakan mengenai pergaduhan dan peperangan yang berterusan di dunia khususnya di bumi Islam.
Di dalam karangan ke 8 saya telah turunkan kandungan buku yang saya baca bertajuk 'Where to Invade Next'. Sebuah senarai telah saya ketengahkan bahawa negara-negara berikut menjadi sasaran Amerika Syarikat setelah Afghanistan dan Iraq diserang. Iaitu:
1. Iran
2. Pakistan
3. Uzbekistan
4. Venezuela
5. Syria
6. Sudah, dan
7. Korea Utara

Melihat kepada senarai ini kita akan lebih memahami melihat keadaan pergolakan yang berlaku di Syria pada masa ini. Di Pakistan ke adaannya purak pusanda. Iran dikecam terus. Sudan sudah pecah dua dan terus bergolak. Korea Utara baru melancar roketnya dan terus dikecam. Chavez sedang sakit barah di Cuba. Keadaan juga sudah mula berdengung di Uzbekistan.
Dari senarai ini jelaslah bahawa negara-negara berikut tidak menjadi sasaran Amerika Syarikat di waktu buku itu ditulis, iaitu:
1. Tunisia
2. Libya, dan
3. Mesir
Jelaslah 'The Arab Spring' atau kebangkitan rakyat di Tunisia, Libya dan Mesir tidaklah merupakan satu rancangan pihak yang dikuasai Yahudi kerana Tunisia mempunyai sebuah kerajaan yang menentang Al Qaedah, Libya mempunyai hubungan yang baik dengan Britain sejak Tony Blair menjadi Perdana Menteri dan Hosni Mubarak adalah Presiden Mesir yang telah berjanji tidak mengusik Israel dengan habuan berbilion dollar Amerika bantuan untuk Mesir.
Kehendak rakyatlah yang telah menjatuhkan rejim-rejim di atas.

Dalam karangan bertajuk 'Writings and Speeches on War and Propaganda' saya telah mengenengahkan pendapat Rabbi Yahudi yang dengan jelas dan tegas mengatakan ke amanan dunia hanya akan tercapai jika Israel dibubarkan.
Cengkaman Yahudi ke atas Britain dan Amerika Syarikat jelas dalam karangan 'Dari Buku - Jewish Manchester oleh Bill Williams'. Dalam karangan ini jelaslah bahawa pembinaan NGO-NGO  oleh Yahudi di Britain dan Amerika Syarikatlah yang memperkukuhkan dukungan Amerika dan Britain ke atas Israel.
Sementara perpaduan Yahudi Zionis semakin kuat umat Islam pula berkucar-kacir dengan perbalahan sehingga permusuhan sesama sendiri mengatasi kemampuan untuk berdepan dengan musuh yang jelas dalam Al Quran.
Kerana perpecahan antara umat Islam inilah maka dalam karangan 'Yahudi Zionis Dayus' saya telah mengesahkan betapa pemimpin Israel Ehud Barack membuat kenyataan bahawa beliau tidak kisah dengan kutukan yang akan dibuat dalam Persidangan OIC di Putrajaya yang akan diadakan dari 11 hingga 18 Oktober, 2003. Mengikut Ehud Barack Persidangan itu akan hanya mengutuk Israel sebagaimana yang telah dibuat bertahun-tahun tanpa kesan kerana umat Islam tidak akan bersatu menyokong Palestin dengan wang, benda, tenaga atau senjata.
Malahan tentangan umat terhadap Yahudi Zionis hanya dengan do'a dan kemarahan tanpa didampingi dengan usaha yang bermakna.. Saya kisahkan perkara ini di bawah tajuk 'Islam - Sikap Ummatnya' mengenai dialog antara bekas graduan UIA yang menjadi Mufti Bosnia dengan pemandu taksi yang dinaikinya.
Dalam karangan bertajuk 'War Criminal Conference' dengan jelas saya nyatakan keengganan pihak Amerika Syarikat untuk membantu satu-satu perjuangan yang akan memperkukuhkan kedudukan ummat Islam.
Dalam karangan bertajuk 'Menuju Pembebasan Palestin' saya telah menurunkan pendapat professor Karl Schiller di Jerman bahawa yang dapat menghancurkan Israel ialah perpaduan antara Turkey, Iran dan Mesir kerana tiga negara ini mempunyai rakyat yang cukup ramai, angkatan tentera yang melebihi Eropah dan keberanian pejuang yang luar biasa.  Dalam konteks ini negara-negara Islam yang kaya tidak mempunyai apa-apa peranan kerana wang mereka yang banyak itu semuanya disimpan dalam bank-bank Yahudi.
Karl Schiller telah membuat kenyataan ini pada tahun 1969 sebelum beliau diangkat oleh Chancellor Helmut Schmidt dari menjadi professor ekonomi dan kewangan kepada Menteri Kewangan dan Ekonomi Jerman Barat.
Pada waktu itu Iran di bawah Shah Reza Pahlavi dianggap kawan kepada Israel, Mesir di bawah Gamel Abdul Nasser dianggap musuh Israel tetapi Turki tidak mempunyai pendirian yang khusus. Itulah sebabnya Jerman Barat telah membenarkan orang Turki memasuki Jerman untuk bekerja.

Dengan itu Karl Schiller dapat menyelesaikan masalah politik, kerana takut Israel hancur, dengan memisahkan Turki dengan Iran dan Mesir; dan menyelesai masalah ekonomi Jerman Barat dengan mendapat bekalan tenaga kerja yang tidak mencukupi untuk pembangunan Jerman Barat yang sangat pesat.

Sekaligus orang Turki juga beruntung dari segi ekonomi kerana mendapat pekerjaan di Turki. Dengan itu, Kerajaan Turki tidak mungkin membuat sesuatu yang boleh meretakkan hubungan antara Turki dan Eropah Barat, sebagai pembela Israel, lebih-lebih lagi kerana Turki juga ingin menjadi anggota Union Eropah dalamana Jerman Barat (nama di waktu itu - kini Jerman) memainkan peranan yang besar.
Kini tempat Shah sudah diduduki oleh Mahmoud Ahmadinejad yang anti Israel, Turki di bawah pemimpin Erdogan juga lebih mendekati negara-negara Islam serantau, dan menganggap mereka penting, daripada berkawan dengan Israel. Sementara rakan Israel Presiden Mesir Hosni Mubarak sudah diganti dengan tokoh Ikhwanul Muslimin yang anti Israel.

Kesannya jelas sekali.

Dalam masa yang singkat Palestin mendapat tempat sebagai pemerhati, pada permulaannya di Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu. Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Israel telah meletak jawatan, mungkin diikuti dengan perubahan besar di dalam pilihanraya Israel yang akan datang.
Tidak hairanlah jika ada pihak yang mendalangi demonstrasi di Mesir masakini untuk menjatuhkan Presiden Mesir sekarang walau pun demonstrasi awal tidak berdalang..
Sementara perjuangan dan urusan penyelesaian kepada masalah Palestin kelihatan ada cahaya di hujung terowong, kita juga tidak boleh melepaskan diri dari masalah perselisihan baru di kalangan ummat Islam yang sedang berleluasa sekarang ini.
Rata-rata negara Islam bergolak kerana konflik antara Sunni dan Syiah yang dibesar-besaarkan dan disuburkan oleh musuh-musuh Islam. Malahan masalah pendudukan Palestin juga susah seselai dengan faktor Sunni dan Syiah ini. Masalah di Iraq juga begitu.

Melagalagakan hubungan persaudaraan antara sesama Muslim Malaysia dan Indonesia juga nanti akan, kalau belum, berpunca dari perbezaan faktor Sunni dan Syiah ini. Segala persoalan antara dua bangsa serumpun baik yang kecil atau yang besar pasti akan dijadikan modal oleh pihak yang memusuhi Sunni supaya ianya berterusan dan berlarutan. 
Negara Islam yang terbesar di dunia ialah Indonesia. Jika Indonesia bergolak dalam satu peperangan bersaudara ianya pasti bukan kerana konflik antara Islam dan Kristian tetapi antara Sunni dan Syiah. Kecualilah kita memberi perhatian sebelum terlambat.
Dalam semangat inilah maka wawancara SUARA HIDAYATULLAH dengan Kiai Abdusshomad Buchori menjadi tersangat relevan. Selamat membaca. 

 Inisiatif perpaduan merupakan tanggungjawab penting ulama Sunni dan Syiah

Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Pengetua madrasah Rabbaniyah Ahlusunnah wilayah Taze Yab Maneh dan Soqman (Utara Khurasan) berkata, "Tanggungjawab paling penting ulama Sunni dan Syiah ialah menjaga nilai-nilai Islam serta meningkatkan perpaduan di kalangan masyarakat.

"Nabi Muhammad (s.a.w) merupakan teladan sempurna untuk keselamatan manusia terutama sekali umat Islam.

Musuh Islam sedang menyerang perpaduan dan keharmonian umat sedangkan kelestarian perpaduan masyarakat Islam adalah isu paling penting," tegas Akkhound Khoshnazar.

Sambil menyatakan Nabi Muhammad (s.a.w) juga menggariskan perpaduan dalam hadis serta ucapan baginda, Akkhound Khoshnazar berkata, "Al-Qur'an beberapa kali menekankan konsep perpaduan.

"Sekiranya umat Islam ingin mendapatkan kembali reputasi dan martabat diri seperti di zaman silam, mereka hendak mengambil jalan perpaduan serta meningkatkan pendekatan antara satu sama lain," tutur beliau lagi.

Pengetua madrasah Ahlusunnah ini juga menceritakan bahawa sekiranya umat Islam menghargai kemesraan dan kegembiraan sesama mereka, maka mereka hendaklah meningkatkan semangat perpaduan.

"Hanya mereka yang sedar tentang hasil positif perpaduan sahaja yang dapat menyelamatkan masyarakat," kata ulama Sunni ini.

Beliau menyimpulkan bahawa perpaduan merupakan tanggungjawab paling penting di kalangan ulama Islam dan cendiakawannya.

KH SAID AQIL SIROJ:
 Yang Mengatakan Maulid Bid'ah Perlu Belajar Agama Lagi

“Yang mengatakan Maulid Nabi itu bid’ah berarti dia masih perlu belajar agama lagi. Silakan datang ke NU atau belajar lagi di pesantren." 

 Yang Mengatakan Maulid Bid
Menurut Kantor Berita ABNA, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan, kelahiran Nabi Muhammad SAW atau dikenal dengan istilah Maulid Nabi merupakan peristiwa besar yang perlu dikenang dan diperingati oleh umat Islam di seluruh dunia.
Ia menyampaikan taushiyahnya di hadapan habib, tokoh masyarakat Betawi dan ratusan jamaah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi di Masjid Jami’ Al-Ilyas, Kampung Pulo Nangka Barat, Jakarta Timur, Ahad (20/1) malam. Masjid ini merupakan bagian dari Pondok Pesantren Al-Kenaniyah yang saat ini dipimpin oleh KH Hambali Ilyas.
Menurut Kang Said, panggilan akrab KH Said Aqil Siroj, Nabi Muhammad dilahirkan di tengah dunia yang jahiliyah. Di sebelah barat ada kerajaan Romawi, dan di sebelah timur ada kerajaan Persia. Mereka bisa dikatakan maju dalam hal pengetahuan tapi jahiliyah atau bodoh dalam hal akhlak.
“Romawi memperlakukan budak lebih hina dari binatang. Para budak diadu sebagai gladiator. Ketika ada yang mati mereka bersorak gembira. Sementara orang Persia memperlakukan perempuan sangat rendah. Kalau ada anak perempuan lahir langsung dibunuh. Anak bisa mengambil ibunya sendiri untuk dinikahi jika ayahnya mati,” kata Kang Said. 
Peringatan atas anugerah kelahiran Nabi Muhammad SAW bisa dilakukan dengan membaca shalawat sebanyak-banyaknya sembari mengingat kembali dan mencontoh berbagai teladan beliau, terutama akhlak yang mulia.
Menurut Kang Said, peringatan Maulid Nabi merupakan sunnah taqririyah. Disampaikannya, ada tiga macam sunnah atau hadits nabi. Pertama berupa perkataan nabi (qouliyah). Kedua berupa perbuatan nabi (fi’liyah). Sementara sunnah taqririyah adalah perbuatan sahabat yang diketahui oleh nabi dan dibenarkan oleh beliau.
“Ada orang memuji-muji nabi dengan syair, mengagungkan nabi, dan beliau tidak melarang. Beliau malah menghadiahkan selimut tidurnya kepada orang tersebut; yakni selimut bergaris yang disebut sebagai burdah,” kata Kang Said sembari bercerita panjang lebar tentang Abu Said Al-Busiri dan shalawat Burdahnya.
Kang Said yang dikenal sangat kuat hapalannya itu sempat memukau hadirin saat melantunkan berbagai macam shalawat berikut nama pengarang dan tahun kelahiran dan wafatnya, serta merunut silsilah Nabi Muhammad SAW sampai kepada Nabi Adam AS tanpa membaca teks.
Menyikapi beberapa kalangan yang sinis dan mengatakan maulid nabi sebagai amalan bid’ah, Kang Said meminta jamaah untuk tidak usah menghiraukannya. Menurutnya, mereka yang suka mengatakan bid’ah itu biasanya belum belajar ilmu agama secara mendalam.
“Yang mengatakan Maulid Nabi itu bid’ah berarti dia masih perlu belajar agama lagi. Silakan datang ke NU atau belajar lagi di pesantren,” kata kang Said.

Imam Besar Masjid Istiqlal:
 Memperingati Maulid Nabi Bukan Bid'ah

Kiai Ali Mustafa mencurigai ada pihak yang ingin memecah belah umat Islam, khususnya di Indonesia, dengan penetapan Maulid Nabi sebagai perkara bid'ah. Penetapan itu menjadikan peringatan Maulid Nabi menjadi kontroversi di masyarakat.


 Memperingati Maulid Nabi Bukan Bid
Menurut Kantor Berita ABNA,  Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Ali Mustafa Yakub tak setuju jika peringatan Maulid Nabi disebut perkara bid'ah.
"Kalau alasannya Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengerjakan (Maulid Nabi), jadi itu kemudian diharamkan? Maka sekarang haramkan saja umrah di bulan Ramadhan. Kan Nabi gak pernah mengerjakan," tegas Kiai Ali Mustafa saat berbincang dengan ROL, Rabu (23/1).
Kiai Ali Mustafa mencurigai ada pihak yang ingin memecah belah umat Islam, khususnya di Indonesia, dengan penetapan Maulid Nabi sebagai perkara bid'ah. Penetapan itu menjadikan peringatan Maulid Nabi menjadi kontroversi di masyarakat.
"Dulu kan (pengharaman peringatan Maulid Nabi) tidak pernah ada sama sekali. Jadi kok tiba-tiba ada. Itu dari mana coba?" kata dia.
Menurut Kiai Ali Mustafa, peringatan Maulid Nabi masuk wilayah muamalah. "Selama tidak melakukan hal-hal yang mengharamkan, ya boleh-boleh saja," sebut Kiai Ali.
Direktur ABNA:
 Penghinaan terhadap Nabi karena Kelalaian Kaum Muslimin

"Kelalaian dalam memperkenalkan kepribadian Nabi Saw misalnya kepada Terry Jones dan Sam Bacile membuat dia mencari tahu sendiri mengenai Nabi yang ternyata salah dalam mengambil sumber sehingga Muhammad yang mereka perkenalkan keseluruh dunia adalah tokoh yang digali dari imajinasi mereka sendiri, sangat bertolak belakang dengan kepribadian Nabi Muhammad Saw yang sesungguhnya."

 Penghinaan terhadap Nabi karena Kelalaian Kaum Muslimin
Menurut Kantor Berita ABNA, Direktur Kantor Berita ABNA, Hujjatul Islam Agha Sayyid Ali Ridha Husaini Arif dalam penyampaiannya pada acara pembukaan Pameran Karya Majma Jahani Ahlul Bait yang berkenaan dengan Nabi Muhammad Saw pada Selasa (22/1) di kantor Sekretariat Divisi Kebudayaan Majma Jahani Ahlul Bait di Qom Republik Islam Iran menyatakan, "Sampai hari ini kita diperhadapkan pada kenyataan terjadinya penghinaan terhadap Nabi Saw yang berlangsung secara berulang-ulang. Penghinaan tersebut secara terang-terangan dilakukan di depan mata kita melalui sinema, buku-buku, karikatur serta melalui media lainnya. Kalau semua bentuk penghinaan tersebut sengaja dilakukan oleh pihak musuh Islam untuk merusak citra Islam, kita bisa memakluminya sebagai bentuk permusuhan mereka terhadap Islam, namun sangat disayangkan, kebanyakan pelakunya justru orang-orang yang memang pengetahuannya mengenai Nabi sangat minim."
"Kita tidak boleh berlepas tangan dari tanggungjawab atas terjadinya penghinaan-penghinaan tersebut. Sebab bagaimanapun kaum muslimin berkewajiban menyampaikan kepada seluruh dunia mengenai kepribadian Nabi. Penghinaan tersebut terjadi karena kelalaian kaum muslimin sendiri. Kita lalai menyampaikan kepada mereka bahwa Nabi Muhammad Saw adalah sosok pribadi yang bukan hanya peka terhadap hak-hak manusia namun juga penuh perhatian terhadap hak-hak tumbuhan, hewan-hewan dan memberi pembelaan atas semua makhluk yang lemah dan tidak berdaya. Karena kelalaian kita dalam memperkenalkan Nabi kepada merekalah yang membuat mereka tega melakukan penghinaan kejia atas pribadi mulia Nabi Muhammad Saw." Lanjutnya.
Hujjatul Islam Husain Arif dengan menukil hadits Nabi yang berbunyi, "Barangsiapa yang mematahkan ranting pohon sama nilainya dengan dia mematahkan sayap malaikat" menegaskan, "Kelalaian dalam memperkenalkan kepribadian Nabi Saw misalnya kepada Terry Jones dan Sam Bacile membuat dia mencari tahu sendiri mengenai Nabi yang ternyata salah dalam mengambil sumber sehingga Muhammad yang mereka perkenalkan keseluruh dunia adalah tokoh yang digali dari imajinasi mereka sendiri, sangat bertolak belakang dengan kepribadian Nabi Muhammad Saw yang sesungguhnya."
Berkenaan dengan upaya Majma Jahani Ahlul Bait dalam memperkenalkan Nabi Muhammad Saw keseluruh dunia, Direktur Kantor Berita ABNA tersebut menyebutkan, "Majma Jahani Ahlul Bait sampai hari ini telah menerbitkan 64 buku dengan 15 bahasa yang khusus berkenaan dengan Nabi Muhammad Saw dan 28 buku baru sementara sedang naik cetak dan menunggu untuk turut disebarkan pula keseluruh dunia."
"Di bulan kelahiran Nabi ini, Majma juga telah mengagendakan untuk melakukan 6 seminar ilmiah yang akan berlangsung di kota Qom dan Teheran yang akan menghadirkan cendekiawan-cendekiawan dunia dan ahli-ahli yang terkemuka untuk membicarakan mengenai Nabi Muhammad Saw." Lanjutnya.
Direktur Kantor Berita ABNA tersebut juga turut menyebutkan akan diadakan launching Situs Portal yang keseluruhan materinya khusus mengenai Nabi Muhammad Saw dalam dua bahasa Inggris dan Arab.


 The first Friday of the Unity Week named the World Day of Holy Prophet Muhammad (PBUH)

.Hojat-ol-Islam Araki stressed that the naming of the days as the Unity Week by the late founder of the Islamic Republic of Iran, Imam Khomeini (RA) was not merely a political slogan or religious propagation, but unity is a fundamental part of the religion. 

 The first Friday of the Unity Week named the World Day of Holy Prophet Muhammad (PBUH)
(Ahlul Bayt News Agency) -  Hojat-ol-Islam Mohsen Araki, secretary general of the World Forum for Proximity of Islamic Schools of Thought (WFPIST) made the announcement yesterday, January 25, while addressing Friday prayer worshippers at Tehran University Campus.

He extended felicitations to Muslims all around the world on the auspicious occasion of the Holy Prophet’s (PBUH) birth anniversary, saying these days mark the Unity Week.

Hojat-ol-Islam Araki stressed that the naming of the days as the Unity Week by the late founder of the Islamic Republic of Iran, Imam Khomeini (RA) was not merely a political slogan or religious propagation, but unity is a fundamental part of the religion.

Referring to verse 19 of Surah Al-e Imran, “Indeed, the religion in the sight of Allah is Islam. And those who were given the Scripture did not differ except after knowledge had come to them - out of jealous animosity between themselves,” he said based on the teachings of the Quran and Islam, the Muslim Ummah should not be divided.

He underlined that an Ummah who is truly Muslim and considers the Holy Prophet (PBUH) as its guide and leader can not be a divided one.

Secretary general of the WFPIST further referred to the programs of the Unity Week, saying that there will be a great celebration in Tehran, during which the flag of the Ummah Wahida (united Ummah) will be unveiled.

He added that the International Conference of Islamic Unity is planned to be held on Sunday and Monday. 
Hikmah:
 Filsafat dari Nama Rasulullah Saw

Yang heboh lagi, dari nama Muhammad, di situ ada makna yang terkandung. Yaitu, jika kita mau mengangan-angan kerangka huruf Muhammad apabila ditulis dengan hurup Arab ternyata menunjukan kerangka manusia. Sebab, mim (م) yang bundar dari kata Muhammad (محمد) itu menunjukan kepala manusia, karena kepala manusia itu bundar. Huruf ha (ح) kalau kita dobelkan menjadi dua akan menunjukan dua tangan manusia. Huruf mim (م) yang kedua menunjukan tentang perut manusia. Huruf dal (د) menunjukan kedua kaki manusia.

AMIRUL ULUM*


Ketika Rasuulluh Saw belum dilahirkan, nabi-nabi terdahulu, mulai Nabi Adam sampai Nabi Isa telah memberi kabar kepada umatnya akan datangnya nabi akhir zaman dengan ciri-ciri yang tertentu. Yaitu, dilahirkan di kota Makkah, hijrah di kota Madinah dan wafatnya juga di kota Madinah, dan kekuasaannya membentang sampai di kota Syam. Nama Rasulullah Saw kalau di Kitab Injil adalah Ahmad. Allah berfirman
"Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (QR. As-Shaf : 6)
Perlu diketahui, bahwa nama yang dikemukam oleh Nabi Isa tadi, itu bukan sekedar nama. Akan tetapi merupakan pemberian dari Allah Swt yang tentunya ada makna yang terkandung. Di dalam nama Ahmad jika ditulis dengan huruf Arab tanpa dipisah-pisah ada filsuf tentang adanya gerakan salat. Hurufalif (ا) menunjukan simbol tentang orang yang berdiri. Huruf ha (ح) menggambarkan tentang orang yang sedang rukuk. Huruf mim (م) menggambarkan tentang orang yang sedang sujud. Huruf dal (د)  menunjukan gambaran orang yang sedang duduk tahiyat salat.
Selain makna tersebut, ada juga makna yang tersembunyi di balik nama Ahmad. Yaitu, secara Gramatika Arab, kata Ahmad itu termasuk sighat mubalaghah (bentuk yang mempunyai arti banyak) dari kata Hamdu (memuji). Jadi, bisa diambil kesimpulan bahwa Nabi Ahmad, nama dari Nabi Muhammad Saw mempunyai arti orang yang paling banyak memuji Allah. 
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Aku adalah Ahmad tanpa mim (م)” Ahmad tanpa mim (م) akan mempunyai arti Ahad (Esa), yang merupakan sifat Allah yang sangat unik. Mim (م) yang merupakan simbol personafikasi dan manifestasi Allah dalam diri Nabi Muhammad Saw pada hakikatnya adalah bayangan Ahad yang ada di alam semesta. Mim adalah wasilah antara makhluk dengan Khaliqnya. Mimadalah jembatan yang menghubungkan para kekasih Allah dengan sang kekasihnya yang mutlak. Dengan kata lain, Nabi Muhammad Saw merupakan mediator antara makhluk dengan Allah Swt. 
Menurut Iqbal, "Muhammad benar-benar berfungsi “mim” yang  “membumikan” Allah dalam kehidupan manusia. Dialah “Zahir”nya Allah; dialah Syafi’ (yang memberikan syafaat, pertolongan dan rekomendasi) antara makhluk dengan Tuhannya. Ketika anda ingin merasakan kehadiran Allah dalam diri anda, hadirkan Muhammad. Ketika anda ingin disapa oleh Allah, sapalah Muhammad. Ketika anda ingin dicintai Allah, cintailah Muhammad. Qul inkuntum tuhibbunallah fat tabi’uni yuhbibkumullah,“Apabila kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku (Muhammad) kelak Allah akan cinta kepada kalian.” Kepada orang seperti inilah kita diwajibkan cinta, berkorban dan bermohon untuk selalu bersamanya, di dunia dan akhirat. Sebab seperti kata Nabi, “Setiap orang akan senantiasa bersama orang yang dicintainya.”

Selain nama Ahmad, Rasulullah Saw juga mempunyai nama Muhammad. Nama ini pemberian dari kakeknya, Abdul Muthalib. Nama ini diilhami atas  harapan besar  Abdul Muthalib agar kelak cucunya ini dipuji oleh makhluk seantero dunia karena sifatnya yang terpuji. Adapun nama tersebut kalau ditinjau secara Gramatika Arab berstatus sebagai Isim Maful (obyek) dari asal kata Hammada. Menurut kiai Maksum bin Ali dalam kitab Amsilatut Tasrifiyah menyebutkan bahwa penambahan tasdid mempunyaifaidah Taksir (banyak). Jadi, artinya adalah orang yang banyak dipuji. Sebab semua makhluk di dunia ini memuji Rasulullah Saw dengan membaca shalawat untuknya. Allah berfirman, ”Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab :56).
Yang heboh lagi, dari nama Muhammad, di situ ada makna yang terkandung. Yaitu, jika kita mau mengangan-angan kerangka huruf Muhammad apabila ditulis dengan hurup Arab ternyata menunjukan kerangka manusia. Sebab, mim (م) yang bundar dari kata Muhammad (محمد) itu menunjukan kepala manusia, karena kepala manusia itu bundar. Huruf  ha (ح) kalau kita dobelkan menjadi dua akan menunjukan dua tangan manusia. Huruf  mim (م) yang kedua menunjukan tentang perut manusia. Hurufdal (د) menunjukan kedua kaki manusia.
Selain itu, ada juga makna-makna yang tersembunyi lagi. Yaitu, huruf mim menunjukan kata Minnahyang berarti anugerah. Sebab, Allah memberi anugerah kepada Rasulullah Saw dengan anugerah yang sangat luar biasa melebihi apa yang telah diberikan kepada yang lainnya. Huruf ha menunjukan kataHubbun (cinta). Sebab, Allah mencintai Nabi Muhammad Saw dan umatnya melebihi cintanya kepada nabi-nabi yang lain beserta umatnya. Huruf mim yang kedua menunjukan kata Maghfirah yang berarti ampunan. Sebab, Allah mengampuni segala dosa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw, baik yang sudah lampau atau yang akan datang. Nabi Muhammad Saw adalah nabi yang maksum (terjaga dari melakukan dosa). Adapun jika disandarkan untuk umatnya, maka  Allah akan mengampuni dosa-dosa umat Nabi Muhammad Saw jikalau mereka mau bertaubat. Tidak seperti umat-umat terdahulu yang apabila melakukan dosa langsung mendapat siksa dan teguran dari Allah. Huruf dal menunjukan kata Dawaamuddin. Artinya, abadinya agama Islam. Sebab, agama Islam akan tetap ada sampai akhir zaman. Apabila agama Islam sudah lenyap karena ditinggal oleh manusia, maka tunggulah kehancuran dunia ini.
Kesimpulan dari semua ini adalah, kalau orang itu sudah mengaku agamanya Islam, maka kerjakanlah salat. Sebab, salat merupakan tiang agama dan merupakan ajaran nabi-nabi terdahulu yang disempurnakan oleh Nabi Muhammad Saw. Jika seseorang sudah menjalankan salat dan ajaran Islam yang lainnya, maka dia termasuk orang yang bertaqwa yang akan dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya. Karena umat Nabi Muhammad Saw yang masuk ke surga itu akan dirupakan manusia. Mengapa demikian? Ini kembalinya kepada keagungan nama Nabi Muhammad saw yang menunjukkan kerangka manusia. Apabila  manusia masih berbentuk manusia, maka dia tidak akan masuk neraka. Adapun mengenai orang kafir, ada ulama yang berpendapat bahwa mereka di neraka itu berwujud babi.

*Penulis Adalah Esais dan ketua Website PP. Al Anwar Sarang Rembang Jateng asal Pati.


dari detik islam

Saturday, December 8, 2012


Lagi filem baru hina Rasulullah muncul "The Innocent Prophet" dari Imran Firasat dan Terry Jones

Selepas filem laknat Innocence of muslim yang menghina Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ditentang hebat oleh umat Islam, kini filem ter baru yang menghina Nabi muncul lagi. Pada 07 Disember 2012, Kementerian Dalam Negeri Belgium meningkatkan status keselamatan menjadi tahap tiga, tahap kritikal adalah empat  akibat munculnya filem yang menghina Nabi.

Imran Firasat, orang Pakistan yang tinggal di Sepanyol, adalah orang yang memfilimkan cerita tersebut. "Innocence of Muslims adalah filem yang dihasilkan di Amerika Syarikat yang memberikan inspirasi umtuk membuat filem ini" kata Verasat.

Imran Firasat seorang pemuda Pakistan yang melepaskan keislamannya (Murtad) dan tinggal di Sepanyol diyakini menyokong permusuhan terhadap Islam di Sepayol. Dia mempunyai laman di internet yang khusus untuk menyerang Islam.
Cerita pemuda Pakistan ini bermula pada tahun 1998 kerana dia mempunyai hubungan yang tidak sah dengan wanita Indonesia yang bukan muslim dan dia ditangkap oleh pihak yang berwajib kerana negara asalnya (Pakistan) tidak membenarkan dia mempunyai hubungan dengan wanita bukan Islam.

Di penjara dia disiksa dan setelah dibebaskan dia berhijrah bersama rakannya ke Sepanyol. Kemudian kerana selembar kertas yang menyerang Islam, dia mendapat tempat dan perlindungan di Sepanyol oleh persatuan hak asasi manusia. 

Si murtad ini bersama kafirun Terry Jones akan buat sidang media berkenaan filem laknat tersebut 14 Disember 2012. Ya Allah, laknatlah mereka ini

SOLAWAT

No comments:

Post a Comment