Tuesday 28 May 2013

BERSATU SUNNI DAN SYIAH manakala TAKFIRI MALAPETAKA UMMAT


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran:
 Kelompok Takfiri Adalah Petaka yang Besar dan Nyata Bagi Islam

"Yang layak disebut syirik adalah tindakan sekelompok orang yang bersedia dipermainkan oleh agen-agen spionase Inggris dan Amerika Serikat (AS) dan melakukan hal-hal yang membuat umat Islam berduka."



 

 Kelompok Takfiri Adalah Petaka yang Besar dan Nyata Bagi Islam
Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Senin (6/5) pagi dalam pertemuan dengan para pengurus dan pejabat penyelenggara Pemilihan Umum Presiden dan Dewan Kota/Desa menyebut partisipasi besar rakyat dalam pemilu yang akan diselenggarakan 14 Juni 2013 mendatang sebagai imun dan penjamin kelestarian dan kemajuan negara. Untuk itu, beliau menekankan kepada seluruh instansi dan lembaga pengawas dan pelaksana serta para kandidat pemilu untuk patuh kepada undang-undang dan hukum dalam semua tahapan.

Seraya menyinggung aksi penistaan terhadap makam sahabat setia Nabi Saw, Hujr bin Adi dan menyebutnya sebagai peristiwa pahit dan menyedihkan, beliau mengatakan, "Kaum muslimin, khususnya kalangan elit umat dan para tokoh keilmuan, politik dan agama di Dunia Islam harus melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab mereka terhadap pemikiran jahat seperti ini dan mencegah meluasnya api fitnah ini."

Menyebut pemilihan umum sebagai ‘amanat besar dan bernilai bagi bangsa dan Islam' beliau menandaskan, "Dewan Garda Konsitusi, tim pengawas dan pelaksana serta instansi-instansi yang bertugas menjaga kondisi pemilu supaya aman dan sehat adalah pihak-pihak yang memikul amanat besar ini. Mereka inilah yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan besar, bernilai dan lestari."

Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan peran besar pemilu dalam menyegarkan kehidupan bernegara di Iran, seraya mengatakan, "Dalam kurun waktu 34 tahun terakhir ini, partisipasi rakyat di seluruh penyelenggaraan pemilu selalu berhasil menangkis berbagai bencana yang mengancam negara ini sekaligus memompa tenaga baru ke tubuh negara, bangsa dan revolusi ini."

Menurut beliau, ditinjau dari berbagai segi pemilu 14 Juni mendatang adalah pemilu yang punya signifikansi lebih dibanding beberapa pemilu sebelumnya. "Pelaksanaan dua pemilu sekaligus, yaitu pemilihan presiden yang sangat penting dan pemilihan dewan kota/desa adalah salah satu faktor yang menambah pentingnya pemilu ini," jelas beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa pembentukan dewan daerah di tingkat kota dan desa di seluruh penjuru negeri adalah manifestasi dari partisipasi nyata dan kontinyu rakyat dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan negara. Kepada para pejabat negara, rakyat dan kalangan elit bangsa, beliau mengimbau, "Perhatian besar kepada pemilihan presiden jangan sampai menurunkan signifikansi pemilihan dewan kota/desa di mata mereka."

Menjelaskan berbagai sisi lain dari signifikansi pemilu mendatang, seraya menyinggung fasilitas luas, wewenang besar dan tugas berat yang telah ditetapkan Konstitusi dan Undang-undang lainnya terkait presiden dan kedudukannya, beliau menegaskan, "Jabatan konstitusional ini menunjukkan pentingnya pemilihan presiden."

Menyebut Imam Khomeini (ra) sebagai pencetus, perancang dan arsitek ‘bangunan megah berbentuk partisipasi besar rakyat dalam pemerintahan Islam', Rahbar mengingatkan ketegasan Imam Khomeini dalam masalah referendum penentuan bentuk negara dan sikap beliau dalam masalah pemilu, seraya menambahkan, "Ciri khas pemeritahan Republik Islam adalah partisipasi rakyat dan keterlibatan mereka dalam memberikan pilihan yang menentukan dan mengarahkan di berbagai medan. Alhamdulillah, cira khas yang menarik dan penuh animo ini sampai sekarang masih tetap terjaga."

Mengenai berbagai upaya yang dilakukan musuh untuk menggagalkan pemilu atau menekan partisipasi rakyat di kancah pemilu, beliau mengatakan, "Sejumlah pihak bekerja keras untuk meredupkan gairah pemilu atau menangguhkan pelaksanaannya, tapi berkat taufik Ilahi, upaya itu gagal dan ke depanpun apa yang mereka lakukan tak akan membuahkan hasil."

Menurut Ayatollah al-Udzma Khamenei, partisipasi rakyat di tengah medan adalah penopang utama berdirinya pemerintahan Republik Islam. "Republik Islam berarti ‘partisipasi semua rakyat dan gerakan umum bangsa menuju cita-cita yang besar dan nyata'. Dengan memahami realitas ini, musuh berusaha keras untuk menurunkan tingkat animo dan partisipasi rakyat," kata beliau.

Masih terkait hal yang sama, beliau menambahkan, "Republik Islam menyandarkan kekuatannya pada hati, emosi, akal, pemikiran, kearifan dan partisipasi rakyat. Tanpa dukungan besar ini kekuatan-kekuatan jahat dunia tak akan pernah membiarkan negara seperti Republik Islam hidup dengan mengusung slogan-slogan dan cita-cita yang agung."

Tentunya, tandas beliau, berkat pertolongan Allah dan keteguhan bangsa yang mulia ini, pemilu mendatang akan terselenggara dengan sangat meriah dan akan menjadi pemilu dengan tingkat partisipasi umum yang terbaik.

Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengimbau semua pihak terkait untuk tunduk kepada hukum dan aturan yang berlaku di semua tahapan. Seraya mengingatkan usaha keras yang selalu dilakukan musuh untuk mengecilkan kesan kehadiran rakyat di tempat-tempat pemungutan suara, beliau mengungkapkan, "Tahun 2009, mereka memaksa sejumlah kalangan untuk mengajukan tuntutan dan bertindak di luar hukum dengan harapan rakyat akan terprovokasi untuk melawan pemerintahan. Tapi berkat inayah Allah, mereka gagal."

Mengenai apa yang sudah dilakukan untuk menjelaskan berbagai hal yang dipertanyakan pada pemilu 2009, beliau menegaskan, "Mereka yang telah memaksa negara dan bangsa harus membayar mahal dan menanggung kerugian besar memilih sikap menentang hukum dan undang-undang. Tentunya, negara yang didukung kekuatan rakyat berhasil mengatasi gangguan-gangguan itu."

Untuk itu, Rahbar menekankan bahwa tunduk kepada hukum dan undang-undang adalah solusi terdepan untuk mencegah munculnya masalah dalam pemilu. Beliau menandaskan, "Rakyat di setiap desa dan kota mesti memerhatikan pernyataan dan tuntutan yang disampaikan siapapun harus sejalan dengan hukum."

Beliau menambahkan, "Hukum harus ditegakkan dalam semua tahap, baik tahap seleksi kelayakan para calon kandidat, pelaksanaan pemilu, penghitungan suara, pengawalan suara dan kotak suara, serta tahap-tahap lainnya. Dalam semua tahap itu, para pengurus pemilu harus sepenuhnya jujur dalam menjalankan amanah dan hanya bertindak sesuai hukum, dan alhamdulillah keadaannya memang seperti itu hingga sekarang."

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan untuk tidak terjebak dalam permainan politik layaknya yang terjadi di Barat dengan menyebut satu pihak sebagai pemenang dan pihak lain sebagai pecundang pemilu. Secara alamiah, dalam setiap pemilu pasti ada pihak yang gagal memperoleh suara terbanyak. Kenyataan itu harus diterima dengan tangan terbuka dan tindakan yang benar sesuai hukum.

Dalam kesempatan itu, seraya menjelaskan bahwa dalam memberikan suara rakyat harus memerhatikan berbagai kriteria seperti komitmen, ketaatan dalam beragama, kesiapan dan kemampuan para kandidat, beliau mengatakan, "Siapa saja yang terjun ke kancah ini dengan niat yang tulus demi melaksanakan tugas dan untuk kebaikan masa depan negara, maka Allah akan membimbing hatinya."

Di bagian lain pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung penghancuran makam dan penistaan terhadap jasad Sahabat Nabi Saw, Hujr bin Adi, seraya menyebutnya sebagai peristiwa pahit dan menyedihkan. Beliau menegaskan, "Yang menambah getir peristiwa ini adalah keberadaan orang-orang berpikiran jahat, reaksionis dan terbelakang di tengah umat Islam. Mereka menganggap penghormatan kepada para tokoh umat yang hidup di abad pertama Islam sebagai perbuatan syirik dan kufur."

Menurut beliau, pemikiran yang menyimpang seperti ini adalah musibah besar bagi Islam dan kaum muslimin. Orang-orang seperti ini adalah penerus dari mereka yang telah menghancurkan makam para Imam Suci di pemakaman Baqi'. Jika umat Islam secara serentak tidak bangkit mengecam dan melawan aksi itu, mereka pasti akan menghancurkan makam suci Nabi Muhammad Saw.

Rahbar menandaskan, "Orang-orang dengan pemikiran yang buruk seperti ini menganggap ziarah ke makam manusia-manusia agung, memohonkan rahmat untuk mereka dan bertawassul dengan mereka demi memperoleh rahmat Ilahi sebagai perbuatan syirik. Orang-orang seperti ini memiliki pemikiran yang batil dan jiwa yang bengis."

Beliau menjelaskan, "Yang layak disebut syirik adalah tindakan sekelompok orang yang bersedia dipermainkan oleh agen-agen spionase Inggris dan Amerika Serikat (AS) dan melakukan hal-hal yang membuat umat Islam berduka."

Rahbar mempertanyakan, "Pemikiran model apa ini yang tidak menganggap kepatuhan, dan penghambaan kepada thaghut-thaghut yang hidup sebagai perbuatan syirik sementara penghormatan kepada para tokoh agama dianggap syirik?"

Aliran takfiri yang keji, kata beliau, saat ini telah menjadi petaka yang besar dan nyata bagi Islam.

Mengenai reaksi benar dan tepat waktu yang ditunjukkan masyarakat muslim Syiah atas peristiwa ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menandaskan, "Umat Muslim Syiah tidak akan masuk ke dalam permainan musuh yang hendak menyulut pertikaian antara Syiah dan Sunni, dan ini menunjukkan kemajuan cara berpikir mereka."

Beliau menyatakan bahwa reaksi sebagian besar saudara-saudara Muslim Sunni juga membuktikan akan kematangan cara berpikir mereka. "Reaksi umat Islam yang mengecam penistaan itu harus terus berlanjut. Sebab, jika para tokoh keilmuan, cendekiawan dan elit politik Muslim tidak melaksanakan apa yang menjadi tugas mereka, maka fitnah ini tak akan bisa dibatasi pada keadaannya yang ada sekarang," kata beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menambahkan, "Penyebaran fitnah ini harus dicegah dengan berbagai cara politik, fatwa, artikel yang ditulis para cendekiawan dan tindakan para elit politik dan intelektual."

Seraya menyatakan bahwa tangan-tangan musuh sudah terlihat di balik aksi-aksi semacam ini, beliau mempersoalkan sikap lembaga-lembaga dan tokoh-tokoh dunia dan politik yang angkat suara ketika terjadi penghancuran satu situs bersejarah sementara mereka justeru memilih bungkam menyaksikan penistaan yang terbuka ini.

Rahbar mengatakan, "Allah Swt selalu mengawasi dan pasti tipu daya Allah akan mengalahkan tipu daya musuh. Dialah yang akan menghentikan langkah dan tindakan yang merusak persatuan dan kemajuan umat Islam."

Di awal pertemuan Sekretaris Dewan Garda Konstitusi Ayatollah Ahmad Jannati menjelaskan bahwa sebagai badan pengawas pemilihan umum, dewan ini sudah membentuk tim pengawas jalannya pemilu dan seleksi kecakapan para calon kandidat.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Mohammad Najjar dalam kata sambutannya melaporkan persiapan penyelenggaran Pemilihan Umum Presiden Periode 11 dan Pemilihan Dewan Kota/Desa Periode ke-4 serta Pemilihan Sela Legislatif dan Dewan Ahli di sejumlah daerah. Dikatakannya bahwa persiapan awal untuk pelaksanaan pemilu ini sudah dilaksanakan sejak beberapa bulan yang lalu.
 

Iraqi Sunni cleric denounces regional efforts to spread intrigues

Head of Iraq’s Jamat Ulima in Baghdad slammed the efforts of some regional countries for spreading intrigues and destabilizing the country. 

 Iraqi Sunni cleric denounces regional efforts to spread intrigues
(Ahlul Bayt News Agency) - Sheikh Khaled Al Mala’, Iraqi Sunni head of Jamat Ulima, attended a presser in the holy city of Karbala referring to some political movements, beside a number of regional countries, that try to destabilize Iraq.

He said,” These internal movements hatch plots against Iraq under a political disguise and backed by foreign funds.”

This Iraqi cleric stressed the importance scholars’ vigilance and noted, “Religious scholars and cultural elites have to follow a true stance to confront violence, extremism and any political influence.”

He also demanded Iraqi nation to return to their nationalism and stand against violence and those who spread violence to prevent more tension.

Al Mala’ also referred to crisis in Syria and said sectarian clashes that are happening in Syria and other regional countries must be a lesson for Iraqi nation.

A series of unrest and terror attacks have swept through Iraqi cities during the past weeks. 

Salafi Mesir;
 Ikhwanul Muslimin berkerjasama dengan Syiah

Pemimpin Salafi Yasser Borhami tuduh Ikhwanul Muslimin Mesir menjual Islam demi kekuasaan. 

 Ikhwanul Muslimin berkerjasama dengan Syiah
Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Penceramah ultra-konservatif Salafi sekali lagi membidas pemerintahan Ikhwanul Muslimin atas alasan bahawa dasar-dasarnya bercanggah dengan ajaran Islam.

Bercakap pada sidang media yang diadakan di bandar Iskandariah pada hari Ahad, Yasser Borhami - naib presiden pertubuhan Seruan Salafi berkata, "Ikhwanul Muslimin tidak mewakili Islam dalam apa jua cara," katanya sambil menceritakan prestasi kerajaan.

Kabinet sedia ada di bawah pengurus utama Hisham Qandil, yang mendapat kepercayaan penuh presiden Mohamed Morsi dituduh terlalu setia dengan Ikhwanul Muslimin. Hisham sebaliknya terus menafikannya.

Borhami merujuk kepada fakta bahawa Kementerian Perlancongan baru-baru ini melanjutkan lesen kabaret selama tiga tahun di tengah-tengah kemerosotan industri hospitaliti sejak revolusi tahun 2011.

Borhami percaya bahawa langkah demikian bercanggah dengan matlamat kononnya "Membebaskan Baitul Maqdis dari pendudukan Israel," yang sering diseru oleh Ikhwanul Muslimin dan pengikut-pengikutnya.

"Pembebasan Jerusalem tidak akan dicapai dengan slogan, tetapi melalui perubahan sebenar datang melalui perlaksanaan syariat Allah," kata Borhami dalam sidang akhbar.

Salah seorang tokoh Salafi Ahmed Farid turut melaungkan sentimen yang sama dan mengulangi pendirian mereka berhubung hubungan wajar dengan Iran.

Dalam sidang yang sama, Ahmed berkata, "Mereka berkali-kali mencanangkan bahawa Nabi Muhammad adalah model peranan mereka, al-Quran adalah perlembagaan, dan jihad adalah jalan mereka. Namun mereka bersekutu dengan Syiah, musuh Islam."

Golongan Salafi telah berulang kali menyuarakan bantahan mereka tentang hubungan Kaherah dan Tehran yang dikhuatiri membawa kepada perkembangan Syiah Islam di Mesir.

Pada bulan April lalu Qandil mendakwa pelancong Iran sangat berminat untuk melawat Mesir atas sebab-sebab agama seperti menziarahi makam cucu Nabi Muhammad, Imam al-Hussein.

Perlancongan antara kedua-dua negara hampir tidak wujud kerana semua hubungan telah terputus sejak Revolusi Islam Iran 1979. Percubaan untuk memulihkan hubungan tidak pernah dialu-alukan oleh Salafi.

"Mendekati Iran adalah sebuah pengkhianatan terhadap negara," kata Farid. 

"Sesiapa yang melakukan demikian bererti menjual agamanya untuk sejumlah dolar.

"Ikhwanul Muslimin berkata cukuplah Allah sebagai matlamat, namun berdasarkan pengalaman ternyata matlamat sebenar mereka adalah pemerintahan," tambahnya lagi.
Solat Jumaat Syiah dan Sunni;
 Jangan seret rakyat Iraq ke dalam konflik mazhab

 Jangan seret rakyat Iraq ke dalam konflik mazhab
Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Ketua Dewan Waqaf Syiah Iraq, Sayid Shalih al-Haidari dalam khutbah Jumaat yang langsungkan di Baghdad hari ini berkata, "Setiap kali serangan terjadi ke atas puak tertentu pasti berobjektifkan pertumpahan darah. Dewan Sunni dan Syiah sebulat suara mengambil pendirian apabila kami mendengar suatu khabar, maka kami akan ikut kata-kata yang lebih baik. Kita katakan kepada mereka bahawa Iraq tidak reda dengan fitnah perkauman. Pihak musuh tidak akan dapat memecah belahkan Syiah dan Sunni selama-lamanya. Kita akan bersatu dan berpendirian yang satu, demi kebaikan Iraq dan rakyatnya. Syiah dan Sunni tidak bersendirian, malah di sana terdapat ramai yang menceritakan perkara ini."

Al-Haidari menambah, "Sesungguhnya hari ini kita menceritakan kepada seluruh dunia, bahawa Sunni dan Syiah bersatu hati, bermatlamat yang satu, haluan yang sama, ibadah dan metodologi yang sama, dan kami katakan bahawa fitnah perkauman dan kesan-kesannya tidak akan mencapai matlamat walau apa jua cara. Reaksi rakyat Iraq ialah kami tidak akan terjebak dalam fitnah dan perseteruan. Sebaliknya apa yang sahih ialah kami akan berganding tangan demi negara Iraq dan rakyatnya.  Apa yang diusahakan oleh golongan takfiri, al-Qaeda dan ahli parti Baath yang tangan mereka berlumuran darah rakyat Iraq hanyalah fitnah di kalangan kita. Katakan kepada mereka tersangat jauh (fitnah) dari kita."

Beliau turut menerangkan bahawa apa yang kita saksikan hari ini ialah keganasan buta tuli yang menyerang tanpa mengira tempat, membunuh kanak-kanak, orang tua dan wanita hamil. 

"Kita perlu usahakan memberi penyampaian secara Islam di hari ini agar tidak ada lagi kepercayaan terhadap pemikiran yang melampau, sesat, ganas dan menumpahkan darah. Kita perlu menjauhkan sebarang cara mengkafirkan pihak lain, atau menyakiti pandangan orang lain."

Sementara itu ketua Dewan Waqaf Sunni Iraq, Ahmad Abdul Ghafur al-Samara'i berkata dalam khutbahnya, "Kami tujukan ucapan kepada mereka yang berada di platfom politik, parlimen, media, sosial agar memilih perkataan yang menyatukan, bukan memecah belahkan, perkataan yang memberi khabar gembira, bukan menghina.

"Kita hari perlu memadamkan fitnah, menjaga hati, kita tidak perlu ucapan yang memecah belahkan, dan menghancurkan.

"Dalam pertemuan ini kita berjanji kepada Allah untuk berdiri dalam satu barisan, berganding tangan, agar kita menjadi penghalang kepada gerakan fitnah, tukang provokasi mazhab, yang membakar masjid, membunuh rakyat Iraq, membuntukan jalan. Kami mengistiharkannya di depan Allah, kami berlepas diri daripada seluruh ekstremis samada pelampau mazhab atau perkauman. Ini disebabkan ia tidak memberikan manfaat kecuali kerosakan kepada negara dan menghalalkan darah anak-anaknya.

"Golongan pelampau sebenarnya tidak memiliki agama, mereka berhasrat menyeret negara ke dalam musibah. Keinginan dan matlamat mereka adalah satu. Mereka ingin melenyapkan negara. Kami berkata kepada seluruh pemimpin Iraq, sesungguhnya kita berada di dalam bahtera yang sama, kita semua bertanggung jawab menjaga darah anak-anak rakyat jelata ini," ujar beliau.

Ahmad Abdul Ghafur menambah, "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada orang yang menyerang askar dan polis, termasuklah orang awam. Hendaklah kita membezakan kaum muslimin yang tidak membawa senjata dan mereka yang membawa senjata, dan menyedari siapakah yang memberi ancaman kepada warga Iraq. Kami katakan kepada mereka dengan berani dan jelas, sesungguhnya kami bersama mereka dan menyokong mereka, dan kami menentang orang yang ingin membunuh rakyat Iraq. Kami juga menyeru kepada perpaduan, serta menolak perpecahan."

Solat Jumaat bersama antara mazhab Sunni dan Syiah di Baghdad ini dianjurkan perdana menteri Iraq Nuri Maliki dalam salah satu usahanya untuk menyatukan umat Islam.
Galeri;
 Solat Jumaat pertama Ahlusunnah dan Syiah Iraq

Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Rakyat Iraq dari mazhab Sunni dan Syiah menyahut seruan Nuri Maliki untuk solat Jumaat bersama-sama dalam rangka penyatuan umat. Solat Jumaat bersejarah ini dihadiri oleh jemaah dari kedua-dua mazhab besar dalam Islam tersebut. 

 Solat Jumaat pertama Ahlusunnah dan Syiah Iraq



Ayatullah Makarim Syirazi;
 Perpecahan merupakan pergerakan musuh

Ayatullah Makarim Syriazi menegaskan bahawa perpecahan dan perselisihan merupakan gerakan musuh: "Musuh memperjudi jiwa umat Islam dengan berbagai komplot dan mewujudkan perpecahan." 

 Perpecahan merupakan pergerakan musuh

Agensi Berita Ahlul Bait (ABNA.co) - Ayatullah Makarim Syirazi berkata, "Islam banyak berpesan tentang kejiranan dan hubungan antara satu sama lain di kalangan mereka." Beliau menyatakan demikian ketika berbincang mengenai hubungan persaudaraan Iran dan Azerbaijan dalam pertemuannya bersama Syeikhul Islam Syukurpa Shazade, ketua pentadbiran umat Islam Caucasus dan Azerbaijan.

Beliau juga menegaskan betapa pentingnya negara-negara jiran menyedari rancangan musuh. "Kita tidak boleh membiarkan musuh membuat jurang antara kita, termasuklan mewujudkan prasangka buruk dan salah faham antara kita," ujar beliau.

Ayatullah Makarim Syirazi menerangkan bahawa umat Islam hendaklah mengingatkan hukum persaudaraan sesama mereka walau pun tinggal berjauhan antara Timur dan Barat, "Al-Quran dan ayat"Sesungguhnya kaum beriman adalah bersaudara" menjelaskan tentang persaudaraan sambil menegaskan sekiranya saudara-saudara umat Islam berpecah belah, mereka hendaklah segera berdamai."

Marji' Taqlid ini berkata kepada Syeikhul Islam, "Menurut apa yang kami dengar, anda yang berada di wilayah Caucasus dan Azerbaijan merupakan tokoh berpengaruh dan mampu bertindak untuk menggagalkan kegiatan musuh, begitu juga menyelesaikan masalah yang ada. Memang meyakinkan bahawa kunjungan ini akan menjadi sebuah persaudaraan yang amat mendalam antara kita, Azerbaijan dan wilayah Caucasus.

Tambah beliau lagi, "Berikanlah tarbiyah dengan kedudukan yang anda miliki, sehingga umat Islam menjadi bebas dan dapat melaksanakan program Islamik; ini disebabkan semakin mereka babas dalam melaksanakan program keagamaan, maka hubungan mereka dengan kerajaan semakin erat.

"Saya usulkan kepada presiden Azerbaijan agar memudahkan urusan rakyat dan membebaskan beberapa individu yang berada dalam penjara. Ini bakal memberikan kesan yang baik di kalangan rakyat di sana, begitu juga kesan terhadap negara jiran.

"Kami berusaha mempertimbangkan agar kebimbangan-kebimbangan antara dua jiran ini dapat disingkirkan dan persaudaraan dikukuhkan, ini akan memberikan faedah kepada kedua-dua negara, begitu juga faedah kepada Islam dan umat Islam," tutur beliau.

Syeikhul Islam Syukurpa Shazade pula menceritakan keadaan umat Islam di wilayah Caucasus dan Azerbaijan sepanjang pertemuan tersebut.





SOLAWAT

 

1 comment:

  1. alhamdulillah kalau umat islam bersatu, semoga bisa bertahan terus sampai zionis lari dari bumi palestina..

    ReplyDelete