Friday 18 January 2013

Angkara Wahhabi merata-rata



 Grand Ayatollah Makarem Condemns Int’l Bodies' Silence over Wahhabis’ Crimes

Grand Ayatollah Nasser Makarem Shirazi condemned the massacre of Shia Muslims in Pakistan by radical Wahhabis and slammed international bodies for their silence over the carnage. 

 Grand Ayatollah Makarem Condemns Int’l Bodies
(Ahlul Bayt News Agency) - Speaking at Azam Mosque in the holy city of Qom on Wednesday, the grand source of emulation described the killing of Shia Muslims in Pakistan as horrendous and said international bodies have kept quiet over the crimes of Wahhabis.

How long should these massacres continue and innocent lives perish?, he asked.

Grand Ayatollah Shirazi said the United States and Saudi Arabia fund these terrorists as well as those committing crimes in Syria and elsewhere.

He underlined that such crimes will not impede the growth of the school of Ahl-ul-Bayt (AS).

He also said that Shia Muslims are vigilant and will not retaliate to create a sectarian war, which is what the enemies pursue.

The senior cleric further censured the government of Pakistan for failing to provide security for its Shia population and its indifference to the crimes against Shi’ites in the country.

In the latest example of anti-Shia crimes by Wahabis, two bombs ripped through a predominantly Shia neighborhood in the city of Quetta, Pakistan, last week, killing nearly 100 people. 


Mufti Arab Saudi:
 Segala Bentuk Pemilihan Umum Haram Hukumnya

"Pemilihan pemimpin harus dilakukan oleh orang yang berhak dan berwewenang, bukan masyarakat. Pelaksanaan pemilu termasuk kerusakan yang dipaksakan masuk oleh musuh-musuh Islam kepada umat Muslim yang secara syariat maupun akal haram hukumnya."

Menurut Kantor Berita ABNA, Syaikh Abdurrahman bin Nashir al Barrak salah seorang mufti Arab Saudi dalam salah satu fatwanya yang disebarkan melalui akun Twitter pribadinya merilis, pemilihan umum  yang diselenggarakan untuk menetapkan kepala Negara oleh rakyat haram hukumnya.
Menurut Mufti Arab Saudi tersebut, "Pemilihan pemimpin harus dilakukan oleh orang yang berhak dan berwewenang, bukan masyarakat. Pelaksanaan pemilu termasuk kerusakan yang dipaksakan masuk oleh musuh-musuh Islam kepada umat Muslim yang  secara syariat maupun akal haram hukumnya."
Menurutnya lagi, cara-cara pemilihan umum dalam menentukan anggota parlemen atau pejabat pemerintahan membuatk kedudukan antara orang alim, jahil, laki-laki dan perempuan setara, sementara hal tersebut bertentangan dengan syariat. "Pemilihan Umum juga cenderung membuat para konsestan menghalalkan kedustaan dan penipuan dalam upayanya meraup suara sebanyak-banyaknya." Tambahnya.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir al Barrak, tahun lalu juga sempat memfatwakan haramnya perempuan memberikan suaranya dalam semua bentuk pemilihan umum.


Ulama Mufti Arab Saudi:
 Merayakan Maulid Nabi, Amalan Bid'ah yang Tidak Ada Dasarnya

"Penyelenggaraan acara untuk memperingati kelahiran Rasulullah saw adalah perbuatan bid'ah yang tidak pernah dianjurkan Rasulullah dan juga tidak pernah dicontohkan oleh para Khulafaur Rasyidin."

 Merayakan Maulid Nabi, Amalan Bid
Menurut Kantor Berita ABNA, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Ali As Syaikh seorang ulama Mufti Arab Saudi berkata, "Penyelenggaraan acara untuk memperingati kelahiran Rasulullah saw adalah perbuatan bid'ah yang tidak pernah dianjurkan Rasulullah dan juga tidak pernah dicontohkan oleh para Khulafaur Rasyidin."
Dengan melihat adanya peringatan maulid yang diselenggarakan secara semarak di negara-negara muslim, beliau mengajukan kritiknya, "Sebagian besar kaum muslimin berkeyakinan jika tidak memperingati Maulid Nabi maka mereka menganggap itu merupakan pelecehan terhadap Nabi yang menunjukkan ketidakcintaan dan ketidak sukaan terhadap Nabi. Sementara keyakinan tersebut jelas salah. Justru dengan tidak melakukan amal bid'ah tersebut (yaitu dengan tidak memperingati kelahiran Nabi) adalah sebuah amalan sunnah yang terpuji."
Pandangan Ulama Mufti Arab Saudi tersebut berseberangan dengan pandangan mayoritas ulama Sunni dan Syiah yang justru menganggap penyelenggaraan acara mengenang kelahiran Nabi adalah sebuah amalan yang bernilai pahala selain dapat menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah saw. Menurut ulama Sunni dan Syiah, mengenang hari-hari penting yang pernah dilalui Rasulullah saw dapat menumbukan kecintaan dan kerinduan kepada Nabi saw selain dapat lebih mengenal sejarah perjalanan dan kepribadian Nabi saw. Perintah mencintai Nabi dan keluarganya adalah perintah yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dalam Islam. Sementara menyelenggarakan maulid Nabi hanyalah sekedar wasilah untuk lebih mencintai Nabi dan merupakan syiar Islam. Dengan kedudukannya sebagai wasilah, tentu saja tidak bisa dihukumi bid'ah, bahwa menyelenggarakan maulid Nabi tidak pernah dianjurkan Nabi dan dicontohkan orang-orang saleh terdahulu. Sama halnya perintah menuntut ilmu. Belajar di sekolah, mulai dari tingkatan dasar sampai perguruan tinggi dengan fasilitas gedung tetap, persyaratan-persyaratan tertentu sampai pemberian ijazah dan gelar tentu tidak pernah dianjurkan Nabi atau dilakukan ulama-ulama saleh terdahulu, namun dengan melakukannya bukan berarti amalan tersebut adalah amalan bid'ah, sebab sekolah hanyalah wasilah dari pelaksanaan atas perintah menuntut ilmu. Begitu pula jika dikaitkan dengan perintah mencintai Nabi dan keluarganya.

Mengungkap Pengkhianatan Sekte Wahabi:
 Bandingkan Kitab Tafsir Asli dan yang Telah Dipalsu Wahabi Salafi

Sekte Wahabi bukan hanya punya peran penting telah merusak situs-situs peninggalan Islam yang sangat berharga di Makah dan Madinah, namun juga telah melakukan manipulasi untuk merusak khazanah keilmuan Islam. Mereka tidak segan-segan mengubah bahkan menghapus kalimat-kalimat dalam kitab-kitab klasik ulama-ulama terdahulu yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka dan untuk tetap mempertahankan eksistensi mereka. 

 Bandingkan Kitab Tafsir Asli dan yang Telah Dipalsu Wahabi Salafi

Menurut Kantor Berita ABNA, Sekte Wahabi bukan hanya punya peran penting telah merusak situs-situs peninggalan Islam yang sangat berharga di Makah dan Madinah, namun juga telah melakukan manipulasi untuk merusak khazanah keilmuan Islam. Mereka tidak segan-segan mengubah bahkan menghapus kalimat-kalimat dalam kitab-kitab klasik ulama-ulama terdahulu yang tidak sesuai dengan pemahaman mereka dan untuk tetap mempertahankan eksistensi mereka.

tafsir “Ash-Shawi ‘ala Tafsir Al-Jalalain” yang masih sudah dipalsukan dan dihapus oleh Wahabi Salafi cetakan “Darul Fikr” tahun 1993 jilid 3 halaman 397Tertulis
و قيل : هذه الأية نزلت في الخوارج الذين يحرفون تأويل الكتاب و السنة , و يستحلون بذلك دماء المسلمين و أموالهم , لما هو مشاهد الأن فى نظائرهم………….. يحسبون أنهم على شيئ
“Dikatakan bahwa ayat tersebut di atas diturunkan pada kaum Khawarij, yaitu golongan orang-orang yang suka mentahrif (merubah) Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Dengan demikian, mereka menghalalkan darah dan harta kaum muslimin. Hal itu bisa dibuktikan, karena adanya suatu kesaksian pada bangsa mereka saat ini.
………………………………………….
Mereka mengira bahwa mereka berkuasa atas sesuatu.”
(koleksi kitab ISJS)
wahabi salafi menghapus kalimat
و هم فرقة بأرض الحجاز يقال لهم الوهابية
Mereka adalah golongan orang-orang yang berasal dari tanah Hijaz (sekarang Saudi). Golongan tersebut dinamakan “Wahabiyyah”

tafsir “Ash-Shawi ‘ala Tafsir Al-Jalalain” yang masih asli dan belum ditahrif oleh Wahabi Salafi cetakan pertama “Darul Fikr” th 1988 jilid 5 halaman 119
Tertulis
و قيل : هذه الأية نزلت في الخوارج الذين يحرفون تأويل الكتاب و السنة , و يستحلون بذلك دماء المسلمين و أموالهم , لما هو مشاهد الأن فى نظائرهم و هم فرقة بأرض الحجاز يقال لهم الوهابية يحسبون أنهم على شيئ
“Dikatakan bahwa ayat tersebut di atas diturunkan pada kaum Khawarij, yaitu golongan orang-orang yang suka mentahrif (merubah) Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Dengan demikian, mereka menghalalkan darah dan harta kaum muslimin. Hal itu bisa dibuktikan, karena adanya suatu kesaksian pada bangsa mereka saat ini. Mereka adalah golongan orang-orang yang berasal dari tanah Hijaz (sekarang Saudi). Golongan tersebut dinamakan “Wahabiyyah”. Mereka mengira bahwa mereka berkuasa atas sesuatu.”
(koleksi kitab KH. Thobary Syadzily)

Sampul Ash-Shawi ‘ala Tafsir Al-Jalalain” yang sudah dipalsukan oleh Wahabi Salafi cetakan “Darul Fikr” tahun 1993
(koleksi kitab ISJS)


Sampul Ash-Shawi ‘ala Tafsir Al-Jalalain” yang masih asli dan belum ditahrif oleh Wahabi Salafi cetakan pertama “Darul Fikr” tahun 1988
(koleksi kitab KH. Thobary Syadzily)
CATATAN PENTING KH Thobary Syadzily:
=========================
Kitab tafsir “Ash-Shawi ‘ala Tafsir Al-Jalalain” yang saat ini beredar di seluruh dunia, asbabun nuzul (sebab-sebab diturunkannya ayat-ayat suci Al-Qur’an) ayat tersebut di atas yang menerangkan tentang “Wahabiyah” dihapus dan dihilangkan oleh kelompok Wahabi. Karena, kalau tidak dihilangkan akan merugikan dan membahayakan bagi mereka, bahkan bisa menjadi ancaman bagi Saudi Arabia dalam rangka tetap menjaga dan memelihara eksistensi kerajaannya di dunia internasional.
Suriah:
 Al-Nusrah Akan Bentuk Rezim Ala-Taliban di Suriah

Gembong kelompok teroris Front al-Nusrah, yang menurut sejumlah sumber adalah afiliasi al-Qaeda, untuk pertama kalinya mengaku telah merencanakan pembentukan pemerintahan Taliban di Suriah.

Menurut Kantor Berita ABNA, Gembong kelompok teroris Front al-Nusrah, yang menurut sejumlah sumber adalah afiliasi al-Qaeda, untuk pertama kalinya mengaku telah merencanakan pembentukan pemerintahan Taliban di Suriah.
Alalam (29/12) melaporkan, Abu Muhammad al-Joulani, seorang pemimpin Front al-Nusrah dalam rekaman suara terbarunya yang ditujukan kepada para anggota kelompok ini mengatakan, "Penggulingan pemerintahan Suriah akan menimbulkan kekosongan besar di negara ini, dan kalian adalah orang-orang yang tepat untuk mengisi kekosongan tersebut."
Hingga kini tidak ada data lengkap tentang Front al-Nusrah. Kelompok itu dibentuk satu setengah tahun lalu dan memulai aktivitasnya selang beberapa waktu pasca krisis di Suriah.
Menurut sebagian sumber, kelompok ini adalah afiliasi Ikhwanul Muslimin yang tokohnya adalah para ekspatriat anti-pemerintah Suriah, di Turki. Namun sebagian kelompok menilai Front al-Nusrah adalah afiliasi al-Qaeda.
Al-Joulani mengatakan, "Al-Nusrah sedang berjuang agar pasca tergulingnya pemerintahan Bashar al-Assad, sebuah rezim pro-Barat tidak berkuasa."



Hak Asasi Turki akan mendakwa kerajaan Erdogan kerana terlibat dengan jenayah di Syria

 منظمة حقوقية تركية ترفع دعوى ضد حكومة «اردوغان» لارتباطها بارتكاب جرائم في سورية

اكد رئيس اتحاد المحامين المعاصرين في تركيا «سلجوق كوز آشلي» ان الاتحاد سيعمل من أجل "تشكيل قوة تحرك كبيرة على الأرض بغية فضح وتعرية حكومة حزب العدالة والتنمية (حكومة «رجب طيب اردوغان») وجرائمها ضد الشعب السوري وممتلكاته العامة والخاصة". 
ابنا: أعلنت منظمة حقوقية تركية اليوم الخميس عن عزمها رفع دعوى قضائية ضد حكومة «رجب طيب اردوغان» بتهمة تورطها في جرائم داخل الأراضي السورية.
واكد رئيس اتحاد المحامين المعاصرين في تركيا «سلجوق كوز آشلي» خلال مؤتمر صحفي في دمشق مع لجنة متابعة الحوار الوطني المنبثقة عن مؤتمر طهران، ان الاتحاد سيعمل من أجل "تشكيل قوة تحرك كبيرة على الأرض بغية فضح وتعرية حكومة حزب العدالة والتنمية وجرائمها ضد الشعب السوري وممتلكاته العامة والخاصة".
واوضح أن الاتحاد الذي يضم حوالي 2500 عضو "سيقوم بتلقي شكاوي السوريين حول جرائم القتل والسرقة وتدمير الممتلكات التي تعرضوا لها على أيدي المجموعات الإرهابية المسلحة ليصار الى رفع دعاوى في المحاكم التركية ضد حكومة حزب العدالة والتنمية كونها تستضيف هؤلاء الإرهابيين على أراضيها وتمدهم بالمال والسلاح".
ولفت كوز آشلي الى ان "الاتحاد سيعمل كمحامي دفاع عن الشعب السوري بعد أن كان يعمل في تركيا كمحامي دفاع عن الشعب التركي".

Pasukan  perisikan Qatar,Turki dan Israel aktif untuk jatuhkan kerajaan Syria
أنباء عن اعتقال 7 من عناصرها
 فرق استخبارية قطرية وتركية وإسرائيلية في سوريا..

تشير مصادر واسعة الاطلاع على ان فرقا استخبارية من تركيا والسعودية وقطر واسرائيل تعمل بصورة سرية لضرب الدولة السورية، كما تأكد المصادر بوقوع سبعة من عناصرها في أيدي الجيش السوري. 
ابنا: تتكشف يوماً بعد يوم جرائم التحالف الإجرامي المدعوم أمريكياً وأوروبياً بين تركيا والسعودية وقطر وإسرائيل، لضرب الدولة السورية، من خلال سفك دماء أبنائها، فقد كشفت مصادر واسعة الاطلاع أن هناك فرقاً استخبارية من الدول المذكورة تتحرك خلسة وبحذر داخل الأراضي السورية، تحت حماية مجموعة مشتركة من العصابات الإرهابية، لتصوير مراكز حساسة في سوريا، والحصول على معلومات إضافية عن التسلح السوري وقدرات سورية العسكرية.
أشارت المصادر إلى أن هذه الفرق تحمل معها قوائم بأسماء خبراء وعلماء في ميادين مختلفة لاغتيالهم أو خطفهم، ومن بينهم فلسطينيون، وبعض هذه الفرق، مكونة من ستة عشر شخصاً من جنسيات قطرية وتركية وإسرائيلية "بجنسيات مختلفة"، بحثت داخل المخيمات الفلسطينية عن أسماء مطلوبة لإسرائيل هم أعضاء في فصائل فلسطينية لاعتقالهم واغتيالهم.
وأكدت المصادر أن سبعة عناصر من هذه الفرق قد وقعوا في أيدي الجيش السوري، حيث تمّ اعتقالهم والتحقيق معهم، ولم تشر المصادر إلى جنسيات هؤلاء المعتقلين، وتقول المصادر ذاتها إن هناك فرقاً لسرقة الآثار، وتدمير المشاغل وتصنيع العبوات الناسفة، وتخريب المنشآت، وفرق أخرى تقوم بارتكاب المجازر في صفوف المدنيين ثم تصويرها لأعمال الدعاية ضد القيادة السورية، وتوجيه الاتهامات لها.
وفي سياق الجرائم التي يرتكبها الضالعون في المؤامرة على سوريا، تقوم عناصر مخابراتية سعودية وقطرية باختطاف ونقل عائلات سورية، اضطرت للنزوح إلى داخل الأراضي التركية والسعودية والقطرية لصالح شركات تم تأسيسها قل شهور للاتجار بالأعضاء البشرية، وكشفت المصادر عن أن أفراداً من العائلات الحاكمة في الرياض والدوحة يشرفون على هذه الشركات الإجرامية.
ورغم كل هذه الجرائم البشعة التي يندى لها الجبين، يطالب حكام مشيخة قطر ونجد والحجاز وخادمهم نبيل العربي مجلس الأمن بتطبيق الفصل السابع لتدمير سوريا؟!!.


 80 killed in two explosions at Aleppo University

At least 80 people have been killed and scores of others injured after two explosions hit Aleppo University in Syria’s second largest city. 
(Ahlul Bayt News Agency) - An opposition watchdog said one of the explosions has hit an area between the university dormitories and the Faculty of Architecture. It was not immediately clear where the second blast had happened.

State television said "terrorists launched two rockets" at the university complex.

Women and children are among the dead.

"The explosion caused casualties among both students on their first day of exams, and people displaced from areas of the city damaged by terrorist attacks and who have sought refuge in the university complex," state news agency SANA reported.

Aleppo University is the second largest university in Syria after the University of Damascus. It is also considered as the top academic institution in the northern Syrian city of Aleppo.

There were no immediate claim of responsibility for the explosions, but the Damascus has accused foreign-backed terrorists fighting against the Syrian government of similar incidents.

Syria has been experiencing unrest since March 2011. Many people, including large numbers of army and security personnel, have been killed in the turmoil.

A recent UN report has revealed that militants from 29 countries have so far infiltrated into Syria to fight against the Damascus government, most of whom are extremist Salafists.

The Syrian government has repeatedly said that the chaos is being orchestrated from outside the country, and that a very large number of the militants operating in the country are foreign nationals. 

Video;
 Ulama Wahabi keluar fatwa perkosa gadis Syria

 Ulama Wahabi keluar fatwa perkosa gadis Syria
Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Seorang penceramah Wahabi mengeluarkan fatwa yang membolehkan kumpulan pengganas memperkosa gadis Syria. 

Menurut laporan berita televisyen al-Jadeed dan portal berita Diyar, Muhammad al-Arifi yang merupakan ulama Arab Saudi dan mempunyai pengaruh di kalangan para pengganas sebelum ini pernah mengizinkan mereka berkahwin kontrak dengan wanita Syria walaupun beberapa jam demi memuaskan keinginan seksual, memotivasikan tekad untuk terus memberontak dan seterusnya untuk memasuki syurga.



 
Video;
 Kekejaman berganda pengganas Syria

 Kekejaman berganda pengganas Syria

Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Portal berita al-Haqiqah Syria hari ini mendedahkan satu lagi video kekejaman pengganas Syria yang membunuh orang awam tanpa sebarang pengadilan.

Pendedahan kali ini memaparkan bagaimana seorang penunggang motorsikal turut ditembak apabila tersalah masuk ke lokasi pembunuhan.

Selesai membunuh, para pengganas melaungkan takbir beramai-ramai.

Video:






K.H. Said Agil Siradj:
 Nahdatul Ulama Tegas Terhadap Wahabi

Said mengatakan, satu alasan mengapa NU menyatakan memerangi Wahabi karena ajaran yang disampaikan malah membuat perpecahan dalam tubuh Islam. “NU tegas terhadap Wahabi, kami justru menghargai agama lain yang jelas-jelas tidak membawa nama Islam,” kata dia.
 

 Nahdatul Ulama Tegas Terhadap Wahabi
Menurut Kantor Berita ABNA, Gerakan Ansor Provinsi Kepulauan Riau dan Politeknik Negeri Batam menggelar bedah buku sejarah Berdarah Salafi Wahabi karya Syaikh Idahram di Aula Politeknik Negeri Batam di Batam. Acara ini menghadirkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siradj.

Said mengatakan gerakan Wahabi yang berkembang di Indonesia berasal dari Arab Saudi. Tujuan mereka ingin mengajarkan pemurnian Islam versi mereka, sementara ajaran lain dianggap tidak benar dan harus diperangi.

“Konsep tersebut tidak cocok diterapkan di Indonesia dan harus diwaspadai. Karena dalam perkembangannya Wahabi atau Salafi itu cenderung mengarah gerakan radikal,” kata dia.

Ia mengatakan, Wahabi memang bukan teroris, namun ajaran-ajaran yang disampaikan menganggap ajaran lain tidak benar sehingga harus ditentang dan mereka mengatasnamakan Islam.

Menurut Said, Wahabi selalu mengatasnamakan Islam dalam doktrin atau ajaran yang dilakukan, namun tindakannya kadang tidak islami.

“Mereka sering menganggap umat lain menjalankan tradisi bid’ah yang tak diajarkan agama seperti ziarah kubur, baca tahlil, sehingga ajaran itu harus diperangi,” kata dia.

Ia mengatakan, segala kegiatan yang dilakukan umat Islam terutama kaum Nahdiyin (NU) semua berdasarkan ajaran dan tuntunan serta tidak ada yang mengada-ngada.

Said mengatakan, satu alasan mengapa NU menyatakan memerangi Wahabi karena ajaran yang disampaikan malah membuat perpecahan dalam tubuh Islam. “NU tegas terhadap Wahabi, kami justru menghargai agama lain yang jelas-jelas tidak membawa nama Islam,” kata dia.

Hal tersebut, tambah Said, karena dalam Al-Quran juga diajarkan untuk saling menghargai antarumat beragama.

 Hezbollah on Syria, Iraq Blasts: Takfiris’ Crimes Reached Unprecedented Limit

Hezbollah denounced the terrorist explosions that targeted several cities in Syria and Iraq, blaming some countries of supporting chaos in the region. 
 Hezbollah on Syria, Iraq Blasts: Takfiris’ Crimes Reached Unprecedented Limit
(Ahlul Bayt News Agency) - In a statement released by Hezbollah Media Relations, the party said: “the Takfiris’ crimes in the region have reached an unprecedented limit at a time the series of the terrorist explosions which have been targeting innocent civilians was increasing.”
In this context, Hezbollah urged “active forces to exert efforts in a bid to stand against the Zionist-American project which aimed at splitting the region.”
It noted that this project was “utilizing the terrorist Takfiris to spread sedition among the people of the same country.”
“The disrupted body parts of innocents, including pilgrims, students and children unmask the local and the foreign conspirators against the people of the region. They also give another proof that what’s coming on doesn’t aim at destroying the region and its resistant position, but also aims at destroying the future and the hope of its people through killing youths who represent the present and the future.”
“The hand of terror, which hit Syria’s Aleppo and Idlib, leaving hundreds of martyrs and injured among students and civilians, uncovers the gloom truth of the gangs of killing and crimes.”
Hezbollah also blamed these gangs, “along with some countries which support chaos for being responsible for these crimes, saying these countries support criminals by different kinds of military and financial aid.”


ARKIB :
SIAPA YANG MENDAKWA AL-YAMANI DI IRAQ ?

SEPINTAS LALU TERHADAP petikan dari tulisan FARAH SHAHAB DI ALAM MAYA TENTANG PERGERAKAN PENDAKWA DIRI SEBAGAI AL YAMANI DI BASRAH IRAQ YANG CUBA MENCARI PENGARUH DI MERATA-RATA


...................


1.Diasaskan oleh Ahmad bin Ismail bin Quwaita’, berasal dari Basrah, lahir pada tahun 1968, seorang graduan kejuruteraan sivil dari universitas Basrah. Dia mendakwa dirinya daripada keturunan Imam al-Mahdi dan kadang-kadang mendakwa dialah Imam al-Mahdi. Pada hakikatnya dia adalah orang arab biasa dan bukan dari keturunan sayed.
2. Baginya Imam al-Mahdi adalah daripada keturunan al-Hasan bin Ali.Justeru dia mengaitkan dirinya dengan al-Hasan. Ini adalah bercanggah dengan fahaman Syiah bahawa Imam al-Mahdi as adalah daripada keturunan al-Husain bin Ali.Sementara dia sendiri tidak ada hubungan darah dengan mereka berdua as. Dia adalah Dajjal Basrah sebagai mana dikatakan oleh Syeikh Ali al-Kurani al-‘Amili di dalam bukunya:Dajjal Basrah.
3. .....................Dia tidak belajar di Najaf kerana Di Hauzah Najaf, menurutnya, tidak diajar al-Qur’an, lalu dia belajar sendiri di rumah.Ini adalah pembohongannya.
4. Perselisihan faham dgn Haidar Musytit. Ahmad bin Ismail yang mendakwa sebagai sayyid Ahmad bin al-Hasan ini telah berselisih faham dengan Haidar Musytit kerana Haidar juga mendakwa dialah wakil Imam al-Mahdi. Kemudian Ahmad Ismail telah memberi uang yang banyak kepada Haidar hasil dari pemberian negara Imarat ,lalu Haidar membuat surat perjanjian mengakui Ahmad bin Ismail bin Quwaita’ sebagai wakil Imam al-Mahdi.Setelah beberapa bulan, Haidar melanggar perjanjian itu, lalu mendakwa dialah al-Yamani wakil Imam al-Mahdi. Kemudian Haidar dibunuh dalam serangan bersenjata di Basrah.
5. Sikap Ahmad al-Hasan terhadap ulama syiah amat kecewa sekali. Dia memusuhi mereka dengan mengatakan bahawa mereka adalah pembohong. Sepatutnya sebagai seorang anak Imam Mahdi atau wakilnya, dia harus menghormati ulama dan maraji’ dan bukan bermusuhan dengan mereka.
6.................................................................................................................................................................
7. Ahmad bin al-Hasan (Ismail) ini tidak menghafal al-Qur’an dan bercakap arab tidak betul nahunya menrut Ali al-kurani al-“Amili.Sepatutnya anak Imam al-Mahdi dan wakilnya pandai membaca al-Qur’an dengan fasih.
8. Dakwah Ahmad bin Ismail ini adalah untuk Syiah sahaja dan bukan untuk semua mazhab. Sepatutnya dakwah anak atau wakil Imam Mahdi adalah umum bukan khusus. Inilah antara kebatilannya.
9. Dia mengakui bahwa dia adalah seorang maksum. Oleh itu semua syiah harus mentaatinya.
10. Kumpulan al-Yamani Iraq ini terlibat dengan jenayah pengebuman di Najaf dan Karbala bagi membunuh orang awam syiah.Inikah akhlak anak /wakil Imam Mahdi?
11. Sekarang ini Ahmad bin Ismail hidup dalam persembunyian kerana takut ditangkap dan mungkin dia berada di Tel Aviv.
12. Hanya mereka yang jahil di kalangan syiah akan terpengaruh dengan dakwaan ini.
13. Gerakan yang diketuai oleh Ahmad Ismail yang mendakwa dirinya sebagai al-Yamani ini adalah bertujuan memusnahkan perpaduan Syiah dan.......................................................................
14. Apa yang anehnya Imam al-mahdi belum muncul, tetapi anaknya sudah muncul!
15. Lambang/ simbol yang digunakan oleh gerakan ini adalah bintang Daud seperti yang digunakan oleh Yahudi.
16. Dia telah menulis surat kepada Sayyid Ali Khomenei, waliyul faqih Iran supaya menyerahkan kuasa pemerintahan Iran kepadanya kerana dia adalah Imam Mahdi/ wakilnya.Dia juga telah menulis surat kepada maraji' Syiah yang lain tentang imamahnya.
17. Dia telah menukar nadi Ali kepada nadi Ahmad.Maka ia berbunyi: Naadi Ahmadan mazhara al-'Ajaib.
18. Solawatnya lebih panjang daripada solawat biasa syiah dengan menambah wa al-Aimmah al-Mahdiyyin.
19. Kembalilah kepada kebenaran mazhab Ahlulbait nabi saw dan bukan kepada Dajjal Basrah ini.

Arkib dari Iraq

logo kumpulan Ahmad Hasan yang berbentuk bintang Nabi Daud a.s
Iraqi security personnel walk amidst destruction on January 19 in the area where a gunfight took place the day before in Basra with members of the doomsday cult Ansar al-Imam al-Mahdi.

tahun 2008 menyaksikan terbunuhnya pihak keselamatan Iraq di tangan anggota-anggota bersenjata
pimpinan Ahmad bin Ismail Kuwaitek yang mendakwa dirinya AL-Yamani @ Wakil Imam Mahdi @ anak Imam Mahdi???!!! dan terbunuhnya sekitar 100 pengikut ajaran sesat ini dan tertangkap beratus-ratus pengikutnya
yang lain yang mencetuskan huru-hara di selatan Iraq.Pihak Amerika telah membantah pihak keselamatan Iraq
kerana tindakan tegas ke atas kumpulan Ahmad bin Ismail Kuwaitek.

Battle of Najaf

Shortly after the January 2007 Battle of Najaf, conflicting reports and news coverage emerged as to exactly who was involved in the clashes. The Los Angeles Times and RFERL stated the leader of the Soldiers of Heaven group as Dhiyaa' Abdul Zahra (who was killed in the clashes).[14][15] However, the New York Times reported after an Iraqi Conference, which was supposed to clarify details about the clashes, that Iraqi officials had named the group to be Soldiers of Heaven (Jund al-Samaa’); but gave several names for the leader of the group including Ahmad Ismail and Diyah Abdul Zahraa Khadom. The NY Times article later claimed that Diyah Abdul Zahraa Khadom was the same person as Ahmad Hassan al-Yamani, whose role was allegedly the deputy of the group (and not the leader).[16]
Ahmad al-Hassan himself and representatives of his group (Ansar Imam Mahdi) have denied any involvement in these clashes and state they have no links to the group Soldiers of Heaven.[17]
Regarding the difference in official reports, Timothy Furnish of mahdiwatch.org wrote, "Security officials say that Ansar Ahmad [al-Hassan] al-Yamani and the Jund al-Samaa [Soldiers of Heaven] are one and the same, while National Security Minister Shirwan al-Waili denies any relation between the two [groups]." [18]
Sayyed Hasan bin Muhammad Ali AlHamami (son of the late Marja Sayed Muhammad Ali Musawi Alhammamy) states that the Soldiers of Heaven was led by Dhiyaa' [Abdul-Zahra] Al-Qara'wi who had rejected the 12 Imams of Shia Islam, claimed to be the 12th Imam Mahdi himself and had died in the battle.[19]
         The Yamani is one of the major Signs that is awaited by Shia Muslims before the appearance of the 12th Imam Mahdi. Since the beginning of his call, Ahmad al-Hassan has challenged scholars of any religion for either a public debate or to stage a mubahala (a mutual prayer by two disputing parties for God to curse the liar).[10] The Shia clerics that are informed about Ahmad al-Hassan's call have largely condemned Ahmad and issued corresponding fatwas classifying Ahmad al-Hassan as a "liar".[11][12] Shi'a Muslim scholars like Sheikh Ali al-Korani and Jalal al-Din Ali al-Saghir, have expressed in numerous TV broadcasts their negative views of al-Hassan's claims.[13]
          Ahmad al-Hassan first started his call privately and then later publicly announced it, after his attempted Hawza reformations, in 2002 during the last months of Saddam’s rule.
Regarding the purpose of his movement, he states:
The goal of my message is the goal of the Prophets: Noah, Abraham, Moses, Jesus, and Muhammad, which is to spread the true monotheism with which God is satisfied, and for the earth to be filled with peace and justice after it had been filled with oppression and injustice.[1]
His call has been described as being universal[6] [7] because of his preaching that addresses Muslims, Christians, Jews and mankind.[citation needed]
The adherents of Ahmad Al-Hassan collectively identify themselves as Ansar Imam Al-Mahdi ("Supporters of the Imam Mahdi") orAnsars. While many of his supporters are in Iraq, he has followers outside of Iraq largely due to dissemination of his teachings through English websites.
Middle East Research and Information Project has reported that "the majority of his public affrays—they often take the form of theological duels known as munazarat—have been with Sadrist followers."[7] He was claimed to have been involved in the Najaf clashes,[clarification needed] though he denied any such involvement.[8]
Since the beginning of his call he wrote many books - most on religious topics; with some books dedicated to answering questions that are sent to him through his website.

[edit]Ahmad al-Hassan Statement

Ahmad al-Hassan states, "I am the Messenger of Imam Mahdi and I am his viceregent, and I am the first of the twelve Mahdis from the sons of Imam Mahdi."[9]

[edit]


a glance to
MahdiWatch.org reports
More from Aswat al-`Iraq on the spike in Mahdism there:
"Messianic Cults in Iraq, an Increase in Numbers and Expansion"
"...extremist violent Shiite groups, such as the Soldiers of Heaven and Ansar Ahmad Al-Yamani (Supporters of Ahmed Al-Yamani), began appearing in Iraq after April of 2003....these movements have mutual points of similarity. Theyare all Shiite, refuse to accept any political or religious clergy other than their leaders, they all have extremist beliefs that reject the current situation in Iraq, and they adopt violent approaches as means of changing the situation. In addition, they all try to recruit young, ignorant, socially neglected Shiites that have strong ties to the Shiite religious communities....Some analysts attribute this phenomenon to the vague principle of the (rescuer or salvager), and the absence of any Shiite education concerning Imam Al-Mahdi, while other researchers see that poverty and bad economic circumstances in Iraq were the catalysts behind the creation of these groups....The movement of Ahmad bin Al-Hassan Al-Yamani appeared in Iraq in 2004, before other similar extremist Shiite groups, and it depends on two ideas; one being that Al-Yamani is the son of Imam Al-Mahdi, and the other is that Al-Yamani is the latest representative of Imam Al-Mahdi who will make the necessary preparations for Al-Mahdai's appearance....In 2007, as that researcher confirmed to VOI, Al-Yamani followers became very active in Basra, where they held a book fair inside a big tent that they established at the center of that city. In their books and leaflets that were distributed in that fair, Al-Yamani followers clearly said that Ahmad bin Al-Hassan Al-Yamani is the son of Imam Al-Mahdi, but neither the provincial nor the religious authorities in Basra interfered....reports say that Ahmad bin Al-Hassan Al-Yamani practices a process of brainwash on his followers, by showing them some extraordinary acts, "Perhaps he uses magic to convince people who do not believe him," the researcher speculated....
(complete story: http://www.aswataliraq.info/look/english/article.tpl?IdLanguage=1&IdPublication=4&NrArticle=67432&NrIssue=2&NrSection=4).


The independent Iraqi news site Aswat al-`Iraq reported last week that "Iraqi newspapers devoted most of their pages on Wednesday to the bloody clashes that broke out in southern Iraq between security forces and the self-styled Ansar Ahmad al-Yamani, lashing out at whom they described as promoters of false doctrines....the government-funded al-Sabah newspaper quoted security officials as claiming ties between 'the terrorist groups that killed Iraqis in Basra and Nassiriya' and 'foreign groups aiming at spreading chaos and assassinating religious clerics and government officials.' Ansar Ahmad al-Yamani, or Supporters of Ahmad al-Yamani, is a strict religious organization whose members, active in some southern provinces such as Basra, Thi Qar and Missan, believe that Yamani is one of the ambassadors of Imam al-Mahdi, the 12thMessiah-like holiest figure for Shiite Muslims....nearly 97 civilians, security men and gunmen were killed and 217 others wounded during clashes that erupted between police forces and the self-styled Jund al-Samaa, or Soldiers of Heaven, in central Basra. The leader of the Shiite group was also reported to be killed during the incidents. Security officials say that Ansar Ahmad al-Yamani and theJund al-Samaa are one and the same, while National Security Minister Shirwan al-Waili denies any relation between the two. The Soldiers of Heaven is a Shiite armed group that clashed with Iraqi policemen in al-Zarka area, near the holy province of Najaf, in late 2006. The group was then accused of attempting to control Najaf and kill clerics there....Meanwhile, the independent daily al-Raay al-Aam (Public Opinion) published an article entitled 'Distorting symbols betweenJund al-Samaa and Ansar al-Yamani.' 'The appearance of the Mahdi claiming groups has become frequent in Iraq, particularly in the month of Muharram (The first Hijri month in the Islamic calendar). Last year's Jund al-Samaaincidents caused a media uproar when some Arab and Iraqi satellite channels defended the group members and blamed the mishandling of the situation on the government,' the newspaper wrote. 'The same scenario was repeated this year in other areas of the country, which poses several significant questions about these groups' financiers and masterminds,' the newspaper added" (http://www.aswataliraq.info/look/english/article.tpl?IdLanguage=1&IdPublication=4&NrArticle=67040&NrIssue=2&NrSection=1).


The Iranian government has weighed in on these movements, as well, via its mouthpiece "The Tehran Times:"  "On the second day of the lunar month of Muharram while the residents of al-Toairij were preparing to mourn the third martyred Shia Imam 20 kilometers from his shrine in Karbala, a middle-aged man wearing a long turban with a long beard dressed up
to resemble a saint, was addressing his followers in a date garden. The deceitfully dressed Ahmad Ismail Kamel known as Ahmad al-Hassan al-Yamani claimed to be in contact with and receiving instructions from the 12th Shia leader, the hidden Imam Mahdi (AS)....He urged his companions who were armed with automatic rifles to be prepared for the 'Day of Cry' (Yaum al-Sihah). Hassan al-Yamani's followers believe the first Friday of Muharram is called the 'Day of Cry' on which a universal voice is reverberated throughout the globe and that the true companions of Imam Mahdi (AS) must be prepared for 'Red Friday'. The cult maintains all pilgrims of the Holy Shrine of Hussein (PBUH) must be massacred on 'Red Friday' in order to set the stage for the reappearance of Imam Mahdi (AS). Hassan al-Yamani, who was addressing his followers urging them to kill any and all pilgrims with a firm hand, suddenly stopped in mid-sentence to inspect the premises. He was shocked when he realized Iraqi security forces had surrounded the garden, leaving him no escape route. 
Upon entering the garden, Iraqi forces found numerous 'David Stars' with Qur'anic verses inscribed on them. In his confessions, al-Yamani revealed he had some 5,000 disciples in Basra, Samaveh and Najaf and that his cult was funded by one of the 'rich Persian Gulf littoral states'.
Yamani alleged that this Arab state spends a large sum of money to promote superstition and create sectarian conflict in Iraq....Not long ago the previous leader of the cult Dia Abdul-Zahra known as Abu Kamar was killed in Najaf while trying to upstage the assassination of the city's Shia clerics. Before he was killed on January 29, 2007, Abu Kamar claimed to be the reincarnation of the first Shia Imam and the son of Imam Mahdi (AS)....But who benefits from the existence of such cults and their activities? It is plain simple that cults such as these with sophisticated propaganda machines cannot be funded by Iraqi sources. The prime suspect could be perhaps one of the foreign powers which has a background in 'divide and rule' policies. It is no secret that many seek to undermine and marginalize the mainstream Shia clerics who have played a decisive role in Iraq's political arena since the fall of Saddam; what better way to do this than to support such cults?" (http://www.tehrantimes.com/index_View.asp?code=162291)



Allahummaj alni fi dir ikalhaseenah allati taj alu fiihaa man turiid
solawat

No comments:

Post a Comment